Artikel

Serba-Serbi Kebijakan Suku Bunga The Fed yang Harus Kamu Ketahui

author
Content Management
author
28 Agustus 2024
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Hai, Sobat Makmur! Kebijakan suku bunga acuan bank sentral menjadi salah satu instrumen kebijakan moneter yang cukup vital bagi investor pasar modal, baik saham, obligasi, maupun reksa dana. Sebab, naik atau turunnya suku bunga acuan akan berdampak ke instrumen investasi. Selain kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI), kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), yakni Federal Reserve (The Fed) juga menjadi sentimen yang cukup diwaspadai oleh investor. Kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengetahui lebih dalam mengenai kebijakan suku bunga The Fed yang pastinya bermanfaat untuk kamu terapkan dalam berinvestasi. Yuk disimak!

Mengapa Suku Bunga The Fed Penting?

The Fed merupakan bank sentral yang dimiliki oleh AS. The Fed memiliki 3 struktur utama, yakni 1 orang Dewan Gubernur, 12 Bank Federal Reserve, dan Komite Pasar Terbuka Federal atau Federal Open Market Committee (FOMC). Sama seperti bank sentral negara lain, The Fed memiliki wewenang dalam menaikkan atau menurunkan suku bunga. Kenaikan tingkat suku bunga acuan seringkali diputuskan untuk mengendalikan berbagai faktor ekonomi, seperti mengendalikan tingkat inflasi. Sementara penurunan suku bunga sering diambil untuk menstimulasi kondisi ekonomi tertentu seperti mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendukung stabilitas keuangan.

The Fed merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki pengaruh paling kuat di dunia. Sebab, banyak bank-bank sentral di negara lain menjadikan The Fed sebagai patokan dalam membuat kebijakan moneter. Hal ini tidak terlepas dari status AS sebagai negara super power dunia. Selain itu, dolar AS merupakan mata uang yang digunakan dan diterima secara global. Sehingga, setiap tindakan, kebijakan, dan gerak-gerik The Fed bakal mempengaruhi kebijakan bank sentral negara-negara lain di seluruh dunia.

Penurunan Suku Bunga Pertama dalam 4 Tahun Terakhir

The Fed memberi sinyal akan penurunan suku bunganya mulai September 2024. Dalam Simposium Jackson Hole yang digelar pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan sudah saatnya bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Dalam pidatonya, Powell mengatakan arah perjalanan kebijakan The Fed sudah semakin jelas. Namun, waktu serta kecepatan penurunan suku bunga akan bergantung pada data ekonomi yang masuk, prospek ekonomi yang berkembang, dan keseimbangan risiko. Powell juga tidak secara gamblang memberikan informasi mengenai kapan penurunan suku bunga akan dimulai. Hanya saja, pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September 2024. Menurut CME FedWatch, pelaku pasar melihat adanya 67% peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) dan 33% peluang penurunan sebesar 50 bps. Jika benar adanya penurunan suku bunga yang akan dilakukan pada September 2024, ini akan menjadi kali pertama bagi The Fed memangkas suku bunganya dalam 4 tahun terakhir. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed tersebut juga akan menandai berakhirnya era suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama alias higher for longer.

Penurunan suku bunga tersebut tidak terlepas dari kondisi data perekonomian AS terkini. Inflasi AS kini sudah mendekati target yang dipasang, yakni 2%. Melansir data Biro Statistik Tenaga Kerja, inflasi AS di periode Juli melandai ke angka 2,9% secara tahunan alias year-on-year (YOY), berada di bawah ekspektasi sebesar 3%. Ini merupakan inflasi terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari tiga tahun ke belakang. Sementara itu, tingkat pengangguran AS pada Juli 2024 melonjak menjadi 4,3% pada Juli 2024 dari sebelumnya hanya 4,1% pada Juni 2024. Kenaikan ini menandai bulan keempat secara berturut-turut tingkat pengangguran AS meningkat dan merupakan angka tertinggi sejak Oktober 2021.

Langkah The Fed Cenderung ‘Diikuti’ oleh Bank Sentral Lain

Seperti dijelaskan di atas, langkah dan gerak-gerik The Fed akan cenderung ‘diikuti’ oleh bank sentral negara lain. Contohnya, Bank Sentral Korea Selatan atau Bank of Korea (BOK) yang diperkirakan bakal melakukan penurunan suku bunga pada Oktober mendatang. penurunan suku bunga oleh BOK bertepatan dengan prediksi The Fed yang juga akan memulai tren penurunan suku bunga. BI juga diperkirakan akan memangkas BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) November/Desember, setelah The Fed menurunkan suku bunga Fed Fund Rate. Sebelumnya, BI masih mempertahankan suku bunga tidak berubah pada RDG Agustus 2024. Salah satu pertimbangannya adalah faktor kondisi global, termasuk kejelasan suku bunga The Fed.

Namun, tak semua bank sentral mengekor kebijakan The Fed. Misalkan Bank Sentral Jepang yakni Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga acuannya pada Juli 2024 menjadi 0,25% dari sebelumnya 0-0,1%. Ini merupakan suku bunga tertinggi sejak 2008 atau dalam 16 tahun terakhir. Kenaikan suku bunga acuan ini menimbang meluasnya kenaikan upah pekerja dan kenaikan harga barang impor yang disebabkan oleh pelemahan nilai tukar yen, sehingga menimbulkan kewaspadaan terhadap risiko inflasi yang melampaui batas.

Penurunan Suku Bunga The Fed dan Dampaknya ke Pasar Modal

Kebijakan suku bunga The Fed menjadi salah satu sentimen paling berpengaruh bagi pasar modal. Penurunan suku bunga akan membuat investor mencari alternatif lain dengan potensi return yang lebih tinggi dari deposito, salah satunya yakni pasar saham. Meningkatnya permintaan saham di bursa akan menyebabkan harga saham mengalami kenaikan. Penurunan suku bunga juga akan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit. Kondisi ini membuat perusahaan terbuka (emiten) bisa mendapatkan pendanaan dengan biaya yang lebih rendah. Pada akhirnya, pendanaan yang murah ini berpotensi mendorong laba bersih emiten yang berujung pada meningkatnya harga saham. Secara tidak langsung, penurunan suku bunga The Fed akan berdampak positif terhadap kinerja reksa dana saham.

Kebijakan suku bunga juga akan berdampak langsung terhadap instrumen obligasi. Ketika suku bunga turun, harga obligasi akan cenderung naik, begitu juga sebaliknya. Penurunan tingkat suku bunga acuan akan menyebabkan bunga tabungan dan deposito di perbankan menjadi kurang menarik. Penurunan suku bunga akan membuat investor lebih tertarik berinvestasi di instrumen obligasi dibandingkan dengan menaruh uangnya di deposito. Dalam kondisi ini, reksa dana pendapatan tetap menjadi reksa dana yang paling diuntungkan, karena merupakan reksa dana yang mayoritas portofolionya merupakan efek yang bersifat utang (obligasi).

Nah, Sobat Makmur, setelah membaca artikel di atas pastinya kamu semakin memahami bahwa penurunan suku bunga The Fed menjadi sentimen yang cukup penting dalam berinvestasi. Tentunya, artikel ini bisa kamu terapkan dalam berinvestasi reksa dana, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Namun, jangan lupa untuk menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di aplikasi Makmur. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.

Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.

Link: Promo-Promo di Makmur

Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:

Website: Makmur.id

Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)

Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Mengenal Apa Itu Risk-off dan Risk-on dan Pentingnya Memahami Siklus Pasar bagi Investor

Dalam dunia investasi, pergerakan pasar tidak dapat sepenuhnya dapat diprediksi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global maupun domestik, mulai dari rilis data ekonomi, kebijakan bank sentral, hingga dinamika geopolitik. Di tengah kondisi yang fluktuatif ini, pemahaman terhadap konsep risk-on dan risk-off menjadi penting bagi investor agar dapat menyusun strategi investasi yang tepat sesuai arah […]

author
Content Management
calendar
13 Juni 2025
Artikel

Pasar Menanti Hasil Negosiasi Dagang AS-China, Ini yang Perlu Dicermati Investor!

Hai, Sobat Makmur! Negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kembali menjadi sorotan pasar global. Kali ini, pertemuan lanjutan digelar di London sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan yang meningkat sejak awal tahun. Tak hanya menjadi momen penting dalam hubungan kedua negara, perundingan ini juga berpotensi mempengaruhi pasar keuangan global. Dalam artikel ini, Makmur […]

author
Content Management
calendar
11 Juni 2025
Artikel

Kredit Investasi Tumbuh 15,3% YoY di April 2025, Jadi Penopang di Tengah Melambatnya Kredit Perbankan

Hai, Sobat Makmur! Di tengah melambatnya pertumbuhan kredit secara keseluruhan, ada satu jenis kredit yang justru mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu kredit investasi. Pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan hanya tercatat 8,5% year-on-year (yoy), kredit investasi justru tumbuh 15,3% yoy di bulan April 2025. Ini menunjukkan bahwa sektor-sektor yang menerima kredit investasi, seperti sektor pertambangan, transportasi, […]

author
Content Management
calendar
07 Juni 2025
Artikel

Mengenal Apa Itu Hawkish dan Dovish Serta Dampaknya Dalam Berinvestasi

Hai, Sobat Makmur! Dalam dunia investasi, memahami dinamika kebijakan moneter sangat penting agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat. Dua istilah yang sering muncul dan memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan adalah hawkish dan dovish. Kamu mungkin pernah mendengarnya, tapi sudahkah kamu benar-benar memahami apa arti keduanya dan bagaimana dampaknya terhadap investasi? Memahami Istilah Hawkish […]

author
Content Management
calendar
07 Juni 2025
Artikel

Musim Dividen Berlanjut, Berikut Daftar Saham IDX80 dengan Dividend Yield >5% di Juni 2025

Hai, Sobat Makmur! Memasuki bulan Juni, musim pembagian dividen masih berlangsung. Sejumlah emiten yang tergabung dalam indeks IDX80 dijadwalkan membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham. Momentum ini menjadi salah satu daya tarik bagi investor jangka menengah maupun panjang, khususnya bagi mereka yang mengincar dividend yield tinggi sebagai sumber pendapatan pasif (passive income). Dalam artikel […]

author
Content Management
calendar
03 Juni 2025
Artikel

Trump Gandakan Tarif Baja dan Aluminium Jadi 50%, Eropa Siap Balas

Hai, Sobat Makmur! Ketegangan perdagangan global kembali memanas setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan rencana menggandakan tarif impor aluminium dan baja dari 25% menjadi 50%. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 4 Juni 2025. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas alasan Trump menggandakan tarif aluminium dan baja, dampak kebijakan ini terhadap pasar […]

author
Content Management
calendar
02 Juni 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.