Artikel

Belajar Investasi dari Ken Griffin, Investor Terkaya ke-3 di Dunia

author
Content Management
author
22 Agustus 2024
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Hai, Sobat Makmur! Menjadi sejahtera dan bisa mencapai kemerdekaan finansial atau financial freedom merupakan cita-cita semua orang. Salah satu jalan untuk mencapai financial freedom adalah berinvestasi. Sejumlah tokoh investor kenamaan dunia bisa kamu jadikan panutan dalam berinvestasi, sebut saja Howard Marks, David Tepper, Seth Klarman, hingga Sir John Templeton. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan salah satu investor kenamaan dunia yang tak kalah inspiratif, yakni Ken Griffin, yang saat ini dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Penasaran? Yuk disimak!

Biografi Singkat

Griffin yang memiliki nama lengkap Kenneth Cordele Griffin, lahir pada 15 Oktober 1968 di Daytona Beach, Florida, Amerika Serikat (AS). Meski saat ini menjadi salah satu orang terkaya di dunia, Griffin berasal dari keluarga kelas menengah. Ayahnya, Paul Griffin merupakan seorang manajer proyek untuk perusahaan kelistrikan. Sementara ibunya, Catherine Griffin adalah seorang ibu rumah tangga. Ketertarikan Griffin pada dunia keuangan dimulai pada tahun 1980. Kala itu, Griffin yang berusia 11 tahun menulis makalah tugas sekolah mengenai rencananya untuk mempelajari pasar saham.

Berawal dari Asrama Harvard

Griffin mengenyam bangku kuliah di Harvard College pada 1986. Dari sinilah insting investasi Griffin mulai terasah. Keterlibatan Griffin pada pasar modal bermula dari kamar asrama Harvard. Pada tahun pertamanya di Harvard tahun 1986 silam, Griffin membaca sebuah artikel tentang saham di majalah Forbes. Lantas, dia menjajal peruntungan dengan membeli saham. Griffin juga berperan menjadi perantara (broker) trading.

Memasuki tahun keduanya kuliah, Griffin fokus untuk bertransaksi pada produk convertible bond. Bermodal dukungan dari anggota keluarganya, Griffin mendirikan hedge fund pertamanya yakni G&S Capital pada Oktober 1987. Namun, langkah awal Griffin sebagai hedge fund manager menemui banyak hambatan. Pertama, gedung asrama Harvard tidak memiliki parabola, sementara parabola merupakan satu-satunya peralatan penting untuk mendapatkan informasi harga saham secara aktual dan tepat waktu. Pihak kampus juga tidak mengizinkan Griffin untuk memasang parabola. Kedua, pihak kampus melarang mahasiswa untuk menjalankan bisnis di kampus. Untuk mengakali peraturan tersebut, Griffin melakukan lobi sehingga hedge fund miliknya diklasifikasikan sebagai kegiatan mahasiswa di luar jam kampus. Di tengah banyaknya hambatan, manuver Griffin terbilang sukses. Berkat dukungan beberapa investor yang berasal dari keluarganya, Griffin berhasil mengumpulkan dana hingga US$265.000 kala itu.

Kepiawaian Griffin juga terbukti pada Black Monday 1987. Kala itu, investor mengalami kerugian besar ketika Indeks Dow Jones anjlok hingga 22,6%. Bahkan, hedging fund terbaik seperti Michael Steinhardt juga mengalami kerugian besar. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi pada Griffin. Dia mengambil peluang untuk mengeruk keuntungan bahkan di tengah krisis. Berkat keterampilan dan bakatnya, Griffin memanfaatkan Black Monday untuk mengambil posisi di jangka yang sangat pendek dalam portofolionya. Kesuksesan Griffin menarik perhatian Frank Meyer, yang kemudian turut mendanai dan mendirikan Citadel. Pada 1989, Griffin menamatkan pendidikannya dengan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Harvard College.

Jadi Investor Terkaya ke-3 Dunia

Setelah lulus dari bangku kuliah, Griffin mendirikan Citadel pada tahun 1990 dengan dana kelolaan alias asset under management (AUM) kala itu hanya US$18 juta. Namun, berselang 4 tahun kemudian, dana kelolaan Citadel telah mencapai US$200 juta. Langkah Citadel sempat tersendat krisis keuangan tahun 2007-2008. Citadel sempat merugi ratusan juta dolar dan menghasilkan penurunan nilai return hingga 55% pada akhir 2008. Namun, pada tahun 2009, kinerja Citadel berhasil rebound bahkan membukukan kinerja yang lebih kuat dari sebelumnya. Pada 2009, return yang dihasilkan Citadel mencapai 62%. Kini, Citadel menjadi salah satu perusahaan hedge fund terbesar di dunia dengan total AUM mencapai US$62,2 miliar.

Keuletan Griffin juga mengantarkannya menjadi salah satu orang paling tajir di dunia. Melansir Forbes, per Agustus 2024 net worth dari Ken Griffin mencapai US$38 miliar dan menempati urutan ke-42 miliarder paling kaya di dunia. Majalah CEO World Magazine juga menempatkan Griffin sebagai investor miliarder terkaya ke-3 di dunia pada 2024.

Belajar Jadi Kaya dari Ken Griffin

Nah, ada sejumlah nilai dan pelajaran yang bisa Sobat Makmur ambil dari kisah sukses Ken Griffin. Tentunya, hal ini bisa kamu terapkan dalam berinvestasi.

1.       Menerapkan Strategi Jangka Panjang

Meski pada praktiknya Citadel menggunakan strategi trading jangka pendek dan strategi oportunis, Griffin juga menekankan pentingnya mempertahankan perspektif jangka panjang dalam berinvestasi. Dalam memimpin Citadel, Griffin berupaya mengidentifikasi peluang investasi yang memiliki kualitas tinggi dengan fundamental yang solid serta memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Hal ini bertujuan agar dana yang diinvestasikan mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

2.       Pantang Menyerah

Pada periode awal mendirikan hedge fund pertamanya, Griffin mendapat tentangan dari pihak kampus. Namun, pertentangan ini tak membuat Griffin patah semangat dan terus melebarkan bisnisnya. Usaha ini pun berbuah manis dimana Griffin berhasil mengumpulkan dana hingga ratusan ribu dolar AS.

3.       Menyulap Krisis Menjadi Cuan

Griffin memiliki prinsip bahwa kerugian orang lain merupakan keuntungan untuknya. Prinsip inilah yang dia terapkan selama Black Monday tahun 1987. Dengan memanfaatkan krisis, Griffin berhasil memperoleh keuntungan dengan strategi investasi yang tepat.

4.       Belajar dari Pengalaman

Terkadang, kerugian di pasar keuangan menjadi hal ini tidak dapat dihindari. Hal ini juga terjadi pada Griffin yang mengalami kerugian yang besar selama krisis keuangan tahun 2008. Namun, dari kerugian ini Griffin mengambil pelajaran dan memilih bangkit. Buktinya, satu tahun setelah krisis keuangan perusahaan hedge fund milik Griffin berhasil menghasilkan return lebih baik dari sebelumnya dan berhasil mengganti kerugiannya. 

Nah, Sobat Makmur, tentunya banyak pelajaran dan inspirasi yang bisa kamu dapatkan dari Ken Griffin. Selain membutuhkan strategi yang tepat, untuk menjadi investor sukses kamu juga harus mengenali profil risiko dan juga memilih instrumen investasi yang tepat. Salah satu instrumen investasi yang bisa kamu pilih adalah reksa dana. Sebab, dana yang kamu investasikan di instrumen reksa dana akan dikelola secara profesional oleh manajer investasi (MI) sehingga kamu tidak perlu repot mengelola portofolio sendiri.

Di Makmur, kamu bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana terbaik dari manajer investasi terbaik di tanah air, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur. Namun perlu diingat, kamu harus menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di aplikasi Makmur!


Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.

Link: Promo-Promo di Makmur

Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:

Website: Makmur.id


Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Ini 5 Sektor Saham Dominan di Reksa Dana Saham Trimegah Asset Management pada Oktober 2025

Key Takeaways: Memasuki akhir 2025, portofolio reksa dana saham milik Trimegah Asset Management menunjukkan kecenderungan yang kuat terhadap sektor-sektor tertentu. Dari tiga produk unggulan yang tersedia di platform Makmur, yaitu TRIM Syariah Saham, Trim Kapital Plus, dan Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index, terlihat alokasi aset yang besar terhadap emiten di lima sektor. Anda […]

author
Content Management
calendar
13 November 2025
Artikel

Cara Memilih Reksa Dana Tematik yang Sesuai dengan Tujuan Keuangan

Key Takeaways: Dalam perencanaan keuangan, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar dana yang diinvestasikan, tetapi juga oleh arah dan strategi yang digunakan. Setiap pilihan investasi idealnya mendukung tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu instrumen investasi yang kini banyak dipertimbangkan adalah reksa dana tematik, yaitu reksa dana yang berfokus pada sektor atau […]

author
Content Management
calendar
12 November 2025
Artikel

Cara Membedakan Saham Undervalued dengan Value Trap

Key Takeaways: Ketika berinvestasi saham, banyak investor ingin mendapatkan saham undervalued, yaitu saham yang harganya saat ini lebih rendah dari nilai wajarnya, sehingga memiliki potensi kenaikan di masa depan. Namun, tidak semua saham murah layak dibeli. Anda perlu berhati-hati pada saham value trap, yaitu saham yang tampak menarik secara valuasi tetapi ternyata memiliki fundamental yang […]

author
Content Management
calendar
11 November 2025
Artikel

Purbaya Optimistis IHSG Bisa Sentuh Level 9.000 pada Akhir 2025, ini Alasannya

Key Takeaways: Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan optimisme yang tinggi terhadap prospek pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2025. Dalam pernyataannya yang disampaikan di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, pada Jumat, 17 Oktober 2025, ia menyebut bahwa IHSG berpotensi menyentuh level 9.000. “Akhir tahun IHSG bisa 9.000, tidak terlalu […]

author
Content Management
calendar
10 November 2025
Artikel

Mengapa Investor Saham Perlu Memantau Purchasing Managers’ Index sebagai Indikator Siklus Ekonomi

Key Takeaways: Sebagai seorang investor saham, Anda perlu memahami berbagai indikator ekonomi yang dapat memengaruhi pergerakan pasar. Salah satu indikator yang sering digunakan oleh analis dan pelaku pasar adalah Purchasing Managers’ Index (PMI). Indikator ini memberikan gambaran awal tentang kondisi ekonomi suatu negara, khususnya di sektor manufaktur dan jasa. Mari kita bahas secara komprehensif apa […]

author
Content Management
calendar
06 November 2025
Artikel

Cara Menentukan Waktu yang Tepat Membeli Saham Cyclical

Key Takeaways: Memahami jenis saham merupakan langkah awal yang penting sebelum Anda menempatkan modal. Salah satu kategori saham yang menarik bagi investor adalah saham cyclical. Saham jenis ini memiliki karakteristik yang cenderung bergerak mengikuti siklus ekonomi. Ketika ekonomi tumbuh, nilainya meningkat signifikan. Namun, saat terjadi perlambatan ekonomi, harganya dapat turun cukup dalam. Oleh karena itu, […]

author
Content Management
calendar
05 November 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.