Hai, Sobat Makmur! Dalam dunia investasi, memahami dinamika kebijakan moneter sangat penting agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat. Dua istilah yang sering muncul dan memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan adalah hawkish dan dovish. Kamu mungkin pernah mendengarnya, tapi sudahkah kamu benar-benar memahami apa arti keduanya dan bagaimana dampaknya terhadap investasi?
Istilah hawkish dan dovish digunakan untuk menggambarkan pendekatan yang diambil oleh bank sentral dalam menjalankan kebijakan moneternya.
Bank sentral, seperti Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat, secara berkala menyesuaikan arah kebijakan moneternya dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.
Dalam situasi tertentu, mereka dapat bersikap hawkish, yaitu lebih agresif dalam menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Sebaliknya, ketika pertumbuhan ekonomi melambat atau risiko resesi meningkat, mereka cenderung mengambil sikap dovish dengan menurunkan suku bunga atau melonggarkan kebijakan moneter guna mendorong aktivitas ekonomi.
Perbedaan antara hawkish dan dovish terletak pada tujuan kebijakan, cara pelaksanaannya, serta dampaknya terhadap perekonomian. Hawkish menekankan pentingnya pengendalian inflasi sebagai prioritas utama. Untuk itu, bank sentral biasanya akan menaikkan suku bunga dan mengurangi jumlah uang yang beredar agar daya beli masyarakat menurun dan inflasi dapat ditekan. Pendekatan ini umumnya diambil saat inflasi mulai meningkat dan dikhawatirkan mengganggu stabilitas ekonomi.
Sementara itu, dovish lebih berfokus pada upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Dalam pendekatan ini, bank sentral cenderung menurunkan suku bunga serta meningkatkan likuiditas untuk mendorong konsumsi dan investasi. Pendekatan dovish biasanya diterapkan saat ekonomi mengalami perlambatan atau berada dalam ancaman resesi.
Kedua pendekatan tersebut juga memiliki risiko masing-masing. Hawkish berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengangguran, sedangkan dovish berisiko mendorong inflasi yang berlebihan dan melemahkan nilai tukar mata uang. Oleh karena itu, bank sentral harus berhati-hati dalam menentukan sikap kebijakan yang tepat sesuai kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.
Pemahaman tentang hawkish dan dovish sangat penting bagi sobat Makmur yang ingin mengoptimalkan strategi investasi. Berikut dampak kedua kondisi tersebut pada berbagai kelas aset:
Saham
Hawkish yang ditandai dengan kenaikan suku bunga, cenderung meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan. Hal ini dapat menekan laba dan berdampak negatif terhadap harga saham, terutama saham-saham di sektor pertumbuhan yang sensitif terhadap perubahan suku bunga. Sebaliknya, dovish yang mendorong suku bunga rendah akan meningkatkan investasi dan konsumsi, memperkuat pendapatan perusahaan, dan mendorong kenaikan harga saham.
Obligasi
Dalam kondisi hawkish, kenaikan suku bunga menyebabkan harga obligasi yang telah diterbitkan sebelumnya turun karena obligasi baru menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dan lebih menarik. Sebaliknya, ketika dovish mendominasi dan suku bunga menurun, harga obligasi yang ada akan naik karena obligasi baru menawarkan imbal hasil lebih rendah dibandingkan obligasi yang telah ada.
Berikut beberapa strategi investasi yang bisa kamu pertimbangkan berdasarkan sikap kebijakan bank sentral:
Dalam Kondisi Hawkish
Dalam Kondisi Dovish
Memahami perbedaan dan dampak dari hawkish dan dovish sangat penting untuk membantu kamu menavigasi pasar keuangan yang dinamis. Kebijakan moneter bank sentral berpengaruh besar terhadap suku bunga, nilai tukar mata uang, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Dengan pemahaman ini, kamu bisa menyesuaikan strategi investasi secara tepat, mengurangi risiko, dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Jangan lupa untuk selalu memantau pernyataan dan kebijakan terbaru dari bank sentral sebagai sinyal perubahan hawkish atau dovish yang dapat mempengaruhi pasar. Sebagai investor, memahami keduanya bisa membantu dalam membuat keputusan yang lebih cerdas dan terencana.
Untuk kamu yang ingin berinvestasi dengan strategi yang sesuai arah kebijakan moneter, yuk, gunakan aplikasi Makmur! Dalam kondisi hawkish, saat suku bunga naik dan pasar cenderung lebih volatil, Reksa Dana Pasar Uang bisa menjadi pilihan yang relatif lebih aman.
Berdasarkan data per tanggal 04 Juni 2025, Avrist Ada Liquid Syariah memiliki imbal hasil yang cukup baik dalam 1 tahun terakhir, di angka 5.76%. Memiliki risiko yang relatif rendah dan likuiditas tinggi, reksa dana ini cocok bagi kamu, seorang investor yang mencari stabilitas.
Di sisi lain, dalam kondisi dovish ketika suku bunga menurun dan likuiditas pasar meningkat, kamu bisa mempertimbangkan Reksa Dana Saham, jenis reksadana ini berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi karena pasar saham biasanya menguat saat biaya pinjaman rendah dan pertumbuhan ekonomi membaik. Namun perlu dicermati, Reksa Dana Saham lebih cocok untuk investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang.
Di Makmur kamu bisa membeli Reksa Dana Saham dengan kinerja cukup baik, salah satunya seperti Bahana Icon Syariah Kelas G. Berdasarkan data per 04 Juni 2025, Reksa Dana Saham Bahana Icon Syariah Kelas G mencatatkan pertumbuhan positif dalam 5 tahun terakhir di angka 30,88%.
*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.
Di Makmur, kamu bisa mulai berinvestasi sesuai dengan tujuan dan profil risikomu. Tersedia beragam pilihan produk investasi, termasuk lebih dari 100 produk reksa dana pilihan seperti reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
Manfaatkan juga berbagai promo menarik di Makmur untuk mendukung perjalanan investasimu.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui tautan di bawah ini dan jangan lupa beri ulasan terbaikmu setelah mencoba.
Kalau kamu lebih nyaman berinvestasi lewat laptop atau komputer, Makmur juga bisa diakses melalui situs web. Klik tautan berikut untuk mulai:
Selain itu, kamu bisa memperluas wawasan seputar investasi dan keuangan dengan membaca artikel menarik di situs resmi Makmur. Klik tautannya di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Pada 20 Agustus 2025 lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), yang kini menjadi 5,00%, setelah sebelumnya BI juga memangkas suku bunga di tahun ini sebanyak tiga kali per Juli 2025, di mana pada bulan tersebut ada pemangkasan sebesar 25 bps dari 5,50% menjadi 5,25%. Keputusan […]
Key Takeaways: Istilah safe haven dalam investasi merujuk pada aset yang dianggap mampu mempertahankan nilainya atau bahkan mengalami kenaikan ketika pasar keuangan mengalami gejolak. Selama ini, aset emas sering disebut sebagai aset safe haven karena kemampuannya mempertahankan nilai saat pasar mengalami ketidakpastian. Namun, apakah benar hanya emas yang pantas menyandang gelar tersebut? Kita akan mengulasnya […]
Key Takeaways: Kemampuan membaca dan menganalisis laporan keuangan merupakan keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh investor saham. Laporan keuangan menyajikan gambaran kondisi finansial sebuah emiten secara menyeluruh. Dengan memahami isi laporan ini, Anda sebagai seorang investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih rasional dan minim risiko. Laporan keuangan menjadi salah satu alat untuk mengukur kinerja […]
Key Takeaways: Compound Annual Growth Rate atau CAGR adalah ukuran yang digunakan untuk menghitung rata-rata pertumbuhan suatu investasi selama periode tertentu dengan asumsi keuntungan tersebut diinvestasikan kembali setiap tahun. CAGR memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja investasi dibandingkan rata-rata aritmatika biasa karena mempertimbangkan efek bunga majemuk. Fungsi CAGR dalam Investasi Jangka Panjang Sebagai investor […]
Key Takeaways: Price to Book Value (PBV) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk membandingkan harga pasar suatu saham dengan nilai buku per saham perusahaan tersebut. Rasio ini memberikan gambaran apakah suatu saham tergolong murah atau mahal dibandingkan dengan nilai aset bersih perusahaan. Secara sederhana, PBV menunjukkan berapa kali harga pasar suatu saham dihargai terhadap nilai […]
Key Takeaways: Consumer Price Index atau Indeks Harga Konsumen adalah indikator ekonomi yang mengukur perubahan rata-rata harga dari sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dari waktu ke waktu. CPI mencerminkan tingkat inflasi dalam suatu negara dan digunakan oleh pemerintah serta pelaku pasar sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan […]