Artikel

Mengenal Apa Itu Hawkish dan Dovish Serta Dampaknya Dalam Berinvestasi

author
Content Management
author
07 Juni 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Hai, Sobat Makmur! Dalam dunia investasi, memahami dinamika kebijakan moneter sangat penting agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat. Dua istilah yang sering muncul dan memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan adalah hawkish dan dovish. Kamu mungkin pernah mendengarnya, tapi sudahkah kamu benar-benar memahami apa arti keduanya dan bagaimana dampaknya terhadap investasi?

Memahami Istilah Hawkish dan Dovish

Istilah hawkish dan dovish digunakan untuk menggambarkan pendekatan yang diambil oleh bank sentral dalam menjalankan kebijakan moneternya.

  • Hawkish menggambarkan sikap yang lebih ketat dalam mengendalikan inflasi, biasanya dengan menaikkan suku bunga dan mengurangi jumlah uang beredar. Pendekatan ini bertujuan menjaga stabilitas harga agar inflasi tidak meningkat terlalu tinggi.
  • Sebaliknya, dovish menunjukkan sikap yang lebih longgar, fokus pada mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan suku bunga atau melonggarkan kebijakan moneter. Pendekatan ini biasanya diambil saat ekonomi sedang melambat atau menghadapi risiko resesi.

Bank sentral, seperti Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat, secara berkala menyesuaikan arah kebijakan moneternya dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung. 

Dalam situasi tertentu, mereka dapat bersikap hawkish, yaitu lebih agresif dalam menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Sebaliknya, ketika pertumbuhan ekonomi melambat atau risiko resesi meningkat, mereka cenderung mengambil sikap dovish dengan menurunkan suku bunga atau melonggarkan kebijakan moneter guna mendorong aktivitas ekonomi.

Perbedaan Antara Hawkish dan Dovish

Perbedaan antara hawkish dan dovish terletak pada tujuan kebijakan, cara pelaksanaannya, serta dampaknya terhadap perekonomian. Hawkish menekankan pentingnya pengendalian inflasi sebagai prioritas utama. Untuk itu, bank sentral biasanya akan menaikkan suku bunga dan mengurangi jumlah uang yang beredar agar daya beli masyarakat menurun dan inflasi dapat ditekan. Pendekatan ini umumnya diambil saat inflasi mulai meningkat dan dikhawatirkan mengganggu stabilitas ekonomi.

Sementara itu, dovish lebih berfokus pada upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Dalam pendekatan ini, bank sentral cenderung menurunkan suku bunga serta meningkatkan likuiditas untuk mendorong konsumsi dan investasi. Pendekatan dovish biasanya diterapkan saat ekonomi mengalami perlambatan atau berada dalam ancaman resesi.

Kedua pendekatan tersebut juga memiliki risiko masing-masing. Hawkish berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengangguran, sedangkan dovish berisiko mendorong inflasi yang berlebihan dan melemahkan nilai tukar mata uang. Oleh karena itu, bank sentral harus berhati-hati dalam menentukan sikap kebijakan yang tepat sesuai kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.

Dampak Hawkish dan Dovish dalam Investasi

Pemahaman tentang hawkish dan dovish sangat penting bagi sobat Makmur yang ingin mengoptimalkan strategi investasi. Berikut dampak kedua kondisi tersebut pada berbagai kelas aset:

Saham
Hawkish yang ditandai dengan kenaikan suku bunga, cenderung meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan. Hal ini dapat menekan laba dan berdampak negatif terhadap harga saham, terutama saham-saham di sektor pertumbuhan yang sensitif terhadap perubahan suku bunga. Sebaliknya, dovish yang mendorong suku bunga rendah akan meningkatkan investasi dan konsumsi, memperkuat pendapatan perusahaan, dan mendorong kenaikan harga saham.

Obligasi

Dalam kondisi hawkish, kenaikan suku bunga menyebabkan harga obligasi yang telah diterbitkan sebelumnya turun karena obligasi baru menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dan lebih menarik. Sebaliknya, ketika dovish mendominasi dan suku bunga menurun, harga obligasi yang ada akan naik karena obligasi baru menawarkan imbal hasil lebih rendah dibandingkan obligasi yang telah ada.

Strategi Investasi Sesuai Kebijakan Moneter

Berikut beberapa strategi investasi yang bisa kamu pertimbangkan berdasarkan sikap kebijakan bank sentral:

Dalam Kondisi Hawkish

  • Kurangi eksposur terhadap aset yang berisiko tinggi, terutama saham pertumbuhan yang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga.
  • Fokus pada saham sektor defensif seperti utilitas dan barang kebutuhan pokok yang cenderung stabil meski ekonomi melambat. Kamu juga bisa fokus pada aset relatif rendah seperti deposito ataupun mata uang dengan kinerja yang baik.
  • Evaluasi kembali portofolio untuk mengurangi risiko penurunan harga akibat suku bunga yang naik.

Dalam Kondisi Dovish

  • Tingkatkan eksposur pada saham pertumbuhan dan sektor siklikal seperti teknologi dan konsumen diskresioner yang diuntungkan oleh suku bunga rendah.
  • Pertimbangkan investasi saham dengan sektor tertentu untuk memanfaatkan potensi kenaikan harga akibat penurunan suku bunga.
  • Diversifikasi portofolio dengan aset yang sensitif terhadap inflasi, seperti real estate dan komoditas.

Berinvestasi saat Kondisi Hawkish dan Dovish

Memahami perbedaan dan dampak dari hawkish dan dovish sangat penting untuk membantu kamu menavigasi pasar keuangan yang dinamis. Kebijakan moneter bank sentral berpengaruh besar terhadap suku bunga, nilai tukar mata uang, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Dengan pemahaman ini, kamu bisa menyesuaikan strategi investasi secara tepat, mengurangi risiko, dan memaksimalkan potensi keuntungan.

Jangan lupa untuk selalu memantau pernyataan dan kebijakan terbaru dari bank sentral sebagai sinyal perubahan hawkish atau dovish yang dapat mempengaruhi pasar. Sebagai investor, memahami keduanya bisa membantu dalam membuat keputusan yang lebih cerdas dan terencana.

Untuk kamu yang ingin berinvestasi dengan strategi yang sesuai arah kebijakan moneter, yuk, gunakan aplikasi Makmur! Dalam kondisi hawkish, saat suku bunga naik dan pasar cenderung lebih volatil, Reksa Dana Pasar Uang bisa menjadi pilihan yang relatif lebih aman.

Berdasarkan data per tanggal 04 Juni 2025, Avrist Ada Liquid Syariah memiliki imbal hasil yang cukup baik dalam 1 tahun terakhir, di angka 5.76%. Memiliki risiko yang relatif rendah dan likuiditas tinggi, reksa dana ini cocok bagi kamu, seorang investor yang mencari stabilitas.

Di sisi lain, dalam kondisi dovish ketika suku bunga menurun dan likuiditas pasar meningkat, kamu bisa mempertimbangkan Reksa Dana Saham, jenis reksadana ini berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi karena pasar saham biasanya menguat saat biaya pinjaman rendah dan pertumbuhan ekonomi membaik. Namun perlu dicermati, Reksa Dana Saham lebih cocok untuk investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang.

Di Makmur kamu bisa membeli Reksa Dana Saham dengan kinerja cukup baik, salah satunya seperti Bahana Icon Syariah Kelas G. Berdasarkan data per 04 Juni 2025, Reksa Dana Saham Bahana Icon Syariah Kelas G mencatatkan pertumbuhan positif dalam 5 tahun terakhir di angka 30,88%.
*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.


Di Makmur, kamu bisa mulai berinvestasi sesuai dengan tujuan dan profil risikomu. Tersedia beragam pilihan produk investasi, termasuk lebih dari 100 produk reksa dana pilihan seperti reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.

Manfaatkan juga berbagai promo menarik di Makmur untuk mendukung perjalanan investasimu.

Link: Promo-Promo di Makmur

Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui tautan di bawah ini dan jangan lupa beri ulasan terbaikmu setelah mencoba.

Download Makmur

Kalau kamu lebih nyaman berinvestasi lewat laptop atau komputer, Makmur juga bisa diakses melalui situs web. Klik tautan berikut untuk mulai:

Web Aplikasi Makmur

Selain itu, kamu bisa memperluas wawasan seputar investasi dan keuangan dengan membaca artikel menarik di situs resmi Makmur. Klik tautannya di bawah ini:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Pahami Siklus Inflasi Sebelum Memilih Aset Investasi Jangka Panjang

Key Takeaways: Inflasi adalah faktor utama yang mempengaruhi perekonomian dan aset investasi yang bisa disebabkan oleh banyak hal seperti permintaan yang lebih tinggi dibandingkan pasokan, melonjaknya biaya produksi, hingga kebijakan moneter yang longgar. Fenomena inflasi biasanya ditandai kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode, yang dapat menggerus daya beli uang. Sebagai contoh, uang Rp100.000 […]

author
Content Management
calendar
24 Juli 2025
Artikel

Sore: Istri dari Masa Depan, Lalu Bagaimana dengan Masa Depan Finansial Anda?

Key Takeaways: Bagaimana jika Anda dapat bertemu dengan diri Anda sendiri dari masa depan dan diberi tahu keputusan apa yang seharusnya Anda ambil hari ini? Kira-kira, apa yang akan ia katakan? “Jaga kesehatan,” mungkin. Tapi bisa juga “Anda seharusnya mulai investasi lebih awal.” Pertanyaan tersebut menjadi inti dari film Sore: Istri dari Masa Depan, sebuah […]

author
Content Management
calendar
21 Juli 2025
Artikel

Indef Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 4,5%, Ketegangan Dagang dan Strategi Fiskal Konservatif Jadi Penyebab

Key Takeaways: Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada 2025. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 4,5%, lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,2% maupun proyeksi Bank Indonesia (BI) di kisaran 4,6%–5,4%. Pemangkasan ini mencerminkan tekanan yang belum mereda, baik dari […]

author
Content Management
calendar
18 Juli 2025
Artikel

Beberapa Rasio Keuangan yang Menjadi Indikator Penting Sebelum Berinvestasi Saham

Key Takeaways: Investasi saham menawarkan peluang dan potensi return yang cukup besar, meskipun tidak lepas dari risiko. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham dari suatu perusahaan, penting bagi Anda untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap kondisi keuangan perusahaan tersebut.  Ada beberapa rasio keuangan yang umumnya digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan sebuah emiten atau […]

author
Content Management
calendar
16 Juli 2025
Artikel

MSCI Longgarkan Aturan UMA, Saham Grup Prajogo Pangestu Masuk Evaluasi Indeks Agustus 2025

Key Takeaways: Menjelang peninjauan indeks MSCI Agustus 2025, Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi mencabut perlakuan khusus (exceptional treatment) atas tiga saham Grup Prajogo Pangestu, yakni: PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Kebijakan ini membuka peluang bagi ketiga saham tersebut untuk masuk ke dalam […]

author
Content Management
calendar
15 Juli 2025
Artikel

Instrumen Investasi yang Bisa Anda Jadikan Tempat Menaruh Dana Darurat

Key Takeaways: Dana darurat merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan keuangan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Fungsinya adalah untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau keadaan darurat lainnya. Idealnya, dana darurat disarankan berjumlah antara tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan Anda, tergantung pada kondisi pribadi dan tingkat risiko yang Anda […]

author
Content Management
calendar
12 Juli 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.