Artikel

Beberapa Rasio Keuangan yang Menjadi Indikator Penting Sebelum Berinvestasi Saham

author
Content Management
author
16 Juli 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • Sebelum berinvestasi saham, penting untuk menganalisis rasio keuangan perusahaan.
  • Rasio Net Profit Margin mengukur seberapa efisien perusahaan menghasilkan keuntungan, sementara Debt to Equity Ratio membantu mengetahui sejauh mana perusahaan bergantung pada utang
  • Rasio Quick Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa bergantung pada persediaan, sementara Asset Turnover Ratio menilai efisiensi penggunaan aset untuk menghasilkan penjualan.
  • Rasio P/E membantu menilai valuasi saham, dengan P/E yang rendah menunjukkan saham yang mungkin undervalued dan P/E tinggi menunjukkan saham yang mungkin overvalued.

Investasi saham menawarkan peluang dan potensi return yang cukup besar, meskipun tidak lepas dari risiko. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham dari suatu perusahaan, penting bagi Anda untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap kondisi keuangan perusahaan tersebut. 

Ada beberapa rasio keuangan yang umumnya digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan sebuah emiten atau perusahaan. Rasio-rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai kesehatan finansial perusahaan dan potensi keuntungan yang dapat Anda peroleh sebagai investor. Mari kita bahas beberapa rasio keuangan tersebut secara detail!

1. Rasio Laba Bersih terhadap Penjualan (Net Profit Margin)

Rasio laba bersih terhadap penjualan atau Net Profit Margin menunjukkan seberapa efektif sebuah perusahaan mengelola biaya dan menghasilkan keuntungan dari pendapatannya. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total penjualan, lalu dikalikan dengan 100 untuk memperoleh persentase.

Rumus:

Net Profit Margin = (Laba Bersih / Penjualan) × 100%

Contoh perhitungan:

Jika sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp 2.000.000 dan penjualan sebesar Rp 10.000.000, maka Net Profit Margin-nya adalah:

  • (2.000.000 / 10.000.000) × 100% = 20%

Artinya, perusahaan dapat menghasilkan keuntungan sebesar 20% dari setiap rupiah yang diperoleh dari penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.

2. Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio utang terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini penting untuk mengetahui sejauh mana perusahaan bergantung pada utang untuk menjalankan operasionalnya. DER yang terlalu tinggi bisa menunjukkan bahwa perusahaan berisiko tinggi, karena terlalu bergantung pada utang untuk membiayai aktivitasnya.

Rumus:

Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas

Contoh perhitungan:

Jika perusahaan memiliki total utang sebesar Rp 5.000.000 dan total ekuitas sebesar Rp 10.000.000, maka DER-nya adalah:

  • 5.000.000 / 10.000.000 = 0,5

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa perusahaan memiliki utang setengah dari ekuitasnya. Idealnya, rasio ini tidak lebih tinggi dari 1, karena utang yang terlalu besar dapat meningkatkan risiko kebangkrutan.

3. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban. Rasio ini sangat penting untuk mengidentifikasi seberapa efektif perusahaan dapat menggunakan aset lancarnya untuk melunasi utang-utangnya. 

Terdapat beberapa jenis rasio likuiditas, salah satu yang bisa Anda gunakan adalah Current Ratio, rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh kewajiban lancarnya dengan seluruh aset lancar yang dimiliki.

Rumus:

Current Ratio = Aset lancar / Kewajiban Lancar

Contoh perhitungan:

Jika perusahaan memiliki aset lancar sebesar Rp 15.000.000 dan kewajiban lancar Rp 10.000.000, maka Current Ratio-nya adalah:

  • 15.000.000 / 10.000.000 = 1,5

Nilai Current Ratio yang ideal adalah lebih dari 1, yang menunjukkan perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya.

4. Rasio Perputaran Aset (Asset Turnover Ratio)

Rasio perputaran aset atau Asset Turnover Ratio menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi total penjualan dengan total aset.

Rumus:

Asset Turnover Ratio = Penjualan / Total Aset

Contoh perhitungan:

Jika sebuah perusahaan memiliki penjualan sebesar Rp 20.000.000 dan total aset sebesar Rp 50.000.000, maka rasio perputaran asetnya adalah:

  • 20.000.000 / 50.000.000 = 0,4

Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan Rp 0,40 dari setiap Rp 1 aset yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan.

5. Rasio Harga terhadap Laba (Price to Earnings Ratio)

Rasio harga terhadap laba atau Price to Earnings Ratio (P/E Ratio) adalah salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk menilai valuasi saham. Rasio ini menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali investasi saham jika perusahaan terus menghasilkan laba pada tingkat saat ini.

Rumus:

P/E Ratio = Harga Saham / Laba per Saham

Contoh perhitungan:

Jika harga saham sebuah perusahaan adalah Rp 50.000 dan laba per sahamnya sebesar Rp 5.000, maka P/E Ratio-nya adalah:

  • 50.000 / 5.000 = 10

Rasio ini menunjukkan bahwa Anda perlu menunggu sekitar 10 tahun untuk mendapatkan kembali investasi, dengan asumsi laba tetap pada tingkat yang sama. P/E Ratio yang rendah dapat menunjukkan bahwa saham tersebut terjangkau atau undervalued, sementara P/E Ratio yang tinggi bisa menunjukkan bahwa saham tersebut overvalued atau harga sahamnya terlalu tinggi.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham, penting bagi Anda untuk menganalisis berbagai rasio keuangan yang dimiliki perusahaan. Lima rasio yang telah dibahas sebelumnya, yaitu Net Profit Margin (NPM), Liquidity Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Price to Earnings (P/E) Ratio, memiliki fungsi yang saling melengkapi. 

Rasio-rasio di atas membantu Anda menilai efisiensi operasional perusahaan, kemampuan membayar kewajiban perusahaan, melihat struktur permodalan, mengukur tingkat pengembalian modal pemegang saham, serta menghitung valuasi saham terhadap potensi pertumbuhannya. Agar investasi Anda optimal, pilihlah perusahaan dengan rasio keuangan yang sehat karena hal tersebut mencerminkan manajemen yang baik. 

Namun, jika Anda belum memiliki waktu atau pengalaman untuk menganalisis laporan keuangan secara mendalam, reksa dana saham bisa menjadi alternatif yang layak dipertimbangkan. Dana Anda akan dikelola oleh manajer investasi profesional yang sudah mempertimbangkan faktor fundamental, termasuk analisis rasio keuangan emiten dalam portofolionya.

Anda bisa berinvestasi reksadana dengan mudah melalui platform Makmur, yang menawarkan berbagai pilihan reksadana yang bisa disesuaikan dengan profil risiko Anda. Salah satu reksadana saham di Makmur yang bisa dipertimbangkan adalah TRIM Syariah Saham, reksa dana tersebut memiliki kinerja positif selama 1 tahun terakhir, berdasarkan data per 15 Juli 2025, return-nya ada di angka 8,55%.
*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.


Di Makmur, Anda juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo June Invest dan Promo Semua Bisa Makmur.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Ini Daftar 5 Perusahaan Aset Manajemen Terbesar di Dunia Berdasarkan Total AUM 

Key Takeaways: Perusahaan aset manajemen membantu investor, baik ritel maupun institusi dalam mengelola dana investasi agar tujuan keuangan tercapai. Cakupan tugasnya menyusun alokasi aset, memilih sekuritas yang tepat, serta mengelola portofolio. Jadi, saat Anda membeli reksa dana, dana tersebut dikelola secara profesional oleh perusahaan aset manajemen sesuai kebijakan investasi yang berada di bawah pengawasan regulator. […]

author
Content Management
calendar
21 Oktober 2025
Artikel

Aset Nasional Syariah Tumbuh 8,21% pada Tahun 2025, Investor Pasar Modal Capai Rekor Baru

Key Takeaways: Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset keuangan syariah nasional per Juni 2025 telah mencapai Rp2.972,94 triliun. Angka ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,21% secara year-on-year (yoy). Pencapaian ini menunjukkan bahwa ekosistem keuangan syariah semakin dipercaya masyarakat, baik dalam sektor perbankan, pasar modal […]

author
Content Management
calendar
20 Oktober 2025
Artikel

Ini Daftar Saham Perbankan yang Jadi Favorit Manajer Investasi di Portofolio Reksa Dana Saham

Key Takeaways: Reksa dana saham merupakan salah satu pilihan yang menarik bagi investor yang ingin memperoleh potensi keuntungan yang cukup tinggi dalam jangka panjang, walaupun risikonya paling besar dibandingkan jenis reksa dana lainnya.  Keberhasilan reksa dana saham sangat dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi (MI) dalam memilih saham potensial. Dari berbagai sektor, saham sektor perbankan menjadi […]

author
Content Management
calendar
16 Oktober 2025
Artikel

5 Alasan Mengapa Risk Free Rate Bisa Dijadikan Salah Satu Acuan Sebelum Berinvestasi

Key Takeaways: Dalam berinvestasi, penting untuk memahami risiko dan potensi imbal hasil di awal. Salah satu indikator yang sering dijadikan acuan oleh para analis keuangan dan investor profesional adalah risk free rate atau “tingkat bebas risiko”, yang merupakan imbal hasil dari suatu investasi yang dianggap memiliki risiko gagal bayar yang rendah.  Instrumen investasi di Indonesia […]

author
Content Management
calendar
16 Oktober 2025
Artikel

Aspek yang Perlu Dipertimbangkan Investor dalam Memilih Growth Stock

Key Takeaways: Instrumen investasi saham terbagi ke dalam berbagai jenis bila melihat dari karakteristiknya, salah satu yang populer adalah growth stock. Istilah growth stock mulai dipopulerkan oleh Thomas Rowe Price Jr. sebagai strategi investasi pada sekitar tahun 1930–1950-an dan semakin diketahui secara luas setelah Philip A. Fisher merilis buku Common Stocks and Uncommon Profits (1958). […]

author
Content Management
calendar
14 Oktober 2025
Artikel

Peran Real Interest Rate sebagai Indikator dalam Keputusan Investasi

Key Takeaways: Pengambilan keputusan investasi yang tepat bisa dipengaruhi oleh berbagai indikator ekonomi. Namun, ada satu indikator yang sangat krusial, yaitu real interest rate atau suku bunga riil. Real interest rate mencerminkan return riil yang Anda dapatkan dari suatu aset investasi setelah disesuaikan dengan inflasi. Dengan memahami dan mempertimbangkan real interest rate, Anda sebagai investor […]

author
Content Management
calendar
08 Oktober 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.