Hai, Sobat Makmur! Manajemen keuangan menjadi aspek penting yang harus dilakukan untuk mencapai kemerdekaan finansial atau financial freedom. Dalam mengatur keuangan, kamu akan dihadapkan pada 2 pilihan, yakni antara menabung atau berinvestasi. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu mendalami lebih lanjut mengenai kelebihan dan kekurangan antara menabung dengan berinvestasi khususnya di instrumen reksa dana. Yuk disimak!
Pada dasarnya, menabung merupakan kegiatan menyisihkan sebagian pendapatan secara berkala dan menyimpan dananya untuk keperluan masa mendatang. Secara konvensional, dahulu sebagian orang mungkin akan menyimpan tabungannya secara fisik di celengan. Namun, saat ini perbankan menjadi solusi terbaik jika kamu ingin menyimpan danamu, baik di instrumen tabungan maupun deposito.
Menabung masih menjadi pilihan sebagian masyarakat untuk menyimpan dananya. Hal ini tidak terlepas dari sejumlah keunggulan dari menabung.
1. Keamanan Dana Terjamin
Menabung di bank memberikan perlindungan keamanan yang lebih baik daripada menyimpan uang secara fisik di rumah. Perbankan, terutama perbankan besar dengan reputasi baik, memiliki sistem keamanan yang canggih, seperti perlindungan terhadap pencurian, data pribadi nasabah, pembajak digital (hacker), hingga perlindungan dari potensi kehilangan uang.
2. Dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan
Jika kamu menyimpan uang di bank, uangmu akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sehingga, jika bank mengalami kebangkrutan atau collapse, dana yang kamu simpan tidak akan hilang karena akan dijamin oleh LPS sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Namun yang perlu dicatat, pastikan bank yang akan kamu pilih sudah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) and dijamin oleh LPS.
3. Mendapat Bunga dan Bagi Hasil
Jika menempatkan dana di bank, maka kamu bisa mendapat bunga atau bagi hasil yang akan dibayarkan dalam jangka waktu tertentu. Bunga yang diberikan merupakan keuntungan dana yang dibayarkan bank kepada nasabah sebagai balas jasa atas simpanan dana. Dengan menerima bunga bank, dana yang kamu miliki dapat tumbuh tanpa harus melakukan banyak usaha.
Meski demikian, menabung juga memiliki sejumlah kekurangan.
1. Adanya Biaya Administrasi
Jika bank akan memberikan sejumlah bunga atas tabungan yang kamu simpan, bank juga akan membebankan biaya administrasi bulanan. Saldo di dalam rekeningmu akan terpotong biaya bulanan tersebut. Perlu diingat, setiap bank memiliki ketentuan biaya administrasi yang dibebankan ke nasabah. Hal ini bisa mengurangi potensi keuntungan dari bunga yang kamu terima.
2. Imbal Hasil yang Kurang Menarik di Tengah Potensi Pemangkasan Suku Bunga
Sobat Makmur memang akan memperoleh bunga apabila menyimpan dana di tabungan maupun deposito. Akan tetapi, bunga yang kamu terima setiap bulannya cenderung rendah dan kurang menarik. Hal ini membuat pertumbuhan danamu menjadi tidak signifikan, terutama jika dibandingkan dengan opsi investasi lainnya. Pajak yang dikenakan untuk bunga deposito juga cukup tinggi, yakni 20%. Selain itu, besaran bunga deposito dan tabungan akan mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Dengan demikian, jika BI memangkas suku bunga acuan, maka bunga tabungan dan deposito juga berpotensi turun.
3. LPS Tidak Menjamin Seluruh Dana Simpanan
LPS memang bertugas sebagai lembaga negara yang menjamin simpanan masyarakat di bank. Dengan syarat dan ketentuan berlaku, LPS akan mengganti simpanan masyarakat di bank yang izin usahanya dicabut. Dengan kata lain, tak semua dana yang disimpan masyarakat di bank akan dijamin oleh LPS. Sesuai ketentuan di Undang-Undang (UU) LPS, jumlah nominal yang dijamin adalah maksimal Rp2 miliar per nasabah per bank, dengan catatan simpanan tersebut memiliki bunga di bawah tingkat bunga penjaminan LPS.
Setelah Sobat Makmur mengetahui kelebihan dan kekurangan menabung, kini Makmur akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangan berinvestasi di reksa dana. Reksa dana kini menjadi salah satu instrumen investasi yang paling banyak dipilih investor. Hal ini tidak terlepas dari beberapa kelebihan dari reksa dana dibandingkan tabungan atau deposito.
1. Dikelola Secara Profesional oleh Manajer Investasi
Salah satu kelebihan reksa dana adalah adanya peran manajer investasi (MI) yang akan mengelola dana secara profesional. MI merupakan pihak yang bertanggung jawab mengelola portofolio investasi dalam sebuah reksa dana. MI akan bekerja untuk memastikan bahwa dana yang kamu investasikan dikelola secara profesional dan berpotensi memberikan keuntungan. Sehingga, kamu tidak perlu repot mengelola portofolio sendiri.
2. Diuntungkan dari Pemangkasan Suku Bunga
Seperti diketahui, sejumlah bank sentral di dunia telah memberi sinyal pemangkasan suku bunga di sisa tahun ini. Berbeda dengan tabungan dan deposito, pemangkasan suku bunga justru menjadi angin segar bagi beberapa jenis reksa dana. Salah satu yang diuntungkan adalah reksa dana pendapatan tetap, dimana portofolio dari reksa dana ini mayoritas berisi surat utang (obligasi). Ketika suku bunga turun, harga obligasi akan cenderung naik, begitu juga sebaliknya. Sebab, penurunan tingkat suku bunga acuan akan menyebabkan bunga tabungan dan deposito di perbankan menjadi tidak menarik. Sehingga, investor cenderung mencari instrumen lain dengan return yang lebih tinggi, salah satunya obligasi.
3. Return yang Menarik
Beberapa jenis reksa dana memberikan return yang menarik, khususnya untuk reksa dana pendapatan tetap. Ambil contoh reksa dana Sucorinvest Monthly Income Fund. Per 21 Agustus 2024, reksa dana pendapatan tetap ini memberikan return hingga 7,40% dalam setahun. Ada pula Insight Renewable Energy Fund dengan return 7,02% dalam setahun (per 21 Agustus 2024). Nah menariknya, jika kamu berinvestasi reksa dana, kamu tak hanya mendapatkan return sebagai imbal hasil. Sebab, beberapa reksa dana juga memberi imbal hasil berupa dividen. Tentunya hal ini bisa membantu kamu dalam menghasilkan passive income yang optimal.
4. Tidak Dikenakan Pajak
Berbeda dengan bunga deposito, reksa dana bukan termasuk dalam objek pajak. Kontrak investasi kolektif seperti reksa dana termasuk dalam objek pajak yang dikecualikan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Melansir website Dirjen Pajak, saat ini reksa dana merupakan satu-satunya jenis investasi yang tidak dikenakan pajak secara langsung atas hasil keuntungannya.
Namun, sebagai investor yang bijak, kamu juga perlu mengetahui risiko dan kelemahan dalam berinvestasi reksa dana. Sebab, masing-masing instrumen investasi pasti memiliki risikonya tersendiri.
1. Risiko Penyusutan Nilai
Salah satu risiko berinvestasi reksa dana adalah risiko berkurangnya nilai investasi yang dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek dalam portofolio, baik itu saham, obligasi, maupun surat berharga lainnya.
2. Rentan Terhadap Sentimen Global
Saat ini kita mengenal ada empat jenis reksa dana, yakni reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Masing-masing reksa dana cukup rentan terhadap sentimen global dan kebijakan pemerintah. Misal, kebijakan suku bunga BI akan berdampak ke kinerja reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang. Sementara pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berdampak ke reksa dana saham, dimana pergerakan IHSG juga ditentukan oleh sentimen dan kebijakan pemerintah.
3. Risiko Efek Portofolio
Risiko ini berkaitan dengan efek yang terkandung dalam portofolio reksa dana. Misal, adanya potensi perusahaan penerbit surat utang mengalami default atau kebangkrutan yang bisa berdampak pada pembayaran kupon dan/atau pokok obligasi. Ada juga risiko pemangkasan peringkat (rating) kredit perusahaan yang berdampak pada pembayaran kupon obligasi. Pada reksa dana saham, risiko yang membayangi mencakup risiko penghentian (suspensi) sementara perdagangan saham dan penghapusan pencatatan (delisting) saham dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sobat Makmur, setelah membaca artikel di atas, pastinya kamu semakin yakin untuk berinvestasi reksa dana, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Namun, jangan lupa untuk menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di aplikasi Makmur. Sobat Makmur juga bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Dalam berinvestasi, kamu pasti memiliki target atau tujuan yang dipasang. Untuk memastikan apakah kinerja portofolio masih sesuai (inline) dengan tujuan, kamu harus melakukan evaluasi portofolio. Dalam artikel ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenal pentingnya evaluasi portofolio dan cara melakukan evaluasi portofolio. Yuk, disimak! Apa Itu Evaluasi Portofolio? Evaluasi portofolio investasi adalah […]
Hai, Sobat Makmur! Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, tahun depan pemerintah akan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari semula 11% menjadi 12%. Di sisi lain, pemerintah juga baru saja mengumumkan adanya kenaikan rata-rata upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5% yang juga akan dibarengi dengan kenaikan upah minimum regional (UMR). Kenaikan PPN yang dibarengi dengan […]
Hai, Sobat Makmur! Sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia, instrumen investasi berbasis syariah tentu memiliki potensi untuk berkembang. Dalam implementasinya, investasi syariah merupakan investasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip dan hukum Islam. Dalam artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan salah satu instrumen investasi berbasis syariah, yakni […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam hitungan pekan, kita akan segera memasuki tahun 2025. Apakah Sobat Makmur sudah menentukan strategi investasi untuk tahun depan? Jika belum, Makmur akan membantu Sobat Makmur dalam menentukan strategi investasi. Dalam hal ini, strategi yang dibahas adalah investasi pasif VS investasi aktif dan bagaimana strategi yang cocok diterapkan di 2025. Yuk, disimak! […]
Hai, Sobat Makmur! Apakah kamu pernah mendengar istilah window dressing? Window dressing merupakan fenomena yang cukup ditunggu-tunggu oleh investor pasar modal karena dianggap sebagai momentum terbaik untuk melakukan akumulasi dan penjualan aset. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenal lebih dalam mengenai apa itu window dressing serta strategi terbaik memanfaatkan momentum ini. […]
Hai, Sobat Makmur! Sebentar lagi pasar modal Indonesia akan diramaikan dengan hadirnya saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024. Kehadiran AADI tentu menambah daftar panjang saham perusahaan tambang batubara yang melantai di BEI. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk […]