Artikel

Jumlah Investor Terus Bertambah, Ini 6 Strategi Untuk Menjadi Investor yang Berkualitas

author
Content Management
author
27 Agustus 2024
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Hai, Sobat Makmur! Pasar modal saat ini masih menjadi pilihan investor untuk mendapatkan keuntungan dan passive income. Hal ini tercermin dari terus bertambahnya jumlah investor pasar modal di tanah air dari waktu ke waktu. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai strategi untuk menjadi investor yang berkualitas di tengah masifnya jumlah investor. Pastinya, artikel ini akan berguna untuk kamu terapkan dalam berinvestasi, khususnya berinvestasi reksa dana. Yuk disimak!

Jumlah Investor Pasar Modal Terus Bertambah

Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia, jumlah investor pasar modal di Indonesia mencapai 13,34 juta Single Investor Identification (SID) hingga Juli 2024. Angka tersebut tumbuh 2,05% dari jumlah investor pasar modal periode Juni 2024 yang sebesar 13,07 juta investor. Investor individu masih mendominasi, yakni mencapai 13,30 juta investor pada Juli 2024. Berdasarkan demografinya, sebanyak 62,08% dari total investor berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 37,92% investor berjenis kelamin perempuan. Jika berdasarkan jenjang pendidikan, mayoritas investor didominasi oleh investor dengan pendidikan tamat SMA ke bawah, yakni 53,52%, disusul oleh investor dengan pendidikan sarjana sebanyak 25,63%. Sementara berdasarkan klasifikasi pekerjaan, sebanyak 33,27% investor berprofesi sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, dan guru, disusul investor yang berprofesi sebagai pelajar sebanyak 24,97% dan pengusaha sebanyak 16,95%. Saat ini, investor pasar modal di Indonesia masih didominasi oleh investor dengan usia di bawah 30 tahun, yakni mencapai 55,20%. Disusul investor berusia 31-40 tahun sebanyak 24,18% dan investor dengan usia 41-50 tahun sebesar 11,92%.

Merujuk data KSEI, dari 13,34 juta investor yang teridentifikasi SID, sebanyak 12,57 juta investor berinvestasi di instrumen reksa dana. Sebanyak 5,84 juta investor berinvestasi di instrumen saham dan surat berharga lainnya, dan sebanyak 1,12 juta investor berinvestasi di instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

Naiknya jumlah investor pasar modal dari waktu ke waktu menandakan prospek pasar modal Indonesia masih cukup baik. Ada beberapa faktor yang membuat jumlah investor terus naik. Pertama, akses ke pasar modal yang semakin mudah akibat perkembangan teknologi. Kedua, instrumen investasi yang bervariasi, mulai dari saham, reksa dana, SBN, hingga produk derivatif. Ketiga, iklim investasi di Indonesia yang kondusif sehingga investor masih berekspektasi untuk mendapat return yang optimal di pasar modal.

Menjadi Investor yang Berkualitas

Di tengah masifnya pertumbuhan investor, tentunya Sobat Makmur harus memiliki sejumlah strategi agar menjadi investor yang berkualitas. Berikut sejumlah tips dan strategi yang bisa kamu terapkan saat berinvestasi.

1. Menetapkan Target Investasi Secara Jelas dan Spesifik

Sebelum mulai berinvestasi, kamu harus membuat tujuan dan target finansial. Jika diibaratkan perjalanan, sebelum berangkat kamu pasti harus menentukan tempat tujuan yang kamu tuju. Penetapan target ini akan membuat rencana investasi kamu bisa terarah. Target yang dipasang juga harus jelas dan spesifik. Misal, kamu berinvestasi dengan tujuan untuk membayar uang muka kredit pemilikan rumah (KPR), untuk biaya pernikahan, atau untuk biaya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di tahun depan. Adanya target yang jelas membuat kamu akan selalu fokus pada tujuan tersebut. Jadi, kamu tidak akan mencairkan dana atau menggunakan dana investasi untuk tujuan lain.

2. Berinvestasi Menggunakan Sumber Dana yang Jelas

Dana atau modal menjadi salah satu komponen penting dalam berinvestasi. Sebab, besaran jumlah dana yang kamu punya akan menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam memulai berinvestasi. Pastikan kamu berinvestasi dengan menggunakan uang dingin atau cold money. Uang dingin adalah uang atau dana yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat, baik untuk keperluan primer maupun untuk keadaan darurat. Uang dingin bisa berasal dari sisa gaji bulanan, bonus atau tunjangan yang penyisihannya sudah menghitung anggaran untuk keperluan sehari-hari. Uang dingin juga bisa berasal dari pendapatan pasif alias passive income. 

3. Melakukan Riset Mendalam

Sebelum berinvestasi, ada baiknya kamu melakukan riset untuk memahami cara kerja dan aspek fundamental instrumen investasi tersebut. Dengan melakukan riset, maka kamu bisa membedah seluk beluk dari instrumen investasi, seperti bagaimana kinerjanya dalam periode waktu tertentu, bagaimana perbandingannya dengan instrumen sejenis, dan bagaimana risiko yang terkandung di dalamnya. Misal, jika kamu berencana membeli reksa dana, kamu bisa membaca prospektus dan fund fact sheet yang dirilis oleh Manajer Investasi (MI) sebagai acuan dan dasar riset yang kamu lakukan. Di dalam fund fact sheet, kamu akan melihat sejumlah indikator yang nantinya bisa dijadikan sebagai acuan dalam membeli reksa dana, seperti kinerja historis, komposisi portofolio, persentase top holding, hingga persentase keuntungan investasi. Kamu juga bisa menerapkan prinsip second-level thinking ala Howard Marks, superinvestor pendiri Oaktree Capital Management. Prinsip ini bisa dijelaskan sebagai mengambil pertimbangan yang lebih berhati-hati dalam keputusan investasi.

4. Menghindari Sifat FOMO

Apabila riset yang kamu lakukan sudah benar, maka kamu akan terhindar dari sifat ikut-ikutan alias fear of missing out (FOMO). Dalam konteks finansial, FOMO sering kali muncul ketika kamu merasa tertinggal oleh tren investasi yang sedang populer. Misalnya, saat melihat orang lain memperoleh keuntungan besar dari instrumen investasi tertentu, kamu mungkin tergoda untuk ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan risiko dan dampaknya dalam jangka panjang. Dalam berinvestasi, investor harus jeli dan sabar dalam mencari aset yang bervaluasi murah. Menurut investor dan pendiri Baupost Group Seth Klarman, tantangan yang dihadapi oleh seorang investor adalah beradaptasi dengan volatilitas pasar dan menghindari melakukan penjualan ketika harga saham/aset sedang turun.

5. Diversifikasi Aset Jadi Kunci

Kamu pasti tidak asing dengan pepatah “jangan menaruh seluruh asetmu dalam satu keranjang”. Kalimat bijak tersebut menyarankan untuk melakukan strategi diversifikasi dalam berinvestasi. Diversifikasi portofolio merupakan salah satu kunci untuk meminimalkan risiko dan mendapatkan keuntungan yang lebih optimal. Strategi diversifikasi ini terbukti sukses diterapkan oleh sejumlah superinvestor kenamaan dunia, salah satunya David Tepper. David Tepper merupakan pendiri Appaloosa Management, salah satu perusahaan aset manajemen terbesar di dunia.

6. Memilih Instrumen Investasi yang Tepat

Agar dana yang kamu investasikan bekerja dengan optimal, kamu perlu memilih instrumen investasi yang tepat. Diantara banyaknya instrumen investasi, reksa dana menjadi salah satu instrumen yang menarik dan menjanjikan. Salah satu kelebihan reksa dana adalah adanya MI yang akan mengelola dana secara profesional, sehingga kamu tidak perlu repot mengelola portofoliomu sendiri. Selain itu, sentimen pemangkasan suku bunga saat ini juga mendukung kinerja portofolio reksa dana, terutama reksa dana berbasis obligasi seperti reksa dana pendapatan tetap.

Nah, Sobat Makmur, setelah membaca artikel ini, pastinya kamu sudah semakin mantap untuk menjadi investor yang berkualitas di tengah pesatnya pertumbuhan jumlah investor. Pastinya, tips ini bisa kamu terapkan dalam berinvestasi, khusunya berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Untuk memaksimalkan kinerja portofolio, kamu juga bisa membeli reksa dana pilihan dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.


Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.

Link: Promo-Promo di Makmur

Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:

Website: Makmur.id


Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Apakah Debt to Equity Ratio Emiten Favorit Anda Sudah Ideal? Ini Cara Ceknya

Key Takeaways: Ketika berinvestasi saham, memahami kesehatan keuangan suatu perusahaan sangat penting sebelum Anda memutuskan untuk membeli sahamnya. Salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur struktur permodalan perusahaan adalah Debt to Equity Ratio atau DER. Rasio ini menunjukkan seberapa besar proporsi utang terhadap ekuitas yang dimiliki suatu emiten. Lantas, bagaimana cara Anda mengecek apakah […]

author
Content Management
calendar
27 Agustus 2025
Artikel

FTSE Russell Umumkan Rebalancing Indeks September 2025, DSSA Masuk Large Cap, BDMN Keluar dari Indeks Mid Cap

Key Takeaways: FTSE Russell, lembaga global penyusun indeks saham, merilis hasil semi-annual review untuk Global Equity Index Series (GEIS) edisi September 2025. Perubahan komposisi indeks akan efektif setelah penutupan perdagangan 19 September 2025 dan berlaku mulai 22 September 2025. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas detail perubahan indeks FTSE Russell untuk pasar Indonesia, saham-saham yang […]

author
Content Management
calendar
26 Agustus 2025
Artikel

Cara Membaca Arah Kebijakan Moneter dari Data M2 Money Supply Indonesia

Key Takeaways: M2 atau uang beredar adalah indikator penting dalam sistem moneter suatu negara. Di Indonesia, M2 mencakup uang kartal dan giral (M1), ditambah dengan simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah serta valuta asing di bank umum. Data ini diterbitkan secara rutin oleh Bank Indonesia dan menjadi salah satu tolok ukur dalam menilai arah kebijakan […]

author
Content Management
calendar
25 Agustus 2025
Artikel

Reksa Dana Terproteksi: Cara Pembelian, Pencairan, dan Potensi Imbal Hasilnya

Key Takeaways: Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di Indonesia karena kemudahan akses dan variasi produknya. Di antara berbagai jenis reksa dana, reksa dana terproteksi (RDT) dapat menjadi pilihan terutama bagi Anda yang menginginkan proteksi modal pada saat jatuh tempo dengan potensi imbal hasil tetap.  Sebagian besar portofolio reksa dana terproteksi ditempatkan […]

author
Content Management
calendar
22 Agustus 2025
Artikel

RAPBN 2026 Targetkan Pendapatan Rp3.148 Triliun, Kurs Rupiah Rp16.500/US$ Jadi Sorotan

Key Takeaways: Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 baru saja dipublikasikan, yang memuat target pendapatan, belanja, dan defisit yang mencerminkan strategi fiskal pemerintah di tengah dinamika ekonomi global. Pendapatan negara ditargetkan naik, belanja pemerintah pusat meningkat dan transfer ke daerah menurun. Di sisi lain, asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS menjadi sorotan. Dalam […]

author
Content Management
calendar
22 Agustus 2025
Artikel

Reksa Dana Terproteksi vs Reksa Dana Konvensional, Apa Saja Perbedaannya?

Key Takeaways: Reksa dana menjadi salah satu instrumen yang banyak dipilih oleh investor karena kemudahan dan fleksibilitasnya. Selain reksa dana konvensional seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran, ada juga reksa dana terproteksi (RDT) yang memberikan perlindungan pokok investasi. Mengetahui perbedaan karakteristik keduanya akan memudahkan Anda […]

author
Content Management
calendar
20 Agustus 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.