Hai, Sobat Makmur! Banyak tokoh investor dunia yang bisa kamu jadikan inspirasi dalam berinvestasi, mulai dari David Tepper, Seth Klarman, hingga Sir John Templeton. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai salah satu investor kenamaan dunia yang tak kalah inspiratif, yakni Howard Marks, sang pendiri Oaktree Capital Management. Yuk disimak!
Howard Marks yang memiliki nama lengkap Howard Stanley Marks lahir pada 23 April 1946 di New York, Amerika Serikat (AS). Ayah Marks berprofesi sebagai akuntan sementara ibunya merupakan ibu rumah tangga. Masa kecil Marks dihabiskan di sebuah apartemen sederhana di lingkungan kelas pekerja. Semasa kecil, keluarga Marks hidup di bawah bayang-bayang great depression (depresi hebat). Hal ini membuat Marks cukup lumrah dengan strategi finansial sejak belia.
Marks merupakan investor yang berfokus pada pendidikan dunia keuangan. Marks memperoleh gelar Sarjana di Jurusan Ekonomi dan Spesialisasi Keuangan di Wharton School pada tahun 1967. Marks kemudian mengambil pendidikan magister yang berfokus pada bidang Akuntansi dan Marketing di University of Chicago dan lulus pada tahun 1970.
Tidak lama setelah lulus dari bangku kuliah, Marks merintis kariernya di dunia finansial. Dari tahun 1969 hingga 1978, Marks menjadi analis riset ekuitas dan akhirnya menjabat sebagai Direktur Riset Citicorp. Pada 1978 hingga 1985, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Citicorp. Marks kemudian bergabung di The TCW Group mulai dari tahun 1985 hingga 1995. Kala itu, Marks bertanggung jawab memimpin sebuah tim atas pengelolaan investasi di instrumen surat utang bermasalah, obligasi dengan imbal hasil tinggi, dan convertible securities.
Singkat cerita, pada 1995, Marks kemudian mendirikan Oaktree Capital Management, dimana Marks juga sekaligus menjabat menjadi Presiden Direktur. Di sinilah awal mula Marks menunjukkan kelihaiannya dalam mengelola dana investasi.
Oaktree Capital Management terkenal dengan strateginya dalam berinvestasi pada efek utang yang bermasalah. Efek bersifat utang ini dibeli Oaktree dengan harga murah. Sebab, saat sentimen negatif mencapai puncaknya selama krisis ekonomi, banyak investor yang tertekan dan mengalami ketakutan, sehingga mereka melakukan aksi jual panik (panic selling). Kondisi inilah yang menjadi ceruk peluang Oaktree Capital Management untuk memperoleh keuntungan yang sudah ditargetkan. Marks pada dasarnya menganut ajaran value investing, dimana dia mencari instrumen investasi yang mengalami undervalued. Kondisi undervalued merujuk pada aset yang harga saat ini lebih rendah dari nilai wajarnya.
Perusahaan yang menjadi target Marks adalah perusahaan yang memiliki utang bermasalah dan sulit memenuhi kewajibanya, namun memiliki fundamental bisnis yang solid dan mampu menghasilkan arus kas. Marks menilai perusahaan semacam itu kemungkinan kesulitan untuk membayar utangnya selama periode kemerosotan ekonomi. Padahal, fundamental perusahaan tersebut masih cukup bagus.Selama krisis keuangan tahun 2007–2008, Oaktree berhasil menghimpun US$ 10,9 miliar surat utang bermasalah. Ini merupakan pengumpulan aset utang bermasalah terbesar dalam sejarah. Kini, Oaktree Capital Management menjadi salah satu perusahaan asset management paling sukses dengan nilai asset under management (AUM) mencapai US$ 193 miliar per Juni 2024.
Menurut Marks, emosi adalah musuh terbesar dalam berinvestasi. Menurut dia, ketidakmampuan mengelola emosi akan cenderung membuatmu akan membeli aset pada saat harganya tinggi dan justru menjualnya saat harga rendah. Marks menekankan butuhnya ketenangan, dimana dia berpegang teguh pada pepatah investasi Warren Buffett yakni “Takutlah saat orang lain serakah dan serakahlah saat orang lain takut” (be fearful when others are greedy and greedy when others are fearful). Ketika pasar sedang mengalami fase koreksi atau bearish, justru di saat itulah peluang besar untuk mendapatkan return yang maksimal.
Berikut adalah prinsip dari Howard Marks yang bisa Sobat Makmur jadikan inspirasi dalam berinvestasi:
Prinsip ini terbukti sukses mengantar Marks sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Merujuk data Forbes, net worth Howard Maks per Agustus 2024 mencapai US$ 2,2 miliar, atau berada pada urutan peringkat 1.496 dalam daftar billioner dunia.
Nah, Sobat Makmur, tentunya banyak pelajaran dan inspirasi yang bisa kamu dapatkan dari Howard Marks. Selain membutuhkan ketenangan emosi, kamu juga harus mengenali profil risiko dan juga memilih instrumen investasi yang tepat. Salah satu instrumen investasi yang bisa kamu pilih adalah reksa dana. Dana yang kamu investasikan di instrumen reksa dana akan dikelola manajer investasi (MI) yang profesional, sehingga kamu tidak perlu repot mengelola portofolionya sendiri.
Di Makmur, kamu bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana terbaik dari manajer investasi terbaik di tanah air. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur. Namun perlu diingat, kamu harus menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di aplikasi Makmur!
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website:Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Sebagai instrumen investasi yang relatif stabil, reksa dana pendapatan tetap (RDPT) menjadi salah satu pilihan utama investor di Indonesia. Hal ini tercermin dari Asset Under Management (AUM) yang mencapai Rp207,9 triliun per September 2025, tertinggi di antara jenis reksa dana lainnya. Untuk memastikan kualitas reksa dana, Makmur menyeleksi RDPT dari Manajer Investasi (MI) bereputasi baik, […]
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan instrumen investasi dengan risiko relatif rendah dan likuid, sehingga cocok untuk berbagai profil investor. Reksa dana ini 100% dialokasikan ke instrumen pasar uang seperti deposito berjangka dan obligasi yang memiliki jatuh tempo < 1 tahun. Oleh karena itu, RDPU ideal untuk tujuan investasi jangka pendek, menawarkan potensi imbal hasil […]
Reksa dana campuran merupakan instrumen investasi yang mengalokasikan dana pada instrumen saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, dengan masing-masing aset tidak melebihi 79% dari total portofolio. Diversifikasi ini memberikan keseimbangan antara potensi pertumbuhan dan stabilitas, sehingga cocok bagi investor dengan profil risiko moderat dan tujuan investasi jangka menengah hingga panjang. Makmur menyeleksi reksa dana campuran […]
Sebagai instrumen investasi dengan potensi pertumbuhan dan risiko relatif tinggi, reksa dana saham cocok bagi investor yang siap menghadapi fluktuasi pasar dan memiliki tujuan investasi jangka panjang. Secara year-to-date (YTD) hingga Oktober, IHSG naik +13,97% ke level 8.164, mencerminkan tren positif pasar saham domestik. Makmur menyeleksi reksa dana saham dari manajer investasi (MI) bereputasi baik, […]
Key Takeaways: Saat investasi saham, kondisi pasar yang fluktuatif merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Naik turunnya harga saham seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, hingga situasi geopolitik. Oleh karena itu, sebagai investor perlu memiliki strategi yang dapat menjaga stabilitas portofolio. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memiliki saham […]
Key Takeaways: Ketika berinvestasi di pasar modal, Anda akan mengenal dua jenis pasar, yaitu pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar perdana adalah tempat di mana efek atau surat berharga pertama kali dijual kepada masyarakat oleh perusahaan penerbit (emiten). Sementara itu, pasar sekunder merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli efek yang telah diterbitkan sebelumnya. Pasar sekunder […]