Risiko adalah faktor yang selalu melekat pada setiap keputusan keuangan, termasuk saat berinvestasi. Anda perlu memahami bahwa keberhasilan dalam berinvestasi tidak hanya bergantung pada seberapa besar potensi keuntungan yang dapat diperoleh, tetapi juga pada kemampuan mengelola berbagai jenis risiko.
Dua jenis risiko yang harus Anda ketahui adalah systematic risk dan unsystematic risk. Pemahaman yang tepat terhadap kedua risiko ini dapat membantu Anda menentukan porsi investasi dan strategi pengelolaan portofolio yang lebih optimal.
Systematic risk adalah jenis risiko yang berasal dari faktor-faktor eksternal yang memengaruhi seluruh pasar secara keseluruhan. Risiko ini tidak terbatas pada satu sektor, industri, atau perusahaan, melainkan berdampak pada berbagai jenis aset dan instrumen investasi di pasar keuangan.
Systematic risk muncul karena beberapa kondisi makroekonomi dan faktor eksternal, beberapa contohnya meliputi:
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang mengurangi daya beli masyarakat dan menurunkan nilai riil dari investasi.
Perubahan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) memengaruhi biaya pinjaman dan investasi, sehingga bisa berdampak pada kinerja perusahaan dan pasar keuangan.
Krisis ekonomi seperti resesi, menyebabkan melambatnya pertumbuhan bisnis, meningkatnya pengangguran, dan turunnya berbagai nilai aset secara signifikan.
Kebijakan baru seperti perubahan pajak atau tarif impor dapat mengubah prospek industri secara luas dan menimbulkan ketidakpastian bagi investor.
Ketegangan politik dan konflik antarnegara menciptakan ketidakpastian global yang memicu fluktuasi tajam di pasar investasi.
Ketika systematic risk terjadi, dampaknya tidak terbatas pada satu sektor atau perusahaan saja, melainkan meluas dan memengaruhi sebagian besar instrumen investasi di seluruh pasar keuangan.
Walaupun tidak bisa dihindari sepenuhnya, systematic risk dapat diminimalisir melalui beberapa cara, antara lain:
Investor dapat menggunakan instrumen derivatif seperti opsi atau kontrak berjangka untuk hedging atau melindungi nilai investasinya dari fluktuasi pasar yang tidak terduga.
Mengalokasikan dana pada sektor saham yang cenderung stabil seperti kesehatan atau barang konsumsi primer dapat membantu mengurangi dampak gejolak pasar.
Saat pasar mengalami volatilitas tinggi, investor bisa mengalihkan investasinya ke aset safe haven seperti emas, obligasi pemerintah, atau mata uang yang stabil.
Untuk memahami dan mengantisipasi systematic risk, investor perlu memperhatikan indikator dan tren makroekonomi, seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), siklus inflasi, suku bunga acuan bank sentral, indeks kepercayaan konsumen, serta stabilitas politik dan sosial.
Unsystematic risk adalah jenis risiko yang berasal dari faktor internal suatu perusahaan atau sektor tertentu. Risiko ini bersifat spesifik dan tidak berdampak pada pasar secara keseluruhan, melainkan hanya memengaruhi kelompok kecil entitas. Dikarenakan sifatnya yang terbatas, risiko ini dapat dikurangi atau dieliminasi melalui strategi diversifikasi portofolio.
Berikut ini merupakan beberapa penyebab unsystematic risk, antara lain:
Kinerja perusahaan bisa terganggu jika dipimpin oleh manajemen yang tidak kompeten atau membuat keputusan strategis yang keliru.
Strategi yang tidak efektif, seperti peluncuran produk yang tidak diterima pasar atau arah bisnis yang tidak sesuai harapan, dapat menurunkan nilai valuasi saham perusahaan tersebut.
Keterlibatan dalam kasus hukum atau pelanggaran peraturan bisa menyebabkan kerugian finansial dan merusak reputasi perusahaan.
Jika konsumen beralih ke produk pesaing atau minat pasar menurun, pendapatan perusahaan bisa terdampak karena mengalami penurunan permintaan secara signifikan.
Masalah internal seperti mogok kerja, kebakaran, atau kerusakan mesin dapat menghambat proses bisnis dan merugikan perusahaan.
Unsystematic risk dapat diminimalkan bahkan dieliminasi dengan berbagai pendekatan, terutama melalui diversifikasi dan analisis mendalam. Strategi pengelolaannya meliputi:
Menyebar investasi ke berbagai saham atau instrumen dari sektor dan perusahaan yang berbeda dapat mengurangi risiko spesifik terhadap satu entitas.
Memeriksa laporan keuangan, struktur manajemen, dan model bisnis perusahaan untuk memahami potensi risiko internal.
Mempelajari tren dan tantangan industri tempat perusahaan beroperasi dapat membantu dalam mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi.
Memantau perubahan dalam laporan keuangan, berita terkini, dan strategi bisnis perusahaan secara berkala.
Dikarenakan unsystematic risk cakupannya lebih kecil, investor yang teliti dan menggali informasi lebih dalam memiliki peluang lebih besar untuk membangun portofolio yang stabil dan berisiko rendah.
Secara garis besar, perbedaan antara systematic risk dan unsystematic risk terletak pada sumber risiko serta cara pengelolaannya. Systematic risk berasal dari faktor makroekonomi yang memengaruhi pasar secara keseluruhan. Anda hanya dapat meminimalisirnya dengan strategi lindung nilai atau pemilihan aset yang lebih defensif. Sementara itu, unsystematic risk berasal dari faktor internal perusahaan atau sektor tertentu dan dapat dikurangi secara signifikan melalui rebalancing portofolio serta analisis laporan keuangan secara tepat.
Dengan memahami kedua jenis risiko ini, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih rasional dan terukur. Mengelola investasi tidak hanya soal mengejar imbal hasil, tetapi juga mengenai bagaimana Anda menjaga stabilitas nilai portofolio agar tetap sejalan dengan tujuan keuangan jangka panjang.
Anda bisa meminimalisir systematic risk dan unsystematic risk melalui investasi di beberapa jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan. Pertama, ada reksa dana pasar uang yang mayoritas dananya dialokasikan pada instrumen pasar uang seperti deposito dan surat utang jangka pendek. Dikarenakan risikonya relatif rendah dan likuiditasnya lebih tinggi dibanding jenis reksa dana lainnya, produk reksa dana pasar uang sangat cocok untuk Anda yang memiliki tujuan jangka pendek atau profil risiko konservatif.
Lalu, ada pilihan reksa dana pendapatan tetap yang mengalokasikan minimal 80% dana kelolaannya ke dalam obligasi, baik milik pemerintah maupun korporasi. Jenis ini menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang dan cocok bagi investor dengan profil risiko moderat yang menginginkan pertumbuhan stabil dalam jangka menengah hingga panjang.
Ada juga reksa dana campuran yang mendistribusikan dana kelolaan secara proporsional ke saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Alokasi maksimum pada masing-masing instrumen tidak melebihi 79%, sehingga cocok bagi investor yang mencari diversifikasi dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan pasar.
Terakhir, ada reksa dana saham yang memiliki risiko tinggi dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang. Minimal 80% aset kelolaannya ditempatkan pada saham, sehingga berpotensi memberikan potensi imbal hasil paling tinggi dibandingkan jenis reksa dana lainnya, namun juga disertai dengan fluktuasi nilai yang besar.
Di Makmur, Anda juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Prosperity November, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Memasuki akhir 2025, portofolio reksa dana saham milik Trimegah Asset Management menunjukkan kecenderungan yang kuat terhadap sektor-sektor tertentu. Dari tiga produk unggulan yang tersedia di platform Makmur, yaitu TRIM Syariah Saham, Trim Kapital Plus, dan Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index, terlihat alokasi aset yang besar terhadap emiten di lima sektor. Anda […]
Key Takeaways: Dalam perencanaan keuangan, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar dana yang diinvestasikan, tetapi juga oleh arah dan strategi yang digunakan. Setiap pilihan investasi idealnya mendukung tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu instrumen investasi yang kini banyak dipertimbangkan adalah reksa dana tematik, yaitu reksa dana yang berfokus pada sektor atau […]
Key Takeaways: Ketika berinvestasi saham, banyak investor ingin mendapatkan saham undervalued, yaitu saham yang harganya saat ini lebih rendah dari nilai wajarnya, sehingga memiliki potensi kenaikan di masa depan. Namun, tidak semua saham murah layak dibeli. Anda perlu berhati-hati pada saham value trap, yaitu saham yang tampak menarik secara valuasi tetapi ternyata memiliki fundamental yang […]
Key Takeaways: Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan optimisme yang tinggi terhadap prospek pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2025. Dalam pernyataannya yang disampaikan di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, pada Jumat, 17 Oktober 2025, ia menyebut bahwa IHSG berpotensi menyentuh level 9.000. “Akhir tahun IHSG bisa 9.000, tidak terlalu […]
Key Takeaways: Sebagai seorang investor saham, Anda perlu memahami berbagai indikator ekonomi yang dapat memengaruhi pergerakan pasar. Salah satu indikator yang sering digunakan oleh analis dan pelaku pasar adalah Purchasing Managers’ Index (PMI). Indikator ini memberikan gambaran awal tentang kondisi ekonomi suatu negara, khususnya di sektor manufaktur dan jasa. Mari kita bahas secara komprehensif apa […]