Artikel

Ini 7 Tips Menemukan Saham Undervalue Melalui Analisis Fundamental yang Tepat

author
Content Management
author
24 Juni 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • PER (Price Earning Ratio) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi saham undervalue.
  • Mengombinasikan rasio PBV, ROE, dan PEG dengan analisis kinerja perusahaan membantu mendapatkan gambaran valuasi yang lebih menyeluruh.
  • Selain membeli saham secara langsung, investor juga dapat mempertimbangkan reksa dana saham, seperti Bahana Icon Syariah Kelas G, yang mencatat return sebesar 18,35% dalam 1 tahun terakhir (per 24 Juni 2025).

Salah satu pendekatan yang cukup populer di kalangan investor adalah dengan menggunakan pendekatan analisis fundamental. Analisis ini salah satunya dapat digunakan digunakan untuk menemukan saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, atau yang sering disebut saham undervalue

Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai valuasi saham adalah Price Earning Ratio (PER). PER mengukur seberapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap unit laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Meskipun terlihat sederhana, kita perlu memahami kita perlu memahami PER dengan melihat konteksnya secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk menghasilkan keputusan investasi yang tepat. 

Untuk itu, berikut beberapa beberapa tips yang dapat membantu Anda menemukan saham yang undervalue menggunakan PER yang baik.

1. Memahami Konteks PER Berdasarkan Industri

PER yang rendah pada satu sektor belum tentu menandakan bahwa saham tersebut undervalue jika dibandingkan dengan sektor lainnya, karena setiap sektor memiliki karakteristik risiko dan pertumbuhan yang berbeda, sehingga standar valuasi yang ideal pun bisa bervariasi. Selain itu, PER tidak selalu cocok digunakan untuk menilai semua jenis perusahaan. 

Contohnya, perusahaan di sektor infrastruktur, properti, atau pembiayaan umumnya memiliki struktur utang besar, yang menimbulkan beban bunga tinggi dan menekan laba bersih. Akibatnya, rasio PER dapat terlihat tinggi dan kurang mencerminkan valuasi yang sebenarnya. Karena itu, PER sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya acuan dalam menilai perusahaan.

Cara Menghitung Price Earning Ratio (PER)

Sebelum melanjutkan tips menemukan saham yang undervalue dengan Price Earning Ratio, ada baiknya untuk mengetahui tentang cara menghitung Price Earning Ratio. Berikut adalah rumus perhitungannya:

PER = Harga Saham / Laba Bersih per Saham (EPS)

Sebagai contoh, jika harga saham sebuah perusahaan adalah Rp5.000 dan laba bersih per saham (EPS) perusahaan tersebut adalah Rp500, maka:

  • PER = Rp 5.000 / 500 = 10

Artinya, investor membayar Rp10 untuk setiap Rp1 laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin rendah nilai PER (dengan asumsi laba stabil), maka semakin “murah” harga sahamnya. Namun, penting untuk menafsirkan hasil PER ini dalam konteks yang tepat.

Perlu diingat juga, saat menghitung Price Earning Ratio, Anda harus menghitung laba bersih per saham (EPS) terlebih dahulu.

2. Kombinasikan PER dengan Rasio Keuangan Lainnya

Sebaiknya, Anda tidak hanya mengandalkan PER dalam menilai valuasi saham. PER memberikan gambaran yang baik tentang harga relatif terhadap laba perusahaan, namun rasio keuangan lainnya seperti Price to Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity (ROE) perlu diperhitungkan untuk memberikan analisis yang lebih menyeluruh. Menggabungkan PER dengan rasio-rasio lain akan membantu Anda menghindari jebakan saham yang terlihat murah namun memiliki fundamental yang lemah.

3. Menggunakan Rasio PEG untuk Perspektif Pertumbuhan

Selain PER, rasio Price/Earnings to Growth (PEG) juga sangat berguna dalam menemukan saham undervalue. Rasio ini memasukkan faktor pertumbuhan laba perusahaan. Untuk menghitung PEG, Anda cukup membagi PER dengan tingkat pertumbuhan laba tahunan perusahaan.

4. Meninjau Tren Laba Bersih dan Arus Kas

Saham dengan PER rendah belum tentu layak disebut undervalue jika perusahaan tersebut tidak menunjukkan kinerja yang stabil. Oleh karena itu, penting untuk melihat tren laba bersih dan arus kas operasional perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

Perusahaan dengan laba yang konsisten dan arus kas yang sehat cenderung lebih dapat diandalkan dalam jangka panjang. Jika laba bersih meningkat namun diikuti dengan arus kas yang tidak stabil atau negatif, maka hal ini bisa menandakan adanya masalah dalam perusahaan.

5. Memahami Faktor Eksternal yang Mempengaruhi PER

Kondisi eksternal dapat mempengaruhi PER sebuah perusahaan. Misalnya, sentimen negatif pasar atau gejolak ekonomi global dapat menyebabkan harga saham turun sementara, meskipun fundamental perusahaan tetap solid.

Hal ini bisa memberikan peluang bagi Anda untuk membeli saham yang undervalue. Namun, Anda perlu menganalisis apakah penurunan harga saham tersebut disebabkan oleh faktor eksternal yang sementara atau apakah ada masalah fundamental di dalam perusahaan yang membuat harga sahamnya jatuh.

6. Manfaatkan Alat Screening Saham

Anda dapat menggunakan alat screening saham di suatu platform untuk mempermudah pencarian saham undervalue. Anda bisa memfilter saham berdasarkan PER, PBV, ROE, dan rasio keuangan lainnya sesuai dengan kriteria yang Anda tentukan.

Alat screening saham ini bisa menjadi langkah awal yang efektif dan mempersingkat waktu dalam memilah pilihan saham yang perlu dianalisis lebih mendalam. Setelah mendapatkan beberapa pilihan, Anda bisa melakukan analisis fundamental lebih lanjut untuk memastikan kualitas saham yang Anda pilih.

7. Memperhatikan Fluktuasi PER Seiring Waktu

Salah satu cara untuk menilai apakah saham tersebut undervalue adalah dengan memperhatikan fluktuasi PER dari waktu ke waktu. Jika PER sebuah saham cenderung rendah dalam jangka panjang tetapi perusahaan tersebut menunjukkan kinerja yang baik dan stabil, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa saham tersebut undervalue.

Menemukan saham undervalue dengan PER yang menarik tentunya butuh pemahaman yang tidak hanya terbatas pada angka-angka rasio keuangan. Sebab, menemukan saham yang undervalue juga harus memperhatikan konteks industri, kualitas manajemen, serta faktor eksternal yang mempengaruhi pasar. 

Selain membeli saham langsung, Anda juga bisa investasi saham melalui reksa dana saham. Reksa dana saham adalah jenis reksa dana yang menginvestasikan minimal 80% dari portofolionya ke dalam saham perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Salah satu Reksa Dana Saham di Makmur berdasarkan data per 24 Juni 2025 adalah Bahana Icon Syariah Kelas G. Reksa Dana ini memberikan return 18,35% dalam satu tahun terakhir.

*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.


Di Makmur, Anda juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo June Invest dan Promo Semua Bisa Makmur.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

BI Siapkan Insentif Rp80 Triliun untuk Dorong Kredit Perumahan dalam Program 3 Juta Rumah

Key Takeaways: Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah strategis untuk mempercepat penyaluran kredit perumahan melalui program 3 juta rumah. Dalam kebijakan ini, BI menyiapkan insentif senilai Rp80 triliun yang bertujuan mendorong bank menyalurkan kredit ke sektor properti serta mendukung pengembang melalui fasilitas Surat Berharga Negara (SBN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas skema insentif BI, […]

author
Content Management
calendar
15 Agustus 2025
Artikel

Waktu Terbaik Membeli Saham Agar Dividend Yield-nya Optimal

Key Takeaways: Faktor yang Mempengaruhi Dividend Yield Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran dividend yield, di antaranya adalah: Semakin besar dividend yang dibagikan, semakin tinggi dividend yield yang diterima oleh investor. Besaran dividend yang dibagikan oleh emiten berbeda-beda, tergantung kebijakan perusahaan yang dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Harga saham yang lebih rendah pada […]

author
Content Management
calendar
13 Agustus 2025
Artikel

Tujuh Perusahaan dalam Pipeline IPO BEI, Tiga Beraset di Atas Rp250 Miliar

Key Takeaways: Hingga 8 Agustus 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tujuh perusahaan dalam pipeline Initial Public Offering (IPO) yang nama perusahaannya belum dipublikasikan. Tiga diantaranya memiliki aset diatas Rp250 miliar, sementara empat lainnya tergolong beraset menengah Rp50–250 miliar. Sebaran sektor calon emiten cukup beragam, mulai dari material dasar hingga teknologi. Kondisi ini menunjukkan bahwa […]

author
Content Management
calendar
12 Agustus 2025
Artikel

Menilai Kinerja Likuiditas Perusahaan dengan Melihat Current Ratio Sahamnya

Key Takeaways: Current ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang dimilikinya. Rasio ini menjadi salah satu indikator penting dalam menilai likuiditas sebuah perusahaan sebelum Anda memutuskan untuk membeli sahamnya. Current ratio dihitung dengan rumus berikut: Current Ratio = Aset Lancar / Liabilitas Jangka […]

author
Content Management
calendar
07 Agustus 2025
Artikel

BEI Ingin Jam Perdagangan Bursa Lebih Lama, Ini Langkah yang Harus Anda Persiapkan

Key Takeaways: Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memperpanjang jam perdagangan pasar saham. Melansir dari laman investing.com, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyebutkan bahwa bursa sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang jam perdagangan. Opsi yang dibahas antara lain membuka pasar lebih awal pukul 08.00 WIB atau menutup lebih lambat hingga pukul 17.00 WIB.  […]

author
Content Management
calendar
07 Agustus 2025
Artikel

BEI Akan Membuka Kembali Informasi Domisili Investor Mulai September 2025, Likuiditas Pasar Diproyeksi Meningkat

Key Takeaways: Sebagai bagian dari upaya meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk kembali membuka informasi domisili investor mulai September 2025. Setelah sebelumnya data ini sempat tidak tersedia, langkah baru ini diharapkan dapat membantu pelaku pasar mengetahui transaksi secara lebih detail dan responsif. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas latar belakang […]

author
Content Management
calendar
06 Agustus 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.