Hai, Sobat Makmur! Di tengah melambatnya pertumbuhan kredit secara keseluruhan, ada satu jenis kredit yang justru mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu kredit investasi. Pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan hanya tercatat 8,5% year-on-year (yoy), kredit investasi justru tumbuh 15,3% yoy di bulan April 2025. Ini menunjukkan bahwa sektor-sektor yang menerima kredit investasi, seperti sektor pertambangan, transportasi, dan komunikasi, masih menunjukkan pertumbuhan. Di artikel ini, Makmur akan membahas tentang kredit perbankan dan jenis-jenisnya, serta bagaimana kredit investasi bisa menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit perbankan. Yuk, disimak!
Sebelum masuk ke inti pembahasan, ada baiknya kamu mengenali terlebih dahulu apa itu kredit perbankan. Kredit perbankan adalah dana yang diberikan oleh bank kepada debitur, baik individu, perusahaan, atau instansi pemerintah, yang diharapkan untuk dikembalikan dalam jangka waktu tertentu beserta bunga. Kredit ini memiliki peran penting untuk mendukung kegiatan ekonomi, baik untuk sektor konsumsi, investasi, maupun modal kerja.
Secara umum, kredit perbankan dibagi menjadi beberapa jenis:
Pada bulan April 2025, secara keseluruhan, pertumbuhan kredit perbankan turun tipis menjadi 8,5% yoy, dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,7% yoy. Berdasarkan jenis kredit, kredit modal kerja (KMK) tumbuh 4,4% yoy, turun dari 6,2% yoy pada Maret 2025, dan kredit konsumsi tumbuh 8,9% yoy, sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 9,2% yoy.
Tabel 1.1 Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan
*Sumber: Bank Indonesia
*Data Per 03 Juni 2025
Namun menariknya kredit investasi justru mengalami pertumbuhan double digit yakni sebesar 15,3% yoy pada April 2025, meningkat dari 12,6% yoy pada Maret 2025. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor yang menerima kredit investasi, seperti sektor pertambangan, transportasi, dan komunikasi, tetap berkembang meskipun ekonomi secara keseluruhan menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
Pada April 2025, kredit investasi tercatat sebesar Rp 2.215,7 triliun, meningkat dari Rp 2.153 triliun pada bulan sebelumnya. Sektor pengangkutan dan komunikasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu 22,7% yoy, sementara sektor pertambangan dan penggalian juga mengalami kenaikan sebesar 11,1% yoy, di tengah ekonomi yang sedang melambat.
Beberapa bank besar, seperti Bank BCA dan Bank Mandiri, juga aktif menyalurkan kredit investasi ke sektor-sektor yang memiliki prospek jangka panjang yang kuat, seperti sektor infrastruktur, telekomunikasi, dan transportasi. Sebagai contoh, Bank BCA mencatatkan pertumbuhan kredit investasi sebesar 17,9% yoy hingga Maret 2025, dan Bank Mandiri bahkan lebih tinggi, yaitu 25,4% yoy.
Meskipun demikian, kredit investasi memiliki kontribusi paling kecil dibandingkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi, sehingga pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan tetap mengalami pelambatan, yakni 8,50% yoy pada periode April 2025.
Meskipun ada beberapa sektor yang melambat, prospek ekonomi Indonesia tetap menunjukkan potensi yang positif, meskipun ada penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia. Bank Indonesia telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 4,6%–5,4% (dari sebelumnya 4,7%–5,5%), seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Namun, dengan berbagai sektor yang tetap tumbuh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap optimis bahwa pertumbuhan kredit perbankan dapat mencapai target sekitar 9-11% yoy di akhir tahun 2025. Ini mencerminkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi Indonesia meskipun menghadapi tantangan global.
Nah, Sobat Makmur, itu dia ulasan mengenai kredit perbankan dan jenis-jenisnya, serta bagaimana kredit investasi menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit perbankan pada periode April 2025. Dukungan terhadap sektor-sektor produktif, seperti pertambangan, transportasi, dan komunikasi, akan terus menjadi fokus utama bagi bank-bank besar dalam mendorong perekonomian.
Bagi kamu yang baru mulai atau ingin lebih mendalami dunia investasi, memulai dengan instrumen yang memiliki risiko lebih rendah, seperti reksa dana, bisa menjadi pilihan. Yang tak kalah penting, pastikan kamu memilih platform investasi yang aman dan terpercaya, seperti Makmur. Sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, Makmur menyediakan berbagai pilihan reksa dana dari Manajer Investasi (MI) terbaik di Indonesia. Kamu bisa memilih reksa dana yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risikomu di aplikasi Makmur.
Di Makmur, kamu juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo June Invest dan promo Semua Bisa Makmur.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Dalam perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada mekanisme yang mengatur pergerakan harga, yaitu sistem fraksi harga. Sistem ini berperan penting dalam menentukan nilai perubahan harga saham, sehingga memberikan kestabilan dan keteraturan dalam perdagangan. Dengan kata lain, sistem fraksi harga saham adalah ketentuan yang mengatur besaran perubahan harga yang dapat terjadi pada […]
Key Takeaways: Neraca pembayaran adalah salah satu indikator utama yang mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara. Secara sederhana, neraca pembayaran mencatat seluruh transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk suatu negara dengan negara lain dalam periode tertentu. Transaksi ini meliputi perdagangan barang dan jasa, aliran pendapatan seperti gaji atau dividen, maupun portofolio. Untuk memperoleh data Neraca Pembayaran […]
Key Takeaways: Bagi banyak investor, saham yang rutin membagikan dividen besar dan stabil setiap tahun menjadi pilihan menarik karena mampu memberikan pendapatan selain potensi keuntungan dari kenaikan harga saham. Namun, memilih saham dengan dividen besar dan stabil tidak mudah karena ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Investor perlu mempertimbangkan konsistensi pembagian dividen, rasio pembagian, kekuatan […]
Key Takeaways: Value investing adalah salah satu strategi investasi yang dikenal mampu menghasilkan keuntungan jangka panjang dengan risiko yang terukur. Strategi ini semakin populer berkat kesuksesan Warren Buffett, seorang investor legendaris yang konsisten menerapkan prinsip-prinsip value investing dalam membangun kekayaannya. Ia lahir pada 30 Agustus 1930 di Omaha, Nebraska, dikenal sebagai salah satu investor paling […]
Key Takeaways: Pasar saham Indonesia tidak pernah lepas dari pengaruh geopolitik dan ekonomi global. Setiap pergerakan modal asing, baik masuk maupun keluar, sering kali berawal dari acuan yang digunakan investor global dalam menentukan strategi investasinya. Salah satu acuan berpengaruh adalah indeks dari Morgan Stanley Capital International (MSCI). Berbagai Indeks MSCI, khususnya MSCI Indonesia Index, menjadi […]
Key Takeaways: Pada 22 Januari 2025, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan efisiensi anggaran yang diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Berdasarkan data dari Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Pekerjaan Umum, tercatat efisiensi belanja mencapai Rp256,1 triliun untuk Kementerian/Lembaga (K/L) dan Rp50,6 triliun untuk Transfer ke Daerah (TKD). Efisiensi anggaran tersebut juga menekankan […]