Artikel

Obligasi RI Tetap Diminati di Tengah Outflow, Reksa Dana Ini Bisa Dicermati

author
Content Management
author
22 April 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Hai, Sobat Makmur! Pasar keuangan Indonesia sedang mengalami pergerakan yang fluktuatif. Di tengah tekanan global dan ketidakpastian suku bunga, investor asing melakukan aksi jual besar-besaran di pasar saham dan instrumen jangka pendek. Namun menariknya, investor asing tetap berinvestasi pada obligasi pemerintah. Fenomena ini menyimpan banyak insight penting, khususnya buat kamu yang ingin tetap cermat menghadapi tensi volatilitas di pasar. Pada artikel kali ini, kita akan bahas alasan obligasi Republik Indonesia (RI) masih diminati dan strategi investasi yang bisa kamu coba. Penasaran? Ini pembahasannya!

Mengenal SBN dan SRBI

Dalam dunia investasi, Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) merupakan dua instrumen yang cukup sering diperbincangkan. Kedua instrumen ini sama-sama diterbitkan oleh lembaga negara, namun memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda.

Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk membiayai kebutuhan negara. Instrumen ini umumnya berjangka menengah hingga panjang, dan sering dipilih oleh investor karena memiliki tingkat keamanan yang tinggi serta memberikan imbal hasil yang kompetitif.

Sementara itu, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) adalah surat berharga jangka pendek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Tujuan instrumen ini bukan untuk membiayai belanja negara, melainkan berfungsi sebagai alat kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar di pasar dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Asing Net Sell Saham & SRBI, Tapi SBN Tetap Diminati

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sepanjang periode 14–16 April 2025, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp13,01 triliun di pasar saham dan Rp2,24 triliun di SRBI. Menariknya, investor asing justru mencatatkan net buy di instrumen SBN sebesar Rp3,28 triliun. Bahkan, sepanjang tahun berjalan alias year-to-date (YTD) hingga 16 April 2025, inflow investor asing ke SBN telah mencapai Rp9,63 triliun, di tengah aksi net sell di pasar saham sebesar Rp36,86 triliun dan SRBI sebesar Rp7,94 triliun.

Indikator Risiko Membaik, Investor Asing Optimis

Minat investor global terhadap SBN didorong oleh beberapa faktor, salah satunya adalah membaiknya pandangan pasar terhadap stabilitas dan keamanan investasi di Indonesia. Beberapa indikator terbaru menunjukkan penurunan risiko yang semakin membaik.

  1. Yield SBN tenor 10 tahun tercatat turun ke level 6,98% pada 21 April 2025, dari posisi tertinggi YTD di level 7,32% pada 15 Januari 2025. Data ini mencerminkan meningkatnya permintaan pasar terhadap obligasi pemerintah.
  2. Credit Default Swap (CDS) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko gagal bayar suatu negara terhadap kewajiban utangnya. Semakin rendah level CDS, artinya risiko tersebut dinilai lebih kecil dan kepercayaan pasar terhadap negara tersebut semakin tinggi.

Untuk Indonesia, CDS tenor 5 tahun per 21 April 2025 turun ke 107,65 basis points (bps), dari area tertinggi YTD di level 119,75 bps pada 11 April 2025. Penurunan ini menjadi sinyal positif bahwa investor global menilai risiko Indonesia mengalami penurunan dan kondisi keuangan negara ini cukup stabil. 

  1. Dibandingkan dengan yield US Treasury tenor 10 tahun yang berada di kisaran 4,42% pada 21 April 2025, imbal hasil SBN Indonesia dengan tenor yang sama tercatat di level 6,98%. Artinya, terdapat spread atau selisih sebesar 255 bps. Tingkat kompensasi risiko tersebut masih tergolong kompetitif bagi investor global. 
  2. Dari sisi real yield, yakni imbal hasil setelah dikurangi inflasi, Indonesia memiliki real yield lebih unggul dibandingkan sejumlah negara berkembang lainnya. Dengan inflasi domestik sebesar 1,03% yoy pada Maret 2025, maka real yield Indonesia saat ini sebesar 5,95%. Sebagai perbandingan, real yield di Filipina, India, dan Thailand berada di bawah Indonesia yakni masing-masing sebesar 4,51%, 2,98%, dan 1,27%. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar obligasi yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara, dan menjadi sentimen positif bagi pasar SBN domestik.
    *Sumber: World Government Bond, Investing, dan TradingView

Strategi Defensif di Tengah Volatilitas dengan Reksa Dana Pendapatan Tetap

Aksi jual oleh investor asing di pasar saham dan SRBI dapat menjadi sinyal bagi investor untuk lebih mencermati risiko volatilitas jangka pendek. Sementara itu, arus dana asing yang tetap masuk ke SBN menunjukkan bahwa masih terdapat minat yang kuat terhadap instrumen berisiko rendah dan berimbal hasil stabil.

Bagi investor yang menginginkan eksposur ke obligasi tanpa harus membeli secara langsung (yang umumnya memerlukan dana besar), Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) dapat menjadi pilihan investasi yang tepat. Melalui instrumen ini, investor bisa berpartisipasi dalam portofolio obligasi korporasi maupun pemerintah tanpa harus mengeluarkan dana besar. Investor juga dapat berpartisipasi dalam portofolio obligasi yang dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi (MI). Sehingga reksa dana membantu investor berinvestasi secara efisien dan terdiversifikasi.

Berdasarkan kinerja per 22 April 2025, Berikut beberapa produk reksa dana pendapatan tetap yang tersedia di aplikasi Makmur, dengan kinerja solid selama satu tahun terakhir:

  1. Sucorinvest Monthly Income Fund, kinerja 1Y (+9,12%)
  2. Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A, kinerja 1Y (+8,13%)
  3. I-Hajj Syariah Fund, kinerja 1Y (+8,07%)
  4. Avrist Prime Income Fund kinerja  1Y (+7,94%)
  5. Insight Renewable Energy Fund kinerja 1Y (+7,81%)

Misal, Sobat Makmur berinvestasi di reksa dana Insight Renewable Energy Fund dengan investasi awal Rp10.000.000 dan rutin berinvestasi Rp1.000.000 per bulan di reksa dana ini, dana Sobat Makmur diperkirakan tumbuh menjadi Rp51.684.729 (+14.58%) dalam tiga tahun.

*disclaimer: kinerja masa lalu tidak menjamin hasil masa depan

Kelima RDPT ini dapat menjadi pilihan tepat bagi investor yang mengutamakan potensi pertumbuhan yang konsisten di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo April Blossom, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.


Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.

Link: Promo-Promo di Makmur

Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

BI Siapkan Insentif Rp80 Triliun untuk Dorong Kredit Perumahan dalam Program 3 Juta Rumah

Key Takeaways: Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah strategis untuk mempercepat penyaluran kredit perumahan melalui program 3 juta rumah. Dalam kebijakan ini, BI menyiapkan insentif senilai Rp80 triliun yang bertujuan mendorong bank menyalurkan kredit ke sektor properti serta mendukung pengembang melalui fasilitas Surat Berharga Negara (SBN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas skema insentif BI, […]

author
Content Management
calendar
15 Agustus 2025
Artikel

Waktu Terbaik Membeli Saham Agar Dividend Yield-nya Optimal

Key Takeaways: Faktor yang Mempengaruhi Dividend Yield Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran dividend yield, di antaranya adalah: Semakin besar dividend yang dibagikan, semakin tinggi dividend yield yang diterima oleh investor. Besaran dividend yang dibagikan oleh emiten berbeda-beda, tergantung kebijakan perusahaan yang dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Harga saham yang lebih rendah pada […]

author
Content Management
calendar
13 Agustus 2025
Artikel

Tujuh Perusahaan dalam Pipeline IPO BEI, Tiga Beraset di Atas Rp250 Miliar

Key Takeaways: Hingga 8 Agustus 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tujuh perusahaan dalam pipeline Initial Public Offering (IPO) yang nama perusahaannya belum dipublikasikan. Tiga diantaranya memiliki aset diatas Rp250 miliar, sementara empat lainnya tergolong beraset menengah Rp50–250 miliar. Sebaran sektor calon emiten cukup beragam, mulai dari material dasar hingga teknologi. Kondisi ini menunjukkan bahwa […]

author
Content Management
calendar
12 Agustus 2025
Artikel

Menilai Kinerja Likuiditas Perusahaan dengan Melihat Current Ratio Sahamnya

Key Takeaways: Current ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang dimilikinya. Rasio ini menjadi salah satu indikator penting dalam menilai likuiditas sebuah perusahaan sebelum Anda memutuskan untuk membeli sahamnya. Current ratio dihitung dengan rumus berikut: Current Ratio = Aset Lancar / Liabilitas Jangka […]

author
Content Management
calendar
07 Agustus 2025
Artikel

BEI Ingin Jam Perdagangan Bursa Lebih Lama, Ini Langkah yang Harus Anda Persiapkan

Key Takeaways: Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memperpanjang jam perdagangan pasar saham. Melansir dari laman investing.com, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyebutkan bahwa bursa sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang jam perdagangan. Opsi yang dibahas antara lain membuka pasar lebih awal pukul 08.00 WIB atau menutup lebih lambat hingga pukul 17.00 WIB.  […]

author
Content Management
calendar
07 Agustus 2025
Artikel

BEI Akan Membuka Kembali Informasi Domisili Investor Mulai September 2025, Likuiditas Pasar Diproyeksi Meningkat

Key Takeaways: Sebagai bagian dari upaya meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk kembali membuka informasi domisili investor mulai September 2025. Setelah sebelumnya data ini sempat tidak tersedia, langkah baru ini diharapkan dapat membantu pelaku pasar mengetahui transaksi secara lebih detail dan responsif. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas latar belakang […]

author
Content Management
calendar
06 Agustus 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.