Di tengah upaya penguatan hubungan dagang bilateral, Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menyepakati penghapusan tarif untuk sejumlah produk, termasuk alat kesehatan. Kebijakan ini juga memungkinkan produk yang telah memperoleh izin edar dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan dari AS dapat langsung masuk ke pasar domestik tanpa melalui sertifikasi ulang. Meski berpotensi meningkatkan efisiensi layanan kesehatan, perubahan ini memberikan tantangan baru bagi emiten di sektor alat kesehatan. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas dampak kebijakan tersebut terhadap kinerja emiten kesehatan, serta pendekatan investasi yang dapat dipertimbangkan di tengah dinamika sektor ini.
Pemerintah Indonesia dan AS sepakat menghapus tarif atau nol persen tarif atas sejumlah produk, termasuk alat kesehatan. Salah satu aspek krusial dari kesepakatan ini adalah diakuinya izin edar dari FDA tanpa perlu proses sertifikasi ulang di Indonesia, memungkinkan produk medis asal AS masuk lebih cepat ke pasar domestik.
Langkah ini berpotensi meningkatkan akses masyarakat terhadap teknologi medis yang lebih canggih dan teruji, sekaligus mempercepat alih teknologi ke fasilitas layanan kesehatan di Indonesia. Namun dari sisi industri, terutama bagi produsen dan distributor lokal, kemudahan ini menciptakan tekanan kompetitif baru yang perlu diantisipasi.
Masuknya produk alat kesehatan asal AS yang telah memperoleh izin FDA berpotensi akan meningkatkan intensitas persaingan, baik dari sisi harga maupun kualitas. Produsen lokal yang belum memiliki skala ekonomi memadai atau efisiensi operasional setara dengan pemain global akan menghadapi tekanan besar dalam menjaga daya saing dan margin keuntungan.
Sementara itu, distributor yang selama ini mengandalkan produk non-AS juga perlu meninjau ulang model bisnis dan strategi pasarnya di tengah meningkatnya volume produk impor berstandar internasional.
Tabel 1.1 Daftar Emiten Sub-sektor Alat Kesehatan di Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Prospek emiten alat kesehatan ke depan bergantung pada kemampuan dalam berinovasi, meningkatkan efisiensi, dan menjalin kemitraan strategis guna merespons tekanan produk impor.
Untuk tetap kompetitif di tengah meningkatnya tekanan dari produk impor, emiten di sektor alat kesehatan perlu melakukan transformasi bisnis secara menyeluruh. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah menjalin kemitraan strategis dengan mitra global, termasuk perusahaan asal Amerika Serikat, baik dalam bentuk distribusi, alih teknologi, maupun kerja sama produksi lokal.
Inovasi yang berbasis pada kebutuhan lokal serta optimalisasi rantai pasok akan menjadi faktor pembeda utama dalam menghadapi arus masuk produk impor berkualitas tinggi. Emiten yang mampu mengidentifikasi dan merespons kebutuhan pasar dengan cepat akan memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Meski persaingan menjadi lebih ketat, prospek jangka panjang sektor alat kesehatan di Indonesia diperkirakan tetap solid. Permintaan akan terus tumbuh seiring penuaan populasi, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, dan percepatan digitalisasi layanan medis. Perluasan cakupan BPJS Kesehatan dan meningkatnya investasi di sektor infrastruktur rumah sakit juga menjadi faktor pendukung utama. Dalam kondisi ini, emiten yang mampu beradaptasi dengan cepat memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya di pasar.
Dinamika terbaru di sektor kesehatan mendorong investor menerapkan pendekatan investasi yang lebih selektif. Sambil menanti kejelasan dampak kebijakan dagang dalam jangka menengah, diversifikasi portofolio tetap menjadi langkah penting untuk menjaga stabilitas investasi. Pilihan instrumen investasi yang dapat dipertimbangkan antara lain Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) dan Reksa Dana Pasar Uang (RDPU).
RDPT mengalokasikan minimal 80% dana kelolaan ke surat utang, seperti obligasi korporasi maupun negara. Instrumen ini cenderung memberikan stabilitas nilai investasi serta potensi imbal hasil secara berkala. Sementara itu, RDPU lebih sesuai bagi investor yang mengutamakan likuiditas. Reksa dana ini mengalokasikan seluruh dananya (100%) ke instrumen pasar uang, seperti deposito dan surat berharga bertenor pendek (< 1 tahun), yang umumnya memiliki risiko rendah. RDPU juga memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menjaga kestabilan dana sekaligus memiliki akses cepat terhadap likuiditas.
Itulah pembahasan mengenai prospek dan tantangan sektor alat kesehatan di tengah masuknya produk AS ke pasar Indonesia. Dengan strategi investasi yang terukur dan diversifikasi yang tepat, investor tetap dapat mengoptimalkan portofolio meskipun pasar tengah mengalami tekanan.
Di Makmur, Anda juga dapat memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda dapat memilih dan membeli reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Juicy July dan promo Semua Bisa Makmur.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Risiko dan imbal hasil merupakan dua faktor yang dipertimbangkan saat berinvestasi. Untuk membantu Anda dalam menyeimbangkan dua elemen tersebut, lahirlah berbagai teori dan pendekatan analisis portofolio. Salah satu yang paling berpengaruh adalah teori portofolio optimal yang dikembangkan oleh Harry Markowitz. Ia meraih penghargaan Nobel Ekonomi pada tahun 1990 atas kontribusinya dalam mengembangkan teori […]
Key Takeaways: Ketika berinvestasi saham, pengambilan keputusan yang bijak memerlukan pendekatan berbasis data dan analisis yang mendalam. Maka dari itu, konsep Net Present Value (NPV) digunakan investor untuk menilai apakah sebuah investasi menguntungkan atau tidak, dengan cara menghitung seluruh arus kas di masa depan, lalu mengubahnya ke nilai saat ini. Dengan memahami konsep ini, Anda […]
Key Takeaways: Investor seringkali dihadapkan pada pilihan yang memiliki risiko ketika berinvestasi saham. Untuk mengantisipasi hal ini, Anda perlu menerapkan risk reward ratio (RR) sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih bijak. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh para trader dan investor profesional seperti Van K. Tharp, yang dikenal sebagai salah satu ahli […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi, portofolio Anda mungkin pernah mengalami fase naik dan turun, fluktuasi ini merupakan bagian dari dinamika pasar dan di sinilah perhitungan downside risk berperan penting, karena dengan mengukurnya Anda dapat lebih siap dalam menghadapi potensi kerugian yang akan terjadi kembali di masa depan. Selain downside risk, ada pula indikator penting lainnya yang […]
Key Takeaways: Tren penurunan suku bunga sepanjang 2025 menjadi salah satu katalis utama yang memperkuat optimisme di pasar pendapatan tetap. Setelah melakukan pemangkasan pertama pada September, The Fed diperkirakan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada Desember 2025. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 125 bps sejak awal […]
Key Takeaways: Rasio Treynor adalah salah satu metode yang digunakan oleh investor untuk mengukur kinerja investasi dengan memperhitungkan risiko. Rasio ini pertama kali diperkenalkan oleh Jack Treynor, seorang ahli teori keuangan yang berperan penting dalam pengembangan model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Rasio Treynor dipakai oleh investor yang ingin mengevaluasi apakah suatu portofolio investasi memberikan […]