Investasi saham menawarkan peluang dan potensi return yang cukup besar, meskipun tidak lepas dari risiko. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham dari suatu perusahaan, penting bagi Anda untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Ada beberapa rasio keuangan yang umumnya digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan sebuah emiten atau perusahaan. Rasio-rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai kesehatan finansial perusahaan dan potensi keuntungan yang dapat Anda peroleh sebagai investor. Mari kita bahas beberapa rasio keuangan tersebut secara detail!
Rasio laba bersih terhadap penjualan atau Net Profit Margin menunjukkan seberapa efektif sebuah perusahaan mengelola biaya dan menghasilkan keuntungan dari pendapatannya. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total penjualan, lalu dikalikan dengan 100 untuk memperoleh persentase.
Rumus:
| Net Profit Margin = (Laba Bersih / Penjualan) × 100% |
Contoh perhitungan:
Jika sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp 2.000.000 dan penjualan sebesar Rp 10.000.000, maka Net Profit Margin-nya adalah:
Artinya, perusahaan dapat menghasilkan keuntungan sebesar 20% dari setiap rupiah yang diperoleh dari penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Rasio utang terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini penting untuk mengetahui sejauh mana perusahaan bergantung pada utang untuk menjalankan operasionalnya. DER yang terlalu tinggi bisa menunjukkan bahwa perusahaan berisiko tinggi, karena terlalu bergantung pada utang untuk membiayai aktivitasnya.
Rumus:
| Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas |
Contoh perhitungan:
Jika perusahaan memiliki total utang sebesar Rp 5.000.000 dan total ekuitas sebesar Rp 10.000.000, maka DER-nya adalah:
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa perusahaan memiliki utang setengah dari ekuitasnya. Idealnya, rasio ini tidak lebih tinggi dari 1, karena utang yang terlalu besar dapat meningkatkan risiko kebangkrutan.
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban. Rasio ini sangat penting untuk mengidentifikasi seberapa efektif perusahaan dapat menggunakan aset lancarnya untuk melunasi utang-utangnya.
Terdapat beberapa jenis rasio likuiditas, salah satu yang bisa Anda gunakan adalah Current Ratio, rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh kewajiban lancarnya dengan seluruh aset lancar yang dimiliki.
Rumus:
| Current Ratio = Aset lancar / Kewajiban Lancar |
Contoh perhitungan:
Jika perusahaan memiliki aset lancar sebesar Rp 15.000.000 dan kewajiban lancar Rp 10.000.000, maka Current Ratio-nya adalah:
Nilai Current Ratio yang ideal adalah lebih dari 1, yang menunjukkan perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya.
Rasio perputaran aset atau Asset Turnover Ratio menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi total penjualan dengan total aset.
Rumus:
| Asset Turnover Ratio = Penjualan / Total Aset |
Contoh perhitungan:
Jika sebuah perusahaan memiliki penjualan sebesar Rp 20.000.000 dan total aset sebesar Rp 50.000.000, maka rasio perputaran asetnya adalah:
Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan Rp 0,40 dari setiap Rp 1 aset yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan.
Rasio harga terhadap laba atau Price to Earnings Ratio (P/E Ratio) adalah salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk menilai valuasi saham. Rasio ini menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali investasi saham jika perusahaan terus menghasilkan laba pada tingkat saat ini.
Rumus:
| P/E Ratio = Harga Saham / Laba per Saham |
Contoh perhitungan:
Jika harga saham sebuah perusahaan adalah Rp 50.000 dan laba per sahamnya sebesar Rp 5.000, maka P/E Ratio-nya adalah:
Rasio ini menunjukkan bahwa Anda perlu menunggu sekitar 10 tahun untuk mendapatkan kembali investasi, dengan asumsi laba tetap pada tingkat yang sama. P/E Ratio yang rendah dapat menunjukkan bahwa saham tersebut terjangkau atau undervalued, sementara P/E Ratio yang tinggi bisa menunjukkan bahwa saham tersebut overvalued atau harga sahamnya terlalu tinggi.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham, penting bagi Anda untuk menganalisis berbagai rasio keuangan yang dimiliki perusahaan. Lima rasio yang telah dibahas sebelumnya, yaitu Net Profit Margin (NPM), Liquidity Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Price to Earnings (P/E) Ratio, memiliki fungsi yang saling melengkapi.
Rasio-rasio di atas membantu Anda menilai efisiensi operasional perusahaan, kemampuan membayar kewajiban perusahaan, melihat struktur permodalan, mengukur tingkat pengembalian modal pemegang saham, serta menghitung valuasi saham terhadap potensi pertumbuhannya. Agar investasi Anda optimal, pilihlah perusahaan dengan rasio keuangan yang sehat karena hal tersebut mencerminkan manajemen yang baik.
Namun, jika Anda belum memiliki waktu atau pengalaman untuk menganalisis laporan keuangan secara mendalam, reksa dana saham bisa menjadi alternatif yang layak dipertimbangkan. Dana Anda akan dikelola oleh manajer investasi profesional yang sudah mempertimbangkan faktor fundamental, termasuk analisis rasio keuangan emiten dalam portofolionya.
Anda bisa berinvestasi reksadana dengan mudah melalui platform Makmur, yang menawarkan berbagai pilihan reksadana yang bisa disesuaikan dengan profil risiko Anda. Salah satu reksadana saham di Makmur yang bisa dipertimbangkan adalah TRIM Syariah Saham, reksa dana tersebut memiliki kinerja positif selama 1 tahun terakhir, berdasarkan data per 15 Juli 2025, return-nya ada di angka 8,55%.
*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.
Di Makmur, Anda juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo June Invest dan Promo Semua Bisa Makmur.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Investor seringkali dihadapkan pada pilihan yang memiliki risiko ketika berinvestasi saham. Untuk mengantisipasi hal ini, Anda perlu menerapkan risk reward ratio (RR) sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih bijak. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh para trader dan investor profesional seperti Van K. Tharp, yang dikenal sebagai salah satu ahli […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi, portofolio Anda mungkin pernah mengalami fase naik dan turun, fluktuasi ini merupakan bagian dari dinamika pasar dan di sinilah perhitungan downside risk berperan penting, karena dengan mengukurnya Anda dapat lebih siap dalam menghadapi potensi kerugian yang akan terjadi kembali di masa depan. Selain downside risk, ada pula indikator penting lainnya yang […]
Key Takeaways: Tren penurunan suku bunga sepanjang 2025 menjadi salah satu katalis utama yang memperkuat optimisme di pasar pendapatan tetap. Setelah melakukan pemangkasan pertama pada September, The Fed diperkirakan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada Desember 2025. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 125 bps sejak awal […]
Key Takeaways: Rasio Treynor adalah salah satu metode yang digunakan oleh investor untuk mengukur kinerja investasi dengan memperhitungkan risiko. Rasio ini pertama kali diperkenalkan oleh Jack Treynor, seorang ahli teori keuangan yang berperan penting dalam pengembangan model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Rasio Treynor dipakai oleh investor yang ingin mengevaluasi apakah suatu portofolio investasi memberikan […]
Sebagai instrumen investasi yang relatif stabil, reksa dana pendapatan tetap (RDPT) menjadi salah satu pilihan utama investor di Indonesia. Hal ini tercermin dari Asset Under Management (AUM) yang mencapai Rp232,33 triliun per Oktober 2025, tertinggi di antara jenis reksa dana lainnya. Untuk memastikan kualitas reksa dana, Makmur menyeleksi RDPT dari Manajer Investasi (MI) bereputasi baik, […]
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan instrumen investasi dengan risiko relatif rendah dan likuid, sehingga cocok untuk berbagai profil investor. Reksa dana ini 100% dialokasikan ke instrumen pasar uang seperti deposito berjangka dan obligasi yang memiliki jatuh tempo < 1 tahun. Oleh karena itu, RDPU ideal untuk tujuan investasi jangka pendek, menawarkan potensi imbal hasil […]