Dalam berinvestasi, portofolio Anda mungkin pernah mengalami fase naik dan turun, fluktuasi ini merupakan bagian dari dinamika pasar dan di sinilah perhitungan downside risk berperan penting, karena dengan mengukurnya Anda dapat lebih siap dalam menghadapi potensi kerugian yang akan terjadi kembali di masa depan.
Selain downside risk, ada pula indikator penting lainnya yang perlu Anda perhatikan, yaitu drawdown. Drawdown mencerminkan penurunan terbesar nilai portofolio Anda dari posisi tertinggi (peak) ke titik terendah (trough) sebelum kembali pulih.
Mengetahui dan menghitung kedua ukuran risiko ini akan membantu Anda mengambil keputusan investasi yang lebih bijak, menyusun strategi alokasi aset yang lebih tepat, serta mempersiapkan portofolio Anda agar lebih tahan terhadap gejolak pasar.
Downside risk adalah ukuran yang digunakan untuk melihat potensi kerugian investasi. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk mengukur downside risk secara kuantitatif adalah Value-at-Risk (VaR). VaR memberikan estimasi tentang seberapa besar potensi kerugian maksimum yang mungkin terjadi dalam kondisi pasar normal, pada tingkat kepercayaan dan dalam periode waktu tertentu.
VaR adalah ukuran risiko yang menunjukkan kerugian maksimum yang mungkin dialami portofolio dalam jangka waktu tertentu, dengan tingkat kepercayaan tertentu (confidence level), misalnya 95% atau 99%. VaR digunakan untuk membantu investor memahami seberapa besar nilai yang “berada dalam risiko”.
Jika Anda menggunakan asumsi distribusi normal terhadap return, maka rumus untuk menghitung VaR adalah:
| VaR = Z x σ x √t x V |
Keterangan:
Contoh return harian (dalam %): 0,5%; -0,2%; 0,1%; 0,3%; -0,4%; … dst.
Misalkan:
Maka:
| VaR = 1,65 x 0,012 x √1 x 100.000.000 = 1,65 x 0,012 x 100.000.000VaR = 1.980.000 |
Artinya, terdapat 95% keyakinan bahwa kerugian tidak akan melebihi Rp1,98 juta dalam 1 hari perdagangan. Value-at-Risk (VaR) memiliki keunggulan dalam menyederhanakan pengukuran risiko menjadi satu angka yang mudah dipahami.
Dengan VaR, Anda bisa mengetahui berapa besar potensi kerugian maksimum yang mungkin terjadi dalam kondisi pasar normal, berdasarkan tingkat kepercayaan tertentu. Hal ini sangat berguna untuk membantu investor atau manajer investasi (MI) dalam menilai dan membandingkan risiko antar aset atau strategi investasi.
Meskipun populer, VaR juga memiliki keterbatasan yang penting untuk dipahami. Salah satu kelemahan utamanya adalah bahwa VaR tidak memberikan informasi tentang seberapa besar kerugian yang mungkin terjadi jika nilai VaR terlampaui, dengan kata lain, VaR tidak mengukur risiko ekstrem di luar batas yang ditetapkan.
Dengan menghitung downside risk, Anda dapat mengukur seberapa besar kerugian yang terjadi pada portofolio tanpa terpengaruh oleh fluktuasi keuntungan yang mungkin tidak relevan ketika Anda fokus pada risiko kerugian.
Selain menghitung downside risk, Anda juga perlu menghitung drawdown, yaitu penurunan nilai portofolio dari puncaknya ke titik terendah sebelum pulih kembali. Pengukuran ini mencerminkan tingkat kerugian yang sesungguhnya pernah terjadi dan dapat memberikan gambaran mengenai risiko ekstrem yang mungkin Anda hadapi. Untuk menghitung drawdown maksimum yang pernah terjadi, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
| Drawdown = (trough – peak) / peak x 100% |
Contoh:
Nilai portofolio Anda saat ini berada di angka Rp110 juta. Namun, sebelum mencapai nilai tersebut, portofolio sempat mengalami penurunan. Pertama, portofolio turun dari Rp100 juta menjadi Rp95 juta.
Setelah itu, portofolio kembali naik ke Rp105 juta, namun sempat turun lagi ke Rp103 juta, sebelum akhirnya mencapai nilai saat ini, yaitu Rp110 juta. Berikut adalah dua skenario drawdown berdasarkan perubahan nilai portofolio yang terjadi:
Berdasarkan perhitungan dua contoh drawdown di atas, drawdown terbesar dalam periode tersebut terjadi pada skenario 1, yaitu penurunan sebesar 5% dari Rp100 juta ke Rp95 juta. Meskipun sejak mencapai titik terendah (trough) tersebut portofolio Anda telah tumbuh sebesar 15,7% hingga mencapai nilai saat ini, Anda perlu menyadari bahwa potensi kerugian sebesar 5% pernah terjadi dan bisa saja terulang di masa depan, terutama dalam kondisi pasar yang tidak stabil.
Drawdown dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain volatilitas pasar, di mana fluktuasi tajam baik naik maupun turun dapat meningkatkan risiko kerugian. Alokasi aset juga memainkan peran penting, karena portofolio yang terlalu terfokus pada aset berisiko tinggi lebih rentan terhadap drawdown besar dibandingkan dengan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Selain itu, kondisi ekonomi makro seperti resesi atau inflasi dapat menyebabkan penurunan signifikan pada nilai investasi.
Mengukur downside risk dan menghitung drawdown maksimum adalah dua pendekatan penting dalam memahami risiko yang pernah terjadi di portofolio Anda. Downside risk memberikan gambaran tentang seberapa besar kemungkinan portofolio Anda mengalami kerugian yang di tingkat VaR. Sementara itu, drawdown maksimum memberikan informasi historis mengenai kerugian terbesar yang telah terjadi pada portofolio Anda.
Dengan memahami dan menghitung kedua indikator ini secara akurat, Anda dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak, menyesuaikan alokasi aset, serta merancang strategi mitigasi risiko yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Gunakan pendekatan ini secara konsisten untuk mengevaluasi kinerja portofolio dan menjaga ketahanan investasi Anda terhadap gejolak pasar.
Investasi reksa dana bisa menjadi pilihan yang menarik bagi Anda yang ingin mengelola risiko portofolio secara lebih efektif, karena dana yang Anda investasikan akan dikelola oleh MI profesional.
Terdapat empat jenis reksa dana, pertama ada reksa dana pasar uang yang memiliki risiko rendah karena sebagian besar dana kelolaan diinvestasikan pada instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi jangka pendek. Meskipun downside risk dan drawdown-nya cenderung rendah, Anda perlu memperhitungkan real interest rate dari produk reksa dana pasar uang, yaitu return riil yang Anda dapatkan dari suatu aset investasi setelah disesuaikan dengan inflasi.
Kedua, ada reksa dana pendapatan tetap yang mengalokasikan minimal 80% dana kelolaan pada obligasi. Produk reksa dana ini memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi dari reksa dana pasar uang, namun dengan drawdown yang cenderung lebih tinggi juga.
Lalu, ada reksa dana campuran, yang mengalokasikan dana kelolaan secara proporsional pada instrumen pasar uang, obligasi, dan saham, dengan alokasi maksimal 79% setiap jenis instrumen. Potensi downside risk dan drawdown-nya cenderung lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap, namun memberikan potensi imbal hasil yang lebih besar.
Terakhir, ada reksa dana saham yang mengalokasikan minimal 80% dana kelolaan ke instrumen saham, sehingga potensi downside risk dan drawdown-nya paling tinggi dibandingkan dengan jenis reksa dana lain. Namun, produk reksa dana ini menawarkan potensi imbal hasil yang optimal dalam jangka panjang.
Anda juga bisa membeli berbagai jenis reksa dana di Makmur, perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui aplikasi Makmur, Anda dapat melihat data historis berbagai produk reksa dana secara lengkap, mulai dari return, CAGR, hingga drawdown untuk periode 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, serta sejak peluncuran. Sehingga memudahkan Anda mengevaluasi kinerja dan memilih produk yang sesuai dengan tujuan investasi.
Salah satu produk yang dapat Anda pertimbangkan adalah Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A, reksa dana pendapatan tetap syariah yang dikelola dengan pendekatan fundamental melalui fokus pada sukuk negara serta sukuk korporasi berkualitas. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan imbal hasil optimal dalam jangka menegah hingga panjang dengan volatilitas relatif terjaga.
Misalnya, Anda berinvestasi dengan dana awal sebesar Rp100.000.000 dan rutin berinvestasi Rp2.000.000 per bulan. Dalam 1 tahun, total nilai investasi Anda tumbuh menjadi Rp134.153.466 (+10%).
*Data per 02 Desember 2025. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa mendatang.
Itulah pembahasan lengkap mengenai downside risk dan drawdown. Di Makmur, Anda juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo December Thrive, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Tren penurunan suku bunga sepanjang 2025 menjadi salah satu katalis utama yang memperkuat optimisme di pasar pendapatan tetap. Setelah melakukan pemangkasan pertama pada September, The Fed diperkirakan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada Desember 2025. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 125 bps sejak awal […]
Key Takeaways: Rasio Treynor adalah salah satu metode yang digunakan oleh investor untuk mengukur kinerja investasi dengan memperhitungkan risiko. Rasio ini pertama kali diperkenalkan oleh Jack Treynor, seorang ahli teori keuangan yang berperan penting dalam pengembangan model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Rasio Treynor dipakai oleh investor yang ingin mengevaluasi apakah suatu portofolio investasi memberikan […]
Sebagai instrumen investasi yang relatif stabil, reksa dana pendapatan tetap (RDPT) menjadi salah satu pilihan utama investor di Indonesia. Hal ini tercermin dari Asset Under Management (AUM) yang mencapai Rp232,33 triliun per Oktober 2025, tertinggi di antara jenis reksa dana lainnya. Untuk memastikan kualitas reksa dana, Makmur menyeleksi RDPT dari Manajer Investasi (MI) bereputasi baik, […]
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan instrumen investasi dengan risiko relatif rendah dan likuid, sehingga cocok untuk berbagai profil investor. Reksa dana ini 100% dialokasikan ke instrumen pasar uang seperti deposito berjangka dan obligasi yang memiliki jatuh tempo < 1 tahun. Oleh karena itu, RDPU ideal untuk tujuan investasi jangka pendek, menawarkan potensi imbal hasil […]
Reksa dana campuran merupakan instrumen investasi yang mengalokasikan dana pada instrumen saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, dengan masing-masing aset tidak melebihi 79% dari total portofolio. Diversifikasi ini memberikan keseimbangan antara potensi pertumbuhan dan stabilitas, sehingga cocok bagi investor dengan profil risiko moderat dan tujuan investasi jangka menengah hingga panjang. Makmur menyeleksi reksa dana campuran […]