Hai, Sobat Makmur! Meraih keuntungan tentu menjadi tujuan kamu dalam berinvestasi. Salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan dalam berinvestasi adalah portofoliomu berkinerja baik. Nah, untuk mengetahui apakah investasimu berkinerja baik, kamu pasti membutuhkan suatu tolok ukur alias benchmark. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai komponen benchmark dalam reksa dana, mulai dari pengertian hingga penerapannya dalam berinvestasi. Yuk disimak!
Benchmark merupakan tolok ukur atau pembanding yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana. Benchmark akan menampilkan indikator/tolok ukur yang biasanya disajikan dalam periode tertentu, baik dalam periode 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, sejak awal tahun alias year-to-date (YTD), satu tahun, maupun periode sejak reksa dana diluncurkan. Selain menghasilkan return positif, salah satu indikator reksa dana yang baik adalah yang kinerjanya mampu mengungguli benchmark.
Penting bagi kamu untuk membandingkan kinerja reksa dana dengan benchmark yang relevan, sehingga kamu dapat menilai sejauh mana reksa dana tersebut berhasil mencapai target. Berikut beberapa peranan benchmark dalam investasi reksa dana:
Benchmark yang digunakan untuk setiap jenis reksa dana berbeda-beda. Untuk reksa dana saham, salah satu benchmark yang digunakan adalah Index Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Misal kamu berinvestasi reksa dana saham, maka benchmark yang dipakai adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, ada pula beberapa reksa dana yang menggunakan indeks tertentu seperti LQ45, seperti reksa dana Bahana Primavera 99. Jika kamu berinvestasi reksa dana saham syariah, maka benchmark yang digunakan adalah indeks saham syariah, misalkan Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), IDX Sharia Growth Index, dan Jakarta Islamic Index (JII).
Untuk reksa dana pendapatan tetap, benchmark yang digunakan adalah indeks obligasi. Indeks obligasi yang digunakan bisa bermacam-macam, seperti Infovesta Fixed Income Fund Index (IFIF) dan Infovesta Sharia Fixed Income Fund Index untuk reksa dana berbasis syariah. Salah satu indeks yang sering digunakan sebagai benchmark reksa dana pendapatan tetap adalah indeks obligasi yang dikembangkan oleh PT Infovesta Utama.
Untuk reksa dana pasar uang, benchmark yang digunakan adalah rata-rata bunga deposito. Sedangkan reksa dana campuran menggunakan benchmark kombinasi antara indeks saham, indeks obligasi, maupun bunga deposito, dimana benchmark yang digunakan tergantung dari komposisi top holding dan strategi pengelolaan reksa dana.
Setelah melihat penjelasan dan fungsi dari benchmark, Makmur akan mengajak kamu melihat contoh benchmark pada reksa dana. Informasi mengenai benchmark bisa kamu lihat pada fund fact sheet. Salah satu contohnya pada fund fact sheet reksa dana Bahana Primavera 99 per 31 Juli 2024.

Pada fund fact sheet di atas diketahui bahwa kinerja reksa dana Bahana Primavera 99 mampu mengungguli benchmark atau tolok ukurnya, yakni Indeks LQ45. Misal dalam tiga tahun ke belakang, kinerja reksa dana Bahana Primavera 99 menghasilkan return 23,02%, mengalahkan return benchmark (LQ45) yang hanya 11,02%.
Kemudian, contoh lainnya adalah Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) mengacu pada fund fact sheet tertanggal 28 Juni 2024, dimana reksa dana ini menggunakan Infovesta Sharia Fixed Income Fund Index sebagai benchmark.

Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) mampu mengungguli benchmark-nya, dalam hal ini adalah Infovesta Sharia Fixed Income Fund Index. Dalam kurun waktu 3 tahun, reksa dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) mampu menghasilkan return 21,94%, lebih tinggi dari return yang dihasilkan Infovesta Sharia Fixed Income Fund Index yakni hanya 10.22%.
Nah, Sobat Makmur, dari penjelasan di atas kamu bisa menyimpulkan pentingnya membandingkan benchmark sebelum membeli reksa dana. Namun perlu diingat, sebelum berinvestasi kamu harus menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di aplikasi Makmur! Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Memahami bagaimana suatu aset dinilai merupakan langkah krusial sebelum Anda mengambil keputusan finansial. Salah satu model yang banyak digunakan untuk menghitung nilai wajar sebuah aset investasi adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model penilaian CAPM ini memberikan pendekatan kuantitatif dalam menghubungkan risiko dan imbal hasil yang diharapkan dari suatu aset. CAPM pertama kali […]
Key Takeaways: Investasi jangka panjang adalah strategi yang sering digunakan oleh investor untuk meraih pertumbuhan aset yang stabil dalam periode yang cukup lama, biasanya lebih dari lima tahun. Salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan investasi jangka panjang adalah alokasi aset yang optimal. Alokasi aset adalah strategi yang digunakan untuk membagi dana investasi ke dalam […]
Key Takeaways: Risiko dan imbal hasil merupakan dua faktor yang dipertimbangkan saat berinvestasi. Untuk membantu Anda dalam menyeimbangkan dua elemen tersebut, lahirlah berbagai teori dan pendekatan analisis portofolio. Salah satu yang paling berpengaruh adalah teori portofolio optimal yang dikembangkan oleh Harry Markowitz. Ia meraih penghargaan Nobel Ekonomi pada tahun 1990 atas kontribusinya dalam mengembangkan teori […]
Key Takeaways: Ketika berinvestasi saham, pengambilan keputusan yang bijak memerlukan pendekatan berbasis data dan analisis yang mendalam. Maka dari itu, konsep Net Present Value (NPV) digunakan investor untuk menilai apakah sebuah investasi menguntungkan atau tidak, dengan cara menghitung seluruh arus kas di masa depan, lalu mengubahnya ke nilai saat ini. Dengan memahami konsep ini, Anda […]
Key Takeaways: Investor seringkali dihadapkan pada pilihan yang memiliki risiko ketika berinvestasi saham. Untuk mengantisipasi hal ini, Anda perlu menerapkan risk reward ratio (RR) sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih bijak. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh para trader dan investor profesional seperti Van K. Tharp, yang dikenal sebagai salah satu ahli […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi, portofolio Anda mungkin pernah mengalami fase naik dan turun, fluktuasi ini merupakan bagian dari dinamika pasar dan di sinilah perhitungan downside risk berperan penting, karena dengan mengukurnya Anda dapat lebih siap dalam menghadapi potensi kerugian yang akan terjadi kembali di masa depan. Selain downside risk, ada pula indikator penting lainnya yang […]