Sobat Makmur, pernahkah kamu mendengar kalimat “Uang bekerja untuk kita?” Kalimat tersebut erat kaitannya dengan konsep passive income. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai passive income, mulai dari konsep passive income hingga kiat berinvestasi untuk memaksimalkan passive income. Yuk disimak!
Passive income bermakna penghasilan yang didapatkan secara pasif, yakni aset/kekayaan yang didapatkan dari aktivitas lain selain bekerja secara aktif. Sederhananya, passive income adalah penghasilan tambahan di luar pendapatan gaji/upah dari pekerjaan utama. Aliran pendapatan akan terus berlanjut secara rutin dari passive income tanpa memerlukan partisipasi aktif. Sehingga, passive income memiliki konsep uang yang bekerja untuk kita atau your money work for you.
Ada beberapa alasan pentingnya memiliki passive income:
Secara konvensional, passive income bisa didapatkan dari menyewakan properti, kemitraan terbatas, bisnis waralaba (franchise), atau bisnis lainnya. Namun seiring perkembangan zaman, passive income bisa didapatkan dengan cara berinvestasi. Nah, agar dana yang diinvestasikan dapat bekerja secara maksimal, Sobat Makmur perlu memperhatikan hal-hal berikut.
Pertama, berinvestasi menggunakan uang dingin. Uang dingin atau cold money adalah uang yang tidak aktif digunakan, dalam artian tidak akan digunakan dalam waktu dekat untuk membayar kebutuhan konsumsi primer. Jadi, pastikan uang yang digunakan adalah uang yang menganggur dan tidak digunakan untuk membiayai keperluan. Jangan sampai berhutang kepada pihak ketiga untuk berinvestasi karena akan ada beban bunga dan adanya potensi fluktuasi pada kinerja investasi.
Kedua, mengidentifikasi risiko. Setiap instrumen pasti memiliki risiko masing-masing. Keuntungan atau return dan risiko investasi saling berkaitan. Bila instrumen investasi memiliki return besar, maka risikonya akan lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. Sehingga, pastikan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko (risk profile), apakah profil risiko konservatif (rendah), profil risiko moderat (menengah),atau profil risiko agresif (tinggi).
Ketiga, memilih instrumen investasi yang tepat. Untuk mendapatkan passive income yang optimal, kamu perlu mengandalkan instrumen investasi yang tepat, sehingga dana yang dialokasikan akhirnya akan menghasilkan return maksimal. Diantara banyaknya instrumen investasi, reksa dana menjadi salah satu instrumen yang menarik dan menjanjikan.
Salah satu kelebihan reksa dana adalah adanya manajer investasi (MI) yang akan mengelola dana secara profesional, sehingga kamu tidak perlu repot mengelola portofoliomu sendiri. Dengan berinvestasi reksa dana, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan nilai investasi pada reksa dana tersebut. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan keuntungan lain berupa dividen. Tentunya, dividen tersebut bisa memberi passive income selain dari potensi kenaikan nilai unit penyertaan.
Biasanya bentuk dividen yang dibagikan kepada nasabah adalah dalam bentuk unit penyertaan. Kamu akan mendapatkan tambahan jumlah unit reksa dana yang kamu miliki. Nantinya, tambahan unit ini secara otomatis akan meningkatkan jumlah total unit yang kamu miliki dalam reksa dana tersebut. Namun, ada juga reksa dana yang membagikan dividen dalam bentuk tunai yang akan langsung ditransfer ke rekeningmu.
Lalu, bagaimana cara mengetahui reksa dana yang membagikan dividen? Caranya, kamu bisa melihat prospektus yang diterbitkan oleh manajer investasi. Dalam prospektus tertuang bagian yang membahas pembagian hasil investasi (PHI). Kamu juga bisa melihat riwayat dan kebijakan pembagian dividen dalam fund fact sheet. Di sana, kamu bisa melihat apakah reksa dana tersebut rutin memberikan dividen, seberapa besar dividen yang dibagikan, dan dalam bentuk apa dividen tersebut diberikan.
Sebagai contoh pembagian dividen dalam bentuk unit penyertaan, yakni dalam fund fact sheet dari reksa dana pendapatan tetap Syailendra Pendapatan Total Return Kelas A per 28 Juni 2024.
Berdasarkan fund fact sheet tersebut, kamu bisa melihat jadwal dan bentuk dari pembagian dividen yang berupa unit penyertaan. Jadi, passive income yang didapatkan tidak hanya melalui pertumbuhan kinerja reksa dana saja, tetapi juga bisa dari dividen yang dibagikan reksa dana tersebut.
Jika kamu tertarik membeli reksa dana yang membagikan dividen, kamu bisa membelinya melalui aplikasi Makmur. Sebab, Makmur menyediakan sejumlah reksa dana yang membagikan dividen yang telah disesuaikan dengan profil risiko. Berikut daftar reksa dana pembagi dividen berdasarkan klasifikasi risiko.
3. Batavia Dana Obligasi Ultima
4. BNI-AM Dana Pendapatan Tetap Syariah Ardhani
5. BNI-AM Short Duration Bonds Index Kelas R1
7. Eastspring Investments Yield Discovery Kelas A
9. Insight Renewable Energy Fund
10. Sucorinvest Monthly Income Fund
11. Syailendra Pendapatan Total Return Kelas A
12. Trimegah Fixed Income Plan
13. Trimegah Fixed Income Plan Syariah
14. Sucorinvest USD Balanced Fund
Kamu bisa dengan mudah memilih reksa dana yang membagikan dividen lewat aplikasi Makmur, berikut langkahnya:
Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur. Namun perlu diingat, sebelum berinvestasi kamu harus menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di aplikasi Makmur!
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website:Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Di tengah ketidakpastian global, kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menjadi sorotan pasar. Trump secara resmi mengonfirmasi telah menandatangani surat berisi pemberlakuan tarif ekspor terhadap 12 negara mitra dagang. Surat tersebut dijadwalkan dikirim hari ini, Senin (7/7), dan menjadi penanda berakhirnya masa negosiasi tarif yang diberikan AS sejak April lalu. […]
Key Takeaways: Stock split atau pemecahan jumlah saham merupakan salah satu tindakan korporasi yang dilakukan oleh sebuah emiten. Meskipun jumlah saham yang dimiliki investor bertambah, nilai total investasi tetap tidak berubah. Tidak jarang, stock split menarik perhatian investor karena bisa berdampak pada pergerakan harga saham. Sebagai contoh, pada Januari 2025 perusahaan kontraktor batu bara PT […]
Key Takeaways: Langkah pemerintah untuk mendorong transformasi ekonomi nasional kini mulai terealisasi melalui peran aktif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga yang baru dibentuk pada awal 2024 ini telah menyalurkan pendanaan ke sejumlah perusahaan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas sejumlah langkah strategis yang tengah dijalankan […]
Key Takeaways: Memasuki semester II-2025, pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Sebanyak tujuh perusahaan dari berbagai sektor akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Juli 2025, membuka peluang investasi di sektor-sektor strategis seperti alat kesehatan, logistik, angkutan laut, edukasi, hingga distribusi produk telekomunikasi. Dalam artikel […]
Key Takeaways: Di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil, pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kekhawatiran pasar. Trump mengisyaratkan tidak akan memperpanjang jeda tarif impor yang dijadwalkan berakhir pada 9 Juli 2025. Keputusan ini dinilai berpotensi memicu ketegangan perdagangan dan berdampak terhadap perekonomian negara-negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Dalam […]
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri keuangan syariah, termasuk di sektor pasar modal. Salah satu produk investasi syariah yang terus berkembang adalah reksa dana syariah, yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah, bebas dari unsur riba dan spekulasi. Berdasarkan data Infovesta per 24 juni 2025, total dana kelolaan […]