Hai, Sobat Makmur! Menjadi sejahtera dan bisa mencapai kemerdekaan finansial atau financial freedom merupakan cita-cita semua orang. Salah satu jalan untuk mencapai financial freedom adalah berinvestasi. Sejumlah tokoh investor kenamaan dunia bisa kamu jadikan panutan dalam berinvestasi, sebut saja Howard Marks, David Tepper, Seth Klarman, hingga Sir John Templeton. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan salah satu investor kenamaan dunia yang tak kalah inspiratif, yakni Ken Griffin, yang saat ini dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Penasaran? Yuk disimak!
Griffin yang memiliki nama lengkap Kenneth Cordele Griffin, lahir pada 15 Oktober 1968 di Daytona Beach, Florida, Amerika Serikat (AS). Meski saat ini menjadi salah satu orang terkaya di dunia, Griffin berasal dari keluarga kelas menengah. Ayahnya, Paul Griffin merupakan seorang manajer proyek untuk perusahaan kelistrikan. Sementara ibunya, Catherine Griffin adalah seorang ibu rumah tangga. Ketertarikan Griffin pada dunia keuangan dimulai pada tahun 1980. Kala itu, Griffin yang berusia 11 tahun menulis makalah tugas sekolah mengenai rencananya untuk mempelajari pasar saham.
Griffin mengenyam bangku kuliah di Harvard College pada 1986. Dari sinilah insting investasi Griffin mulai terasah. Keterlibatan Griffin pada pasar modal bermula dari kamar asrama Harvard. Pada tahun pertamanya di Harvard tahun 1986 silam, Griffin membaca sebuah artikel tentang saham di majalah Forbes. Lantas, dia menjajal peruntungan dengan membeli saham. Griffin juga berperan menjadi perantara (broker) trading.
Memasuki tahun keduanya kuliah, Griffin fokus untuk bertransaksi pada produk convertible bond. Bermodal dukungan dari anggota keluarganya, Griffin mendirikan hedge fund pertamanya yakni G&S Capital pada Oktober 1987. Namun, langkah awal Griffin sebagai hedge fund manager menemui banyak hambatan. Pertama, gedung asrama Harvard tidak memiliki parabola, sementara parabola merupakan satu-satunya peralatan penting untuk mendapatkan informasi harga saham secara aktual dan tepat waktu. Pihak kampus juga tidak mengizinkan Griffin untuk memasang parabola. Kedua, pihak kampus melarang mahasiswa untuk menjalankan bisnis di kampus. Untuk mengakali peraturan tersebut, Griffin melakukan lobi sehingga hedge fund miliknya diklasifikasikan sebagai kegiatan mahasiswa di luar jam kampus. Di tengah banyaknya hambatan, manuver Griffin terbilang sukses. Berkat dukungan beberapa investor yang berasal dari keluarganya, Griffin berhasil mengumpulkan dana hingga US$265.000 kala itu.
Kepiawaian Griffin juga terbukti pada Black Monday 1987. Kala itu, investor mengalami kerugian besar ketika Indeks Dow Jones anjlok hingga 22,6%. Bahkan, hedging fund terbaik seperti Michael Steinhardt juga mengalami kerugian besar. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi pada Griffin. Dia mengambil peluang untuk mengeruk keuntungan bahkan di tengah krisis. Berkat keterampilan dan bakatnya, Griffin memanfaatkan Black Monday untuk mengambil posisi di jangka yang sangat pendek dalam portofolionya. Kesuksesan Griffin menarik perhatian Frank Meyer, yang kemudian turut mendanai dan mendirikan Citadel. Pada 1989, Griffin menamatkan pendidikannya dengan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Harvard College.
Setelah lulus dari bangku kuliah, Griffin mendirikan Citadel pada tahun 1990 dengan dana kelolaan alias asset under management (AUM) kala itu hanya US$18 juta. Namun, berselang 4 tahun kemudian, dana kelolaan Citadel telah mencapai US$200 juta. Langkah Citadel sempat tersendat krisis keuangan tahun 2007-2008. Citadel sempat merugi ratusan juta dolar dan menghasilkan penurunan nilai return hingga 55% pada akhir 2008. Namun, pada tahun 2009, kinerja Citadel berhasil rebound bahkan membukukan kinerja yang lebih kuat dari sebelumnya. Pada 2009, return yang dihasilkan Citadel mencapai 62%. Kini, Citadel menjadi salah satu perusahaan hedge fund terbesar di dunia dengan total AUM mencapai US$62,2 miliar.
Keuletan Griffin juga mengantarkannya menjadi salah satu orang paling tajir di dunia. Melansir Forbes, per Agustus 2024 net worth dari Ken Griffin mencapai US$38 miliar dan menempati urutan ke-42 miliarder paling kaya di dunia. Majalah CEO World Magazine juga menempatkan Griffin sebagai investor miliarder terkaya ke-3 di dunia pada 2024.
Nah, ada sejumlah nilai dan pelajaran yang bisa Sobat Makmur ambil dari kisah sukses Ken Griffin. Tentunya, hal ini bisa kamu terapkan dalam berinvestasi.
1. Menerapkan Strategi Jangka Panjang
Meski pada praktiknya Citadel menggunakan strategi trading jangka pendek dan strategi oportunis, Griffin juga menekankan pentingnya mempertahankan perspektif jangka panjang dalam berinvestasi. Dalam memimpin Citadel, Griffin berupaya mengidentifikasi peluang investasi yang memiliki kualitas tinggi dengan fundamental yang solid serta memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Hal ini bertujuan agar dana yang diinvestasikan mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
2. Pantang Menyerah
Pada periode awal mendirikan hedge fund pertamanya, Griffin mendapat tentangan dari pihak kampus. Namun, pertentangan ini tak membuat Griffin patah semangat dan terus melebarkan bisnisnya. Usaha ini pun berbuah manis dimana Griffin berhasil mengumpulkan dana hingga ratusan ribu dolar AS.
3. Menyulap Krisis Menjadi Cuan
Griffin memiliki prinsip bahwa kerugian orang lain merupakan keuntungan untuknya. Prinsip inilah yang dia terapkan selama Black Monday tahun 1987. Dengan memanfaatkan krisis, Griffin berhasil memperoleh keuntungan dengan strategi investasi yang tepat.
4. Belajar dari Pengalaman
Terkadang, kerugian di pasar keuangan menjadi hal ini tidak dapat dihindari. Hal ini juga terjadi pada Griffin yang mengalami kerugian yang besar selama krisis keuangan tahun 2008. Namun, dari kerugian ini Griffin mengambil pelajaran dan memilih bangkit. Buktinya, satu tahun setelah krisis keuangan perusahaan hedge fund milik Griffin berhasil menghasilkan return lebih baik dari sebelumnya dan berhasil mengganti kerugiannya.
Nah, Sobat Makmur, tentunya banyak pelajaran dan inspirasi yang bisa kamu dapatkan dari Ken Griffin. Selain membutuhkan strategi yang tepat, untuk menjadi investor sukses kamu juga harus mengenali profil risiko dan juga memilih instrumen investasi yang tepat. Salah satu instrumen investasi yang bisa kamu pilih adalah reksa dana. Sebab, dana yang kamu investasikan di instrumen reksa dana akan dikelola secara profesional oleh manajer investasi (MI) sehingga kamu tidak perlu repot mengelola portofolio sendiri.
Di Makmur, kamu bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana terbaik dari manajer investasi terbaik di tanah air, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur. Namun perlu diingat, kamu harus menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di aplikasi Makmur!
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Dalam setahun terakhir, Bank Indonesia telah memangkas BI Rate sebanyak tiga kali menjadi 5,25% sebagai respon terhadap perlambatan ekonomi global dan inflasi yang tetap terkendali. Namun, penurunan suku bunga acuan ini belum sepenuhnya tercermin pada suku bunga kredit perbankan digital. Data per April 2025 menunjukkan bahwa Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank-bank digital masih bertahan […]
Pasar global kembali menghadapi ketidakpastian seiring meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah. Setelah serangan udara Israel ke Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, Iran merespon dengan aksi balasan militer pada Sabtu, 14 Juni 2025. Ketegangan antara kedua negara ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran akan potensi meluasnya konflik di kawasan, tetapi juga berisiko mempengaruhi pergerakan harga […]
Dalam dunia investasi, pergerakan pasar tidak dapat sepenuhnya dapat diprediksi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global maupun domestik, mulai dari rilis data ekonomi, kebijakan bank sentral, hingga dinamika geopolitik. Di tengah kondisi yang fluktuatif ini, pemahaman terhadap konsep risk-on dan risk-off menjadi penting bagi investor agar dapat menyusun strategi investasi yang tepat sesuai arah […]
Hai, Sobat Makmur! Negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kembali menjadi sorotan pasar global. Kali ini, pertemuan lanjutan digelar di London sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan yang meningkat sejak awal tahun. Tak hanya menjadi momen penting dalam hubungan kedua negara, perundingan ini juga berpotensi mempengaruhi pasar keuangan global. Dalam artikel ini, Makmur […]
Hai, Sobat Makmur! Di tengah melambatnya pertumbuhan kredit secara keseluruhan, ada satu jenis kredit yang justru mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu kredit investasi. Pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan hanya tercatat 8,5% year-on-year (yoy), kredit investasi justru tumbuh 15,3% yoy di bulan April 2025. Ini menunjukkan bahwa sektor-sektor yang menerima kredit investasi, seperti sektor pertambangan, transportasi, […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam dunia investasi, memahami dinamika kebijakan moneter sangat penting agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat. Dua istilah yang sering muncul dan memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan adalah hawkish dan dovish. Kamu mungkin pernah mendengarnya, tapi sudahkah kamu benar-benar memahami apa arti keduanya dan bagaimana dampaknya terhadap investasi? Memahami Istilah Hawkish […]