Hai, Sobat Makmur! Mayoritas penduduk Indonesia saat ini tergolong Masyarakat berpenghasilan menengah. Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan tahun 2021, sebanyak 69 dari 100 penduduk Indonesia merupakan penduduk berpendapatan menengah bawah. Sementara itu, sebanyak 22 dari 100 penduduk masuk kelompok kelas menengah, dan sisanya adalah masyarakat golongan atas. Namun, saat ini masyarakat kelas menengah di Indonesia kian terhimpit. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai fenomena yang dihadapi kelas menengah di Indonesia, serta investasi reksa dana sebagai solusi finansial bagi masyarakat kelas menengah.
Sebelum membahas mengenai fenomena menurunnya jumlah kelas menengah, kamu harus mengetahui bahwa Indonesia saat ini masuk ke dalam kategori middle income trap. Kondisi ini menggambarkan situasi dimana negara berpendapatan menengah tidak dapat melakukan transisi menuju negara berpendapatan tinggi. Kondisi middle income trap mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita yang stagnan, dan standar hidup masyarakat yang stagnan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu negara berada dalam kondisi middle income trap, diantaranya rendahnya produktivitas tenaga kerja, tingginya biaya produksi, dan produksi barang dalam negeri yang belum memiliki nilai tambah tinggi. Ada beberapa negara yang telah berhasil lepas dari status middle income trap dalam beberapa dekade ke belakang, diantaranya Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan. Indonesia sendiri menargetkan mencapai status negara berpenghasilan tinggi di tahun 2036-2038 yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Berkebalikan dengan target negara berpenghasilan tinggi tahun 2038 mendatang, jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia justru mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan sejak 2019 atau dalam 5 tahun terakhir. Pada 2019, jumlah masyarakat kelas menengah mencapai 57,33 juta orang atau menyumbang 21,45% dari total penduduk Indonesia. Pada 2021, BPS mencatat jumlah kelas menengah menurun menjadi 53,83 juta atau 19,82% dari jumlah penduduk. Jumlah masyarakat kelas menengah terus menurun menjadi 48,27 juta atau 17,44% dari total penduduk pada 2023. Kemudian, jumlah masyarakat kelas menengah turun menjadi 47,85 juta atau 17,13% dari jumlah penduduk pada tahun ini.
Perlu dicatat, menurut Bank Dunia yang termasuk kelompok kelas menengah adalah masyarakat dengan pengeluaran di rentang Rp2.040.262 sampai Rp9.909.844 per kapita per bulan. Jumlah itu ditentukan oleh dengan perhitungan 3,5 kali -17 kali garis kemiskinan suatu negara, sesuai dengan standar Bank Dunia.
Ada sejumlah faktor di balik penurunan jumlah masyarakat kelas menengah. Efek pandemi Covid-19 yang menurunkan kinerja sektor manufaktur menjadi penyebab utama turunnya kelas menengah. Tertekannya kinerja industri manufaktur memicu pelaku usaha melakukan efisiensi secara masif, sehingga berdampak terhadap pengurangan tenaga kerja yang berujung pada peningkatan angka pengangguran. Penurunan jumlah kelas menengah juga disumbang faktor struktur sosio-ekonomi, dimana latar belakang pendidikan dan gaji tidak kompetitif di pasar tenaga kerja sehingga membuat pendapatan masyarakat tidak bertumbuh. Selain itu, mayoritas penciptaan lapangan kerja saat ini diserap oleh sektor informal yang kurang produktif, sementara pekerja sektor informal relatif mendapatkan upah yang lebih rendah dibanding pekerja sektor formal.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah juga dinilai kurang pro terhadap kelas menengah. Salah satu contoh kebijakan yang memberatkan daya beli masyarakat adalah kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari semula 10% menjadi 11% yang resmi berlaku pada 2022. Jaring pengaman sosial pemerintah terhadap kelas menengah juga minim, dimana pemerintah hanya berfokus pada bantuan sosial (bansos) masyarakat miskin.
Di tengah tergerusnya posisi masyarakat kelas menengah, investasi bisa menjadi solusi untuk mempertahankan strata dan meningkatkan kondisi finansial. Ada beberapa manfaat berinvestasi yang bisa dirasakan oleh masyarakat kelas menengah.
1. Membantu Melawan Inflasi
Harga barang saat ini dengan harga barang 10 tahun lalu tentu tidak sama. Setiap tahunnya, nilai uang yang kamu miliki akan selalu mengalami penurunan diakibatkan meningkatnya harga barang atau yang disebut dengan inflasi. Menyimpan atau menabung uang saja tidak cukup, sebab kenaikan inflasi bisa menurunkan nilai riil dari uang yang kamu punya. Untuk itu, kamu harus memilih instrumen investasi yang mampu melawan inflasi. Salah satunya yakni reksa dana pendapatan tetap. Sebab, reksa dana jenis ini memiliki kinerja yang cukup prima dan cenderung diuntungkan dari kebijakan pemangkasan suku bunga.
Ambil contoh, reksa dana pendapatan tetap Capital Fixed Income Fund yang merupakan produk besutan Capital Asset Management. Reksa dana ini menghasilkan return hingga 7% dalam setahun terakhir (per 4 September 2024). Ini berarti, return yang dihasilkan reksa dana Capital Fixed Income Fund mampu mengalahkan tingkat inflasi Indonesia saat ini yang berada di angka 2,12% per Agustus 2024.
2. Memberi Rasa Aman di Tengah Ketidakpastian
Saat ini, dunia usaha masih diselimuti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengurangan karyawan secara besar-besaran. Dengan berinvestasi, kamu akan merasa lebih tenang dan aman dalam menjalani kehidupan. Jika ada keperluan dadakan dan tak terduga seperti PHK, kamu bisa menanggulanginya dengan menggunakan imbal hasil atau return investasi.
3. Menjadi Sumber Passive Income
Dahulu, passive income bisa didapatkan dari menyewakan properti, kemitraan terbatas, bisnis waralaba (franchise), atau bisnis lainnya. Namun seiring perkembangan zaman, passive income bisa didapatkan dengan cara berinvestasi. Dengan berinvestasi, maka kamu akan memiliki sumber passive income, yang nantinya kamu akan mendapat pemasukan tambahan yang bukan hanya berasal dari gaji utama. Adanya pendapatan tambahan dari passive income akan membantu kamu dalam memperoleh stabilitas finansial dan mempertahankan kelas sosial. Dengan berinvestasi reksa dana, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan nilai investasi pada reksa dana tersebut. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan keuntungan lain berupa dividen. Biasanya dividen yang dibagikan kepada nasabah adalah dalam bentuk unit penyertaan. Dari pembagian dividen ini, kamu akan mendapatkan tambahan jumlah unit reksa dana yang kamu miliki. Tambahan unit ini secara otomatis akan meningkatkan jumlah total unit yang kamu miliki dalam reksa dana tersebut. Namun, ada juga reksa dana yang membagikan dividen dalam bentuk tunai yang akan langsung ditransfer ke rekeningmu.
Untuk mengetahui reksa dana apa saja yang membagikan dividen, kamu bisa melihat prospektus yang diterbitkan oleh Manajer Investasi (MI). Dalam prospektus tertuang bagian yang membahas pembagian hasil investasi (PHI). Kamu juga bisa melihat riwayat dan kebijakan pembagian dividen dalam fund fact sheet. Di sana, kamu bisa melihat apakah reksa dana tersebut rutin memberikan dividen, seberapa besar dividen yang dibagikan, dan dalam bentuk apa dividen tersebut diberikan.
Nah, Sobat Makmur, setelah membaca artikel di atas pastinya kamu memahami bahwa berinvestasi bisa menjadi solusi jitu bagi kelas menengah untuk meningkatkan kondisi finansial dan menghadapi ketidakpastian. Tentunya, artikel ini juga bermanfaat bagi kamu jika ingin berinvestasi reksa dana, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Namun, jangan lupa untuk menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di aplikasi Makmur. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo Superb September 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Di tengah kondisi global yang masih diliputi ketidakpastian dan tren suku bunga tinggi, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia tetap menunjukkan daya saing yang kuat. Tingkat yield yang kompetitif, ditambah stabilitas makroekonomi domestik, menjadikan SBN sebagai instrumen yang menarik bagi investor, baik ritel maupun institusi. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas […]
Mengelola kekayaan tidak hanya berfokus pada kepemilikan aset, namun juga pada penerapan keputusan investasi yang dapat memberikan nilai ekonomi yang optimal dari waktu ke waktu. Dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah, pendekatan analitis yang mendalam sangat diperlukan untuk mengestimasi nilai suatu aset atau kewajiban di masa depan. Salah satu konsep kunci dalam hal ini […]
Dalam setahun terakhir, Bank Indonesia telah memangkas BI Rate sebanyak tiga kali menjadi 5,25% sebagai respon terhadap perlambatan ekonomi global dan inflasi yang tetap terkendali. Namun, penurunan suku bunga acuan ini belum sepenuhnya tercermin pada suku bunga kredit perbankan digital. Data per April 2025 menunjukkan bahwa Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank-bank digital masih bertahan […]
Pasar global kembali menghadapi ketidakpastian seiring meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah. Setelah serangan udara Israel ke Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, Iran merespon dengan aksi balasan militer pada Sabtu, 14 Juni 2025. Ketegangan antara kedua negara ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran akan potensi meluasnya konflik di kawasan, tetapi juga berisiko mempengaruhi pergerakan harga […]
Dalam dunia investasi, pergerakan pasar tidak dapat sepenuhnya dapat diprediksi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global maupun domestik, mulai dari rilis data ekonomi, kebijakan bank sentral, hingga dinamika geopolitik. Di tengah kondisi yang fluktuatif ini, pemahaman terhadap konsep risk-on dan risk-off menjadi penting bagi investor agar dapat menyusun strategi investasi yang tepat sesuai arah […]
Hai, Sobat Makmur! Negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kembali menjadi sorotan pasar global. Kali ini, pertemuan lanjutan digelar di London sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan yang meningkat sejak awal tahun. Tak hanya menjadi momen penting dalam hubungan kedua negara, perundingan ini juga berpotensi mempengaruhi pasar keuangan global. Dalam artikel ini, Makmur […]