Artikel

BI Siapkan Insentif Rp80 Triliun untuk Dorong Kredit Perumahan dalam Program 3 Juta Rumah

author
Content Management
author
15 Agustus 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • Bank Indonesia menyiapkan insentif senilai Rp80 triliun untuk mendorong penyaluran kredit perumahan dalam program 3 juta rumah.
  • Skema insentif mencakup kelonggaran pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan KPR, serta fasilitas Surat Berharga Negara (SBN) bagi pengembang.
  • Kebijakan ini diharapkan memperluas akses KPR, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja.
  • Dampak insentif diperkirakan baru terasa dalam jangka menengah, sehingga diversifikasi investasi tetap menjadi pilihan untuk menjaga kinerja portofolio.

Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah strategis untuk mempercepat penyaluran kredit perumahan melalui program 3 juta rumah. Dalam kebijakan ini, BI menyiapkan insentif senilai Rp80 triliun yang bertujuan mendorong bank menyalurkan kredit ke sektor properti serta mendukung pengembang melalui fasilitas Surat Berharga Negara (SBN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas skema insentif BI, alasan strategis sektor perumahan menjadi prioritas, serta dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Skema Insentif BI untuk Percepatan Kredit Perumahan

Bank Indonesia menyiapkan dua bentuk insentif utama untuk mendorong penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), antara lain:

  1. Kelonggaran pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan KPR. Sebagai informasi, GWM adalah dana minimum yang wajib disimpan bank di BI sebagai cadangan dan tidak boleh digunakan untuk kegiatan pinjaman. Ketika BI melonggarkan ketentuan GWM, bank memiliki ruang likuiditas (tersedianya dana cadangan) yang lebih besar untuk disalurkan sebagai kredit, termasuk KPR. Sebaliknya, jika GWM diperketat, kemampuan bank untuk menyalurkan kredit akan berkurang karena dana yang mengendap di BI lebih besar.
  2. Insentif dalam bentuk fasilitas Surat Berharga Negara (SBN) diberikan kepada pengembang dan pihak yang membiayai proyek perumahan. Mekanismenya, bank atau lembaga pembiayaan dapat menjaminkan SBN yang mereka miliki kepada BI untuk memperoleh dana segar dengan bunga lebih rendah dibandingkan sumber pendanaan biasa. Biaya dana yang lebih murah ini memberi bank ruang untuk menyalurkan kredit ke pengembang perumahan dengan bunga lebih kompetitif. 

Kombinasi kebijakan ini diharapkan menciptakan efek berganda (multiplier effect), tidak hanya memperluas akses perumahan bagi masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor konstruksi dan industri pendukung seperti semen, baja, dan logistik.

Alasan Strategis Sektor Perumahan Menjadi Prioritas

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan tiga alasan utama mengapa sektor perumahan menjadi fokus kebijakan. Pertama, ketersediaan rumah berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Kedua, pembangunan perumahan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai aktivitas tambahan, mulai dari jasa konstruksi hingga penjualan bahan bangunan. Ketiga, sektor ini membuka banyak lapangan kerja di industri terkait seperti konstruksi, logistik, dan manufaktur bahan bangunan, sehingga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang luas.

Selain itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menegaskan bahwa dukungan BI adalah langkah strategis untuk mempercepat target pembangunan rumah sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Sinergi ini penting karena percepatan pembangunan tidak hanya bergantung pada kebijakan fiskal pemerintah, tetapi juga pada ketersediaan likuiditas dan pembiayaan dari sektor perbankan.

Diversifikasi sebagai Kunci Menjaga Kinerja Portofolio Optimal

Meskipun tren pembangunan rumah subsidi menunjukkan peningkatan, daya beli masyarakat tetap menjadi kendala. Penurunan suku bunga acuan sebanyak tiga kali secara year-to-date (ytd) belum mampu mendorong percepatan kredit properti secara signifikan. Dampak insentif BI diperkirakan baru akan terasa dalam jangka menengah. 

Di samping itu, pembangunan rumah subsidi melalui program 3 juta rumah menunjukkan tren positif, dengan realisasi hingga awal Agustus 2025 mencapai 190.335 unit melalui akad dan penyaluran KPR subsidi, namun tantangan pasar masih besar.

Pertumbuhan kredit kepemilikan residensial (KPR dan KPA) pada Juni 2025 tercatat sebesar 7,7% secara tahunan atau year-on-year (yoy), turun dari 14,3% yoy pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, yang juga tercermin dari kenaikan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) segmen KPR mencapai 3,07% yoy pada Juni 2025, naik dari 2,4% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi lain, penurunan suku bunga acuan sebanyak tiga kali tahun ini belum mampu mendorong percepatan kredit properti secara signifikan. Dengan kondisi tersebut, dampak dari insentif BI baru diperkirakan akan terasa pada jangka menengah, tergantung pada pemulihan daya beli dan perbaikan kualitas kredit.

Di tengah daya beli masyarakat yang masih rendah dan pertumbuhan kredit properti yang melambat, strategi diversifikasi tetap menjadi kunci untuk menjaga kinerja portofolio agar tetap optimal. Salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan adalah reksa dana pendapatan tetap (RDPT).

RDPT merupakan jenis reksa dana yang mengalokasikan minimal 80% portofolionya pada obligasi atau sukuk, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Instrumen ini cenderung memberikan kestabilan portofolio melalui imbal hasil yang didistribusikan secara berkala.

Namun, bagi investor yang mengutamakan likuiditas, reksa dana pasar uang (RDPU) dapat menjadi pilihan. RDPU mengalokasikan 100% dana pada instrumen pasar uang seperti deposito dan surat berharga jangka pendek kurang dari 1 tahun yang memiliki risiko rendah. Reksa dana ini memberikan kemudahan bagi investor untuk tetap menjaga kestabilan dana dan memiliki akses cepat terhadap likuiditas.

Sementara itu, bagi yang mencari keseimbangan antara pendapatan tetap dan potensi pertumbuhan, reksa dana campuran dapat menjadi alternatif. Reksa dana ini menggabungkan investasi pada saham, obligasi, dan instrumen pasar uang dengan porsi masing-masing aset tidak melebihi 79% dari total portofolio. Reksa dana ini memberikan peluang untuk memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan RDPU dan RDPT serta tepat bagi investor yang telah siap menghadapi fluktuasi pasar.

Itulah pembahasan mengenai insentif BI senilai Rp80 triliun untuk mempercepat program 3 juta rumah serta alasan strategis sektor perumahan menjadi prioritas. Bagi investor, momentum ini dapat dicermati sebagai peluang jangka menengah. Memantau perkembangan pasar properti, melihat respons perbankan terhadap kebijakan BI, dan menjaga portofolio agar tetap terdiversifikasi akan menjadi langkah penting untuk menghadapi dinamika dan potensi perubahan di sektor ini.


Di Makmur, Anda juga dapat memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda dapat memilih dan membeli reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo August Financial Freedom, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Makmur Premium Tour.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Waktu Terbaik Membeli Saham Agar Dividend Yield-nya Optimal

Key Takeaways: Faktor yang Mempengaruhi Dividend Yield Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran dividend yield, di antaranya adalah: Semakin besar dividend yang dibagikan, semakin tinggi dividend yield yang diterima oleh investor. Besaran dividend yang dibagikan oleh emiten berbeda-beda, tergantung kebijakan perusahaan yang dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Harga saham yang lebih rendah pada […]

author
Content Management
calendar
13 Agustus 2025
Artikel

Tujuh Perusahaan dalam Pipeline IPO BEI, Tiga Beraset di Atas Rp250 Miliar

Key Takeaways: Hingga 8 Agustus 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tujuh perusahaan dalam pipeline Initial Public Offering (IPO) yang nama perusahaannya belum dipublikasikan. Tiga diantaranya memiliki aset diatas Rp250 miliar, sementara empat lainnya tergolong beraset menengah Rp50–250 miliar. Sebaran sektor calon emiten cukup beragam, mulai dari material dasar hingga teknologi. Kondisi ini menunjukkan bahwa […]

author
Content Management
calendar
12 Agustus 2025
Artikel

Menilai Kinerja Likuiditas Perusahaan dengan Melihat Current Ratio Sahamnya

Key Takeaways: Current ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang dimilikinya. Rasio ini menjadi salah satu indikator penting dalam menilai likuiditas sebuah perusahaan sebelum Anda memutuskan untuk membeli sahamnya. Current ratio dihitung dengan rumus berikut: Current Ratio = Aset Lancar / Liabilitas Jangka […]

author
Content Management
calendar
07 Agustus 2025
Artikel

BEI Ingin Jam Perdagangan Bursa Lebih Lama, Ini Langkah yang Harus Anda Persiapkan

Key Takeaways: Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memperpanjang jam perdagangan pasar saham. Melansir dari laman investing.com, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyebutkan bahwa bursa sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang jam perdagangan. Opsi yang dibahas antara lain membuka pasar lebih awal pukul 08.00 WIB atau menutup lebih lambat hingga pukul 17.00 WIB.  […]

author
Content Management
calendar
07 Agustus 2025
Artikel

BEI Akan Membuka Kembali Informasi Domisili Investor Mulai September 2025, Likuiditas Pasar Diproyeksi Meningkat

Key Takeaways: Sebagai bagian dari upaya meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk kembali membuka informasi domisili investor mulai September 2025. Setelah sebelumnya data ini sempat tidak tersedia, langkah baru ini diharapkan dapat membantu pelaku pasar mengetahui transaksi secara lebih detail dan responsif. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas latar belakang […]

author
Content Management
calendar
06 Agustus 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.