Key Takeaways:
Istilah safe haven dalam investasi merujuk pada aset yang dianggap mampu mempertahankan nilainya atau bahkan mengalami kenaikan ketika pasar keuangan mengalami gejolak. Selama ini, aset emas sering disebut sebagai aset safe haven karena kemampuannya mempertahankan nilai saat pasar mengalami ketidakpastian. Namun, apakah benar hanya emas yang pantas menyandang gelar tersebut? Kita akan mengulasnya secara objektif dan berdasarkan fakta.
Aset safe haven adalah instrumen investasi yang relatif stabil dan tahan terhadap tekanan pasar. Biasanya, ketika terjadi krisis keuangan global, konflik geopolitik, atau ketidakpastian ekonomi, investor akan memindahkan dananya ke aset jenis ini untuk menghindari kerugian besar. Kriteria umum suatu aset dapat disebut safe haven antara lain:
Emas telah lama digunakan sebagai penyimpan “kekayaan” sejak ribuan tahun lalu, bahkan hingga era modern. Contohnya, selama krisis keuangan global tahun 2008, harga emas naik dari sekitar 800 dolar Amerika per ons menjadi lebih dari 1.200 dolar Amerika per ons pada tahun 2010. Kenaikan ini mencerminkan lonjakan permintaan emas sebagai bentuk perlindungan nilai.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa meskipun stabil, emas juga mengalami volatilitas dalam jangka pendek, memiliki spread antara harga jual dan beli (selisih), serta tidak memberikan imbal hasil lain selain dari kenaikannya (capital gain).
Meskipun emas sering dianggap simbol utama safe haven, ada beberapa aset lain yang memenuhi karakteristik serupa. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Beberapa mata uang berperan sebagai aset safe haven, terutama:
Dolar AS mendominasi pasar global dan digunakan secara luas dalam perdagangan internasional, investasi, dan transaksi keuangan. Negara-negara di dunia memiliki cadangan devisa dalam bentuk dolar.
Pada periode krisis global, seperti pandemi COVID-19 misalnya, permintaan terhadap dolar AS meningkat. Selama pandemi COVID-19 pada Maret 2020, permintaan terhadap dolar AS meningkat tajam, menjadikannya aset safe haven yang dominan.
Data historis menunjukkan bahwa nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama mengalami penguatan signifikan pada Maret 2020. Misalnya, nilai tukar dolar terhadap yen Jepang (USD/JPY) meningkat dari sekitar 112,15 yen per dolar pada awal Maret 2020, menjadi sekitar 102,06 yen per dolar pada akhir bulan.
Franc Swiss juga dikenal sebagai mata uang safe haven yang sering menguat ketika pasar mengalami ketidakpastian. Swiss dikenal memiliki stabilitas politik yang sangat tinggi dan netralitas dalam konflik internasional, menjadikannya tempat yang aman bagi investor.
Selama krisis utang Eropa pada 2011, Swiss Franc (CHF) mengalami penguatan signifikan terhadap Euro (EUR), mencerminkan perannya sebagai aset safe haven. Pada Agustus 2011, Swiss Franc (CHF) mencapai titik tertinggi terhadap Euro, yaitu CHF 1 = €0,9650.
Kenaikan nilai Swiss Franc (CHF) ini mencerminkan stabilitas ekonomi dan politik Swiss, yang membuatnya menjadi pilihan bagi investor yang mencari perlindungan di tengah ketidakpastian pasar. Penguatan CHF pada saat itu menunjukkan bagaimana mata uang ini berfungsi sebagai safe haven dalam periode krisis.
Jepang merupakan ekonomi terbesar ketiga di dunia setelah AS dan China, dengan tingkat inflasi yang rendah dan sektor industri yang sangat maju. alam situasi ketidakpastian global, investor sering kembali ke Jepang untuk mencari perlindungan di pasar yang stabil dan likuid.
Selama periode krisis finansial 2008 dan krisis perdagangan AS-China, yen sering menguat terhadap mata uang lainnya. Misalnya, pada krisis finansial 2008, yen menguat 10% terhadap dolar AS sebagai respons terhadap kekhawatiran pasar global.
Ketiga mata uang di atas dianggap stabil dan sering menguat saat terjadi krisis global karena kepercayaan pasar terhadap ekonomi negara-negara tersebut. Kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi, politik, dan kebijakan moneter negara-negara tersebut menjadi faktor utama yang mendorong penguatan nilai mata uang mereka saat krisis. Sebagai hasilnya, investor sering beralih ke tiga mata uang tersebut untuk melindungi nilai kekayaan selama periode ketegangan pasar maupun gejolak ekonomi.
Beberapa instrumen investasi yang jug
Obligasi pemerintah, termasuk yang diterbitkan oleh negara-negara dengan ekonomi kuat seperti Amerika Serikat dianggap sebagai instrumen berisiko rendah. Instrumen investasi ini umumnya memberikan imbal hasil tetap dan dinilai memiliki tingkat kepercayaan tinggi.
Reksa dana pasar uang berinvestasi pada instrumen pasar uang yang likuid dan relatif stabil, seperti deposito, sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat berharga jangka pendek. Tingkat likuiditas tinggi dan risiko rendah menjadi sebuah keunggulan dari Reksa Dana Pasar Uang.
Melihat historis, salah satu produk Reksa Dana Pasar Uang, seperti Capital Money Market Fund misalnya, mampu mencatatkan pertumbuhan 2.7% dalam waktu 6 bulan di masa Covid 19, tepatnya dari tanggal 11 Juli 2020 hingga 12 Januari 2021. Bahkan berdasarkan data per tanggal 05 Agustus 2025, performanya sampai saat ini masih stabil di mana bisa memberikan imbal hasil 3,57% secara Year-to-Date (YTD).
*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.
Dalam menghadapi ketidakpastian pasar dan gejolak ekonomi global, berbagai aset dapat berfungsi sebagai safe haven, bukan hanya emas. Mata uang seperti Dolar AS, Swiss Franc, dan Yen Jepang terbukti memiliki kekuatan untuk mempertahankan nilai dan menguat selama krisis, memberikan perlindungan bagi investor.
Selain itu, obligasi pemerintah dan reksa dana pasar uang juga bisa dilirik sebagai alternatif. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap aset memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, tergantung pada tujuan investasi dan profil risiko Anda. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio dengan menggabungkan beberapa jenis aset safe haven dapat menjadi strategi yang efektif untuk melindungi nilai kekayaan Anda di tengah ketidakpastian global.
Dengan pendekatan yang bijak dan pemahaman yang matang, Anda dapat memanfaatkan berbagai instrumen investasi untuk memiliki kestabilan finansial jangka panjang. Jika Anda saat ini ingin memiliki investasi reksa dana pasar uang, Anda bisa membelinya melalui platform Makmur.id.
Ada beragam produk reksa dana pasar uang yang bisa Anda pertimbangkan, salah satunya Sucorinvest Money Market Fund. Berdasarkan data tanggal 03 September 2025, reksa dana ini memiliki return sebesar 6% dalam 1 tahun terakhir.
Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Smart September, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Dalam berinvestasi pada surat utang, penting bagi Anda untuk menilai tingkat risiko sebelum menempatkan dana pada suatu instrumen keuangan. Salah satu cara untuk menilai risiko tersebut adalah melalui peringkat kredit atau credit rating. Investment grade menjadi salah satu indikator yang digunakan banyak investor karena menunjukkan kemampuan suatu surat utang atau entitas penerbit dalam […]
Key Takeaways: Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tercatat sebesar 0,21% month-to-month (mtm) dan 2,65% year-on-year (yoy). Capaian ini masih berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional, yang menunjukkan keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas harga di tengah ketidakpastian global. Stabilitas ini juga mencerminkan konsistensi kebijakan moneter serta sinergi kuat […]
Key Takeaways: Perusahaan aset manajemen membantu investor, baik ritel maupun institusi dalam mengelola dana investasi agar tujuan keuangan tercapai. Cakupan tugasnya menyusun alokasi aset, memilih sekuritas yang tepat, serta mengelola portofolio. Jadi, saat Anda membeli reksa dana, dana tersebut dikelola secara profesional oleh perusahaan aset manajemen sesuai kebijakan investasi yang berada di bawah pengawasan regulator. […]
Key Takeaways: Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset keuangan syariah nasional per Juni 2025 telah mencapai Rp2.972,94 triliun. Angka ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,21% secara year-on-year (yoy). Pencapaian ini menunjukkan bahwa ekosistem keuangan syariah semakin dipercaya masyarakat, baik dalam sektor perbankan, pasar modal […]
Key Takeaways: Reksa dana saham merupakan salah satu pilihan yang menarik bagi investor yang ingin memperoleh potensi keuntungan yang cukup tinggi dalam jangka panjang, walaupun risikonya paling besar dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Keberhasilan reksa dana saham sangat dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi (MI) dalam memilih saham potensial. Dari berbagai sektor, saham sektor perbankan menjadi […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi, penting untuk memahami risiko dan potensi imbal hasil di awal. Salah satu indikator yang sering dijadikan acuan oleh para analis keuangan dan investor profesional adalah risk free rate atau “tingkat bebas risiko”, yang merupakan imbal hasil dari suatu investasi yang dianggap memiliki risiko gagal bayar yang rendah. Instrumen investasi di Indonesia […]