Dalam investasi saham, pendekatan bottom-up analysis merupakan metode analisis saham yang berfokus pada analisis fundamental perusahaan. Pendekatan ini dipopulerkan oleh investor legendaris Peter Lynch, seorang manajer investasi dari Fidelity Magellan Fund yang sukses pada tahun 1980-an. Ia meyakini bahwa investor bisa mendapatkan potensi keuntungan dengan memilih perusahaan berkualitas dan yang memiliki prospek pertumbuhan di masa depan.
Berbeda dengan pendekatan top down analysis yang diawali dengan analisis makroekonomi, berikut adalah langkah pendekatan bottom-up analysis:
Langkah pertama dalam pendekatan bottom-up analysis adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan, agar mendapatkan gambaran tentang kinerja perusahaan, termasuk pendapatan, laba bersih, arus kas, dan struktur modal.
Selain itu, Anda perlu memeriksa rasio keuangan seperti rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio), rasio profitabilitas (margin laba bersih), dan rasio likuiditas (seperti current ratio).
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah, ini menandakan bahwa perusahaan memiliki risiko finansial yang lebih kecil dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Sebaliknya, perusahaan dengan utang yang terlalu tinggi mungkin menghadapi kesulitan dalam membayar kewajibannya, yang dapat memengaruhi kinerja sahamnya.
Manajemen perusahaan adalah faktor penting yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Anda perlu menilai kualitas manajemen, termasuk rekam jejak mereka, visi mereka untuk perusahaan, serta kemampuan mereka dalam mengambil keputusan strategis yang tepat.
Sebagai contoh, jika perusahaan dipimpin oleh eksekutif yang memiliki pengalaman panjang dalam industri terkait dan memiliki sejarah sukses dalam meningkatkan laba dan efisiensi operasional, ini dapat menjadi indikator positif bagi masa depan perusahaan.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi posisi kompetitif perusahaan di pasar. Anda perlu memahami bagaimana perusahaan bersaing dengan kompetitornya, apakah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh kompetitor lain seperti branding yang kuat, teknologi inovatif, atau ekosistem bisnis.
Setelah menilai faktor-faktor fundamental, langkah selanjutnya adalah memprediksi prospek pertumbuhan perusahaan. Anda dapat melihat faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi pertumbuhan perusahaan, seperti tren industri, perkembangan teknologi, dan kebijakan pemerintah.
Sebagai contoh, perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan mungkin memiliki prospek pertumbuhan yang positif mengingat meningkatnya fokus pada keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon. Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan tren ini bisa menjadi pilihan investasi yang menarik.
Langkah terakhir dalam pendekatan bottom-up analysis adalah menilai apakah harga saham perusahaan sudah mencerminkan nilai intrinsiknya. Anda bisa menggunakan alat valuasi seperti Price-to-Earnings (P/E) ratio, Price-to-Book (P/B) ratio, dan Discounted Cash Flow (DCF) untuk menghitung apakah saham perusahaan dihargai secara wajar.
Jika harga saham saat ini lebih rendah dari nilai intrinsiknya, ini mungkin menjadi kesempatan untuk membeli saham tersebut. Sebaliknya, jika harga saham terlalu tinggi, bisa jadi saham tersebut overvalued dan berisiko.
Pendekatan bottom-up analysis memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya menjadi pilihan banyak investor:
Dikarenakan analisis berfokus pada fundamental perusahaan, pendekatan ini memungkinkan Anda untuk mengurangi ketergantungan pada faktor makroekonomi yang sering kali tidak dapat diprediksi. Dalam banyak kasus, perusahaan yang memiliki manajemen yang kuat dan model bisnis yang solid dapat tetap tumbuh meskipun ada krisis ekonomi.
Pendekatan ini memungkinkan Anda mengidentifikasi perusahaan-perusahaan potensial yang belum banyak diperhatikan oleh analis atau investor institusi. Dikarenakan fokusnya mendalam pada masing-masing perusahaan, Anda dapat menemukan saham yang undervalued, di mana harga sahamnya lebih rendah dari nilai intrinsik perusahaan.
Saat Anda menganalisis laporan keuangan, kualitas manajemen, serta posisi kompetitif sebuah perusahaan, Anda akan memiliki pemahaman yang mendalam. Pemahaman ini memberi Anda kepercayaan diri dalam mengambil keputusan, karena Anda memiliki alasan yang logis dalam membeli saham tersebut.
Pendekatan bottom-up analysis adalah metode yang efektif untuk menilai saham berdasarkan kekuatan internal perusahaan. Melalui analisis mendalam terhadap laporan keuangan, manajemen, keunggulan kompetitif, dan valuasi, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih terukur dan minim risiko. Strategi ini sangat cocok untuk Anda yang ingin membangun portofolio jangka panjang berbasis kualitas perusahaan, bukan sekadar tren pasar sesaat.
Namun, jika Anda masih baru dalam berinvestasi saham atau tidak memiliki waktu untuk menganalisis satu per satu perusahaan, Anda tetap dapat berinvestasi di reksa dana saham. Melalui reksa dana saham, dana Anda akan dikelola oleh manajer investasi (MI) profesional yang melakukan analisis mendalam terhadap perusahaan terbaik.
Ada beragam produk reksa dana saham yang bisa Anda pilih di Makmur, salah satunya Sucorinvest Sustainability Equity Fund. Berdasarkan data 25 November 2025, reksa dana ini memberikan return yang sangat baik, sebesar 28,91% secara year-to-date (ytd).
*kinerja masa lalu tidak mencerminkan hasil di masa depan
Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Prosperity November, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Reksa dana saham merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Salah satu daya tarik dari reksa dana saham adalah potensi pembagian dividen yang dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi investor. Namun, tidak semua reksa dana saham memiliki mekanisme distribusi dividen yang sama. Oleh karena itu, kita akan membahasnya secara detail. […]
Key Takeaways: Strategi untuk berinvestasi saham sangat beragam, namun pendekatan yang populer dan efektif dalam jangka panjang adalah strategi buy and hold. Strategi ini diterapkan dengan membeli saham dengan fundamental yang sehat dan disimpan dalam jangka panjang, untuk memberikan return optimal. Strategi ini sangat cocok bagi Anda yang ingin mendapatkan keuntungan dari akumulasi pertumbuhan nilai […]
Key Takeaways: Mengatur gaji bulanan bisa terasa sulit jika tidak ada perencanaan yang baik, karena uang bisa saja habis sebelum gajian di periode berikutnya. Salah satu cara yang populer untuk mengelola keuangan pribadi adalah dengan menggunakan rumus 50-30-20. Metode ini membagi penghasilan ke dalam tiga bagian, yaitu untuk kebutuhan pokok, keinginan, dan tabungan atau investasi. […]
Key Takeaways: Pengambilan keputusan yang cermat merupakan kunci untuk meminimalisir risiko kerugian ketika berinvestasi saham. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam meminimalisir risiko investasi adalah konsep margin of safety (MOS). Konsep MOS dipopulerkan oleh Benjamin Graham, seorang ekonom dan investor legendaris yang juga dikenal sebagai mentor Warren Buffett. Benjamin Graham mengenalkan konsep MOS dalam bukunya […]
Key Takeaways: Jika Anda berinvestasi reksa dana, pasti pernah melihat bahwa nilai aktiva bersih (NAB) per unit berubah setiap hari. Perubahan ini bukan tanpa alasan. NAB mencerminkan nilai kekayaan bersih dari portofolio reksa dana yang Anda miliki dan merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kinerja suatu reksa dana. Lalu, apa yang menyebabkan NAB reksa […]