Artikel

Pahami Siklus Inflasi Sebelum Memilih Aset Investasi Jangka Panjang

author
Content Management
author
24 Juli 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • Inflasi adalah fase ekonomi yang ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode, yang dapat menggerus daya beli uang.
  • Siklus inflasi terdiri dari empat fase, mulai dari pemulihan ekonomi, inflasi meningkat, puncak inflasi, hingga resesi dan penurunan inflasi yang mempengaruhi strategi investasi.
  • Inflasi juga memiliki pengaruh pada berbagai aset investasi, termasuk saham, obligasi, emas, properti, dan reksadana.

Inflasi adalah faktor utama yang mempengaruhi perekonomian dan aset investasi yang bisa disebabkan oleh banyak hal seperti permintaan yang lebih tinggi dibandingkan pasokan, melonjaknya biaya produksi, hingga kebijakan moneter yang longgar. Fenomena inflasi biasanya ditandai kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode, yang dapat menggerus daya beli uang. Sebagai contoh, uang Rp100.000 yang Anda miliki 5 tahun lalu, hari ini mungkin tidak akan cukup untuk membeli barang yang sama. 

Melansir data bps.go.id, Indonesia sempat mengalami kenaikan inflasi cukup tinggi dalam beberapa tahun lalu. Pada 2020 tercatat inflasi sebesar 1,68% (YoY), namun inflasi meningkat ke angka 5,51% pada Desember 2022. Hal tersebut terjadi akibat imbas naiknya harga komoditas global dan penyesuaian harga bahan bakar minyak. Namun, keadaan semakin membaik dan menunjukkan perbaikan, di mana pada Desember 2024 inflasi terus menurun dan mencapai angka 1,57% karena pemerintah memperkuat pengendalian harga pangan melalui bantuan beras (SPHP).

Siklus Inflasi

Memahami siklus inflasi sangat penting sebelum Anda memilih aset investasi jangka panjang. Anda bisa mengukur potensi return riil dan daya beli yang akan Anda peroleh di masa depan. Siklus inflasi menggambarkan fluktuasi inflasi dalam suatu periode ekonomi, yang biasanya dibagi menjadi beberapa fase. Setiap fase dalam siklus ini memiliki peluang dan tantangan yang berbeda bagi investor, berikut adalah tahapan umum dalam siklus inflasi:

1. Fase Pemulihan Ekonomi

Pada fase ini, perekonomian mulai pulih setelah resesi atau kontraksi ekonomi. Aktivitas produksi meningkat, konsumsi masyarakat bertumbuh, dan tingkat pengangguran menurun. Inflasi pada fase ini biasanya masih rendah karena permintaan belum sepenuhnya kembali normal.

2. Fase Inflasi Meningkat

Seiring pemulihan ekonomi, permintaan barang dan jasa meningkat, yang dapat mendorong harga naik. Bank sentral mungkin menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi. Kenaikan harga ini seringkali diikuti oleh peningkatan biaya hidup dan produksi.

3. Fase Puncak Inflasi

Fase puncak inflasi terjadi ketika laju inflasi mencapai tingkat sangat tinggi. Pada titik ini, harga barang dan jasa melonjak tajam yang menurunkan daya beli masyarakat. Bank sentral mungkin merespon dengan menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengendalikan inflasi.

4. Fase Resesi dan Penurunan Inflasi

Jika inflasi sudah terlalu tinggi dan kebijakan moneter semakin ketat, pertumbuhan ekonomi bisa melambat dan memasuki fase resesi. Pada fase ini, permintaan barang dan jasa menurun, yang mengarah pada penurunan harga atau deflasi. Bank sentral kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga untuk merangsang perekonomian.

Pengaruh Inflasi terhadap Aset Investasi

Inflasi dapat mempengaruhi berbagai jenis aset investasi. Setiap jenis aset bereaksi berbeda terhadap fluktuasi inflasi. Berikut adalah beberapa jenis aset yang perlu Anda pertimbangkan dalam kaitannya dengan inflasi:

1. Saham

Saham cenderung terpengaruh oleh inflasi, meskipun dampaknya bervariasi tergantung pada sektor dan kondisi perusahaan. Perusahaan yang bisa mengimbangi kenaikan biaya produksi, misalnya melalui kenaikan harga jual, cenderung lebih tahan terhadap tekanan inflasi. Contohnya adalah perusahaan di sektor barang konsumsi seperti makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari, yang permintaannya relatif stabil meskipun terjadi kenaikan harga.

Sementara itu, sektor seperti energi juga bisa terdampak oleh inflasi, terutama jika biaya eksplorasi, produksi, atau distribusi meningkat lebih cepat daripada harga jualnya. Namun, dalam beberapa situasi, perusahaan energi juga bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga komoditas seperti minyak dan gas. 

2. Obligasi

Obligasi, terutama yang memiliki suku bunga tetap, sering kali mengalami penurunan nilai ketika inflasi meningkat, dikarenakan nilai uang yang diterima di masa depan akan lebih rendah. Sebaliknya, obligasi dengan tingkat bunga mengambang atau yang diperdagangkan dengan harga lebih rendah dapat lebih menguntungkan selama periode inflasi tinggi.

3. Obligasi

Emas sering dianggap sebagai aset yang dapat melindungi nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, permintaan terhadap emas cenderung meningkat karena dianggap sebagai aset lindung nilai yang bisa diandalkan.

4. Properti

Investasi properti dianggap sebagai aset yang baik untuk melawan inflasi. Nilai properti biasanya meningkat seiring dengan inflasi dan pendapatan sewa dapat disesuaikan dengan kenaikan harga. Namun, Anda perlu tahu juga bahwa properti juga dipengaruhi oleh suku bunga dan kebijakan moneter, yang dapat mempengaruhi daya beli dan permintaan.

4. Reksa Dana

Reksadana dapat menjadi salah satu pilihan untuk menghadapi inflasi, karena menawarkan beragam jenis instrumen yang disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi. Namun, Anda perlu tahu bahwa reksadana memiliki berbagai jenis, di antaranya:

  • Reksadana Pasar Uang

Dana kelolaannya mayoritas dialokasikan ke instrumen pasar uang (deposito, SBI, obligasi jatuh tempo kurang dari 1 tahun).

  • Reksadana Pendapatan Tetap

Mayoritas dana kelolaan (maksimal  80%) dialokasikan ke obligasi (surat utang), sisanya tersebar di deposito dan saham. 

  • Reksadana Saham

Mayoritas dana kelolaan (maksimal 80%) dialokasikan ke saham, sisanya tersebar di deposito dan surat utang atau obligasi. 

  • Reksadana Campuran

Terbagi komposisinya ke instrumen investasi saham, obligasi, dan pasar uang secara proporsional. Fleksibilitas inilah yang menjadi ciri khas reksadana campuran untuk menyeimbangkan risiko dan return sesuai kondisi ekonomi.

Makmur adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan tampilan simple, mudah digunakan, dan tersaji report analisis kinerja yang transparan, Makmur memudahkan investor dalam mengambil keputusan yang tepat sesuai profil risiko.

Jika ingin berinvestasi, ada berbagai pilihan reksadana campuran di Makmur yang bisa Anda pilih, salah satunya adalah Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A. Berdasarkan data per tanggal 07 Juli 2025, reksadana ini memberikan return 6,10% selama 1 tahun kebelakang. 

*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.

Inflasi bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang bagi investor yang memahami pergerakan siklus ekonomi. Setiap aset memiliki respons yang berbeda terhadap inflasi, sehingga diversifikasi bisa menjadi kunci dalam menghadapi berbagai siklus inflasi dan mengoptimalkan keuntungan.  


Di Makmur, Anda juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo June Invest dan Promo Semua Bisa Makmur.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Sore: Istri dari Masa Depan, Lalu Bagaimana dengan Masa Depan Finansial Anda?

Key Takeaways: Bagaimana jika Anda dapat bertemu dengan diri Anda sendiri dari masa depan dan diberi tahu keputusan apa yang seharusnya Anda ambil hari ini? Kira-kira, apa yang akan ia katakan? “Jaga kesehatan,” mungkin. Tapi bisa juga “Anda seharusnya mulai investasi lebih awal.” Pertanyaan tersebut menjadi inti dari film Sore: Istri dari Masa Depan, sebuah […]

author
Content Management
calendar
21 Juli 2025
Artikel

Indef Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 4,5%, Ketegangan Dagang dan Strategi Fiskal Konservatif Jadi Penyebab

Key Takeaways: Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada 2025. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 4,5%, lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,2% maupun proyeksi Bank Indonesia (BI) di kisaran 4,6%–5,4%. Pemangkasan ini mencerminkan tekanan yang belum mereda, baik dari […]

author
Content Management
calendar
18 Juli 2025
Artikel

Beberapa Rasio Keuangan yang Menjadi Indikator Penting Sebelum Berinvestasi Saham

Key Takeaways: Investasi saham menawarkan peluang dan potensi return yang cukup besar, meskipun tidak lepas dari risiko. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham dari suatu perusahaan, penting bagi Anda untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap kondisi keuangan perusahaan tersebut.  Ada beberapa rasio keuangan yang umumnya digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan sebuah emiten atau […]

author
Content Management
calendar
16 Juli 2025
Artikel

MSCI Longgarkan Aturan UMA, Saham Grup Prajogo Pangestu Masuk Evaluasi Indeks Agustus 2025

Key Takeaways: Menjelang peninjauan indeks MSCI Agustus 2025, Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi mencabut perlakuan khusus (exceptional treatment) atas tiga saham Grup Prajogo Pangestu, yakni: PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Kebijakan ini membuka peluang bagi ketiga saham tersebut untuk masuk ke dalam […]

author
Content Management
calendar
15 Juli 2025
Artikel

Instrumen Investasi yang Bisa Anda Jadikan Tempat Menaruh Dana Darurat

Key Takeaways: Dana darurat merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan keuangan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Fungsinya adalah untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau keadaan darurat lainnya. Idealnya, dana darurat disarankan berjumlah antara tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan Anda, tergantung pada kondisi pribadi dan tingkat risiko yang Anda […]

author
Content Management
calendar
12 Juli 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.