Artikel

Reksa Dana Terproteksi vs Reksa Dana Konvensional, Apa Saja Perbedaannya?

author
Content Management
author
20 Agustus 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • Reksa dana terproteksi menawarkan perlindungan modal pada saat jatuh tempo, berbeda dengan reksa dana konvensional yang tidak memiliki perlindungan modal. 
  • Reksa dana terproteksi mengalokasikan asetnya pada efek bersifat utang dengan peringkat investment grade untuk menjaga stabilitas nilai.
  • Reksa dana terproteksi memiliki periode penawaran terbatas dan tenor investasi tertentu, misalnya 5 tahun. 
  • Pencairan dana sebelum jatuh tempo tidak disarankan karena dapat mempengaruhi proteksi modal dan imbal hasil.

Reksa dana menjadi salah satu instrumen yang banyak dipilih oleh investor karena kemudahan dan fleksibilitasnya. Selain reksa dana konvensional seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran, ada juga reksa dana terproteksi (RDT) yang memberikan perlindungan pokok investasi. Mengetahui perbedaan karakteristik keduanya akan memudahkan Anda memilih produk yang paling sesuai dengan profil risiko.

Perbedaan Reksa Dana Terproteksi dan Jenis Reksa Dana Lainnya

Reksa dana terproteksi adalah produk investasi yang memberikan perlindungan atas pokok modal pada saat jatuh tempo, selama tidak terjadi kondisi yang dapat membatalkan mekanisme proteksi. Sementara itu, reksa dana konvensional seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, atau saham, tidak memiliki jaminan perlindungan pokok modal.

Perbedaannya juga terletak pada komposisi portofolio, tenor, mekanisme pembelian, pencairan, dan imbal hasil. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Tujuan Investasi

Reksa dana terproteksi fokus melindungi pokok modal pada saat jatuh tempo sekaligus memberikan imbal hasil secara berkala. Reksa dana terproteksi ini biasanya ditujukan untuk investor dengan tujuan investasi jangka menengah hingga panjang, karena dana akan ditempatkan pada instrumen utang tertentu dengan periode yang sudah ditentukan.

Sedangkan, reksa dana konvensional lebih berorientasi pada pertumbuhan nilai investasi dengan fleksibilitas lebih tinggi. Produk seperti reksa dana saham atau reksa dana campuran bisa lebih sesuai untuk tujuan jangka panjang, sementara reksa dana pendapatan tetap ditujukan untuk jangka menengah, dan reksa dana pasar uang untuk jangka pendek.

2. Profil Risiko

Reksa dana terproteksi cocok untuk investor dengan profil risiko rendah hingga menengah (konservatif–moderat), karena mayoritas aset dialokasikan pada obligasi investment grade tertentu, serta adanya mekanisme proteksi pokok modal saat jatuh tempo. Sebaliknya, reksa dana konvensional menawarkan profil risiko yang lebih bervariasi: rendah (reksa dana pasar uang), menengah (reksa dana pendapatan tetap dan campuran), hingga tinggi atau agresif (reksa dana saham).

3. Komposisi Portofolio

Reksa dana terproteksi sebagian besar dialokasikan pada obligasi atau efek utang berkualitas. Di sisi lain, reksa dana konvensional lebih fleksibel, bisa mencampur instrumen pasar uang, obligasi, maupun saham.

4. Tenor Investasi

Perbedaan berikutnya ada pada tenor investasi. Reksa dana terproteksi memiliki jangka waktu tertentu, misalnya tiga hingga lima tahun, dan investor disarankan menahan dana hingga jatuh tempo agar proteksi modal tetap berlaku. Sebaliknya, reksa dana konvensional tidak memiliki tenor, sehingga investor memiliki fleksibilitas untuk membeli atau menjual unit penyertaan kapan saja sesuai kebutuhan.

5. Mekanisme Pembelian

Reksa dana terproteksi hanya dapat dibeli pada periode penawaran tertentu yang ditentukan oleh manajer investasi (MI). Setelah periode tersebut berakhir, investor tidak bisa lagi membeli produk yang sama. Sementara reksa dana konvensional dapat dibeli kapan saja selama masih ditawarkan di pasar, sehingga lebih fleksibel bagi investor yang ingin masuk di waktu tertentu.

6. Pencairan Dana

Dalam hal pencairan dana, reksa dana terproteksi sebaiknya dicairkan pada saat jatuh tempo. Jika investor ingin menarik dana lebih awal, penjualan hanya dapat dilakukan pada periode pencairan (redemption window) yang telah ditentukan oleh manajer investasi, namun perlindungan modal tidak lagi berlaku. Sebaliknya, reksa dana konvensional dapat dicairkan kapan saja berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) harian.

7. Imbal Hasil

Reksa dana terproteksi memberikan imbal hasil yang relatif lebih stabil karena bersumber dari kupon obligasi yang menjadi underlying asset, yaitu aset dasar berupa instrumen keuangan yang menjadi acuan produk reksa dana terproteksi ini. Sementara reksa dana konvensional memiliki imbal hasil yang fluktuatif, berpotensi memiliki imbal hasil lebih tinggi dari RDT, namun juga memiliki risiko yang besar saat pasar melemah.

Pertimbangkan Sesuai Profil Risiko

Apabila Anda mengutamakan keamanan modal dan arus kas rutin, reksa dana terproteksi bisa menjadi pilihan. Sementara bagi Anda yang bersedia menerima fluktuasi nilai investasi dengan potensi imbal hasil lebih tinggi, reksa dana konvensional seperti saham dan campuran bisa dipertimbangkan.  

Bagaimana, tentu menarik bukan reksa dana terproteksi ini? Reksa dana terproteksi memang memberikan perlindungan modal saat jatuh tempo dan potensi keuntungan yang terukur. Namun, seperti instrumen investasi lainnya, produk ini juga memiliki risiko yang perlu dipahami sebelum membeli. Beberapa risiko yang dapat menyebabkan proteksi tidak berlaku antara lain risiko wanprestasi atau gagal bayar kepada investor dari penerbit obligasi, pelunasan lebih awal, perubahan peraturan, serta pembubaran dan likuidasi. 

Selain itu, Anda juga perlu mencatat bahwa Reksa dana konvensional lebih fleksibel dalam hal pencairan dana. Anda dapat melakukan penjualan unit penyertaan kapan saja sesuai ketentuan, sementara pada reksa dana terproteksi, pencairan sebelum jatuh tempo biasanya tidak disarankan karena bisa mempengaruhi proteksi pokok investasi dan imbal hasil.

Contoh Produk Reksa Dana Terproteksi, Avrist Protected Fund 7

Di tengah volatilitas pasar dan ketidakpastian perdagangan global, menjaga perlindungan modal dan arus kas menjadi kunci stabilitas portofolio. Investor dapat mempertimbangkan reksa dana terproteksi sebagai pilihan. Produk ini dirancang untuk memberikan imbal hasil yang relatif stabil tanpa harus menghadapi fluktuasi pasar yang tinggi.

Avrist Protected Fund 7 merupakan salah satu reksa dana terproteksi dengan tenor 5 tahun yang menempatkan mayoritas dana pada obligasi korporasi. RDT ini menawarkan indikasi imbal hasil 8,30% nett per tahun yang dibayarkan tiap tiga bulan, sekaligus memberikan perlindungan nilai pokok saat jatuh tempo. Sehingga cocok bagi Anda yang ingin menginvestasikan dana dengan risiko lebih rendah sambil tetap memperoleh imbal hasil stabil.

Saat ini, Avrist Protected Fund 7 masih bisa dipesan hingga 27 Agustus 2025 melalui aplikasi Makmur. Apabila Anda tertarik memanfaatkan peluang ini, segera lakukan pemesanan selama periode penawaran berlangsung.

Sebelum berinvestasi, pastikan membaca prospektus dan memahami mekanisme produk untuk meminimalkan risiko serta mengoptimalkan hasil. 


Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo August Financial Freedom, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Reksa Dana Terproteksi: Cara Pembelian, Pencairan, dan Potensi Imbal Hasilnya

Key Takeaways: Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di Indonesia karena kemudahan akses dan variasi produknya. Di antara berbagai jenis reksa dana, reksa dana terproteksi (RDT) dapat menjadi pilihan terutama bagi Anda yang menginginkan proteksi modal pada saat jatuh tempo dengan potensi imbal hasil tetap.  Sebagian besar portofolio reksa dana terproteksi ditempatkan […]

author
Content Management
calendar
22 Agustus 2025
Artikel

RAPBN 2026 Targetkan Pendapatan Rp3.148 Triliun, Kurs Rupiah Rp16.500/US$ Jadi Sorotan

Key Takeaways: Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 baru saja dipublikasikan, yang memuat target pendapatan, belanja, dan defisit yang mencerminkan strategi fiskal pemerintah di tengah dinamika ekonomi global. Pendapatan negara ditargetkan naik, belanja pemerintah pusat meningkat dan transfer ke daerah menurun. Di sisi lain, asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS menjadi sorotan. Dalam […]

author
Content Management
calendar
22 Agustus 2025
Artikel

Kenali Berbagai Jenis Instrumen Pasar Modal agar Diversifikasi Portofolio Investasi Anda Optimal

Key Takeaways: Pasar modal adalah tempat untuk membeli dan menjual berbagai instrumen keuangan, sekaligus sarana bagi perusahaan maupun pemerintah memperoleh pendanaan. Dengan memahami instrumen yang tersedia, Anda dapat membangun portofolio yang lebih optimal, meminimalisasi risiko, sekaligus memaksimalkan potensi imbal hasil. Jenis-Jenis Instrumen Pasar Modal Ada beberapa jenis instrumen pasar modal yang dapat Anda pilih untuk […]

author
Content Management
calendar
19 Agustus 2025
Artikel

BI Siapkan Insentif Rp80 Triliun untuk Dorong Kredit Perumahan dalam Program 3 Juta Rumah

Key Takeaways: Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah strategis untuk mempercepat penyaluran kredit perumahan melalui program 3 juta rumah. Dalam kebijakan ini, BI menyiapkan insentif senilai Rp80 triliun yang bertujuan mendorong bank menyalurkan kredit ke sektor properti serta mendukung pengembang melalui fasilitas Surat Berharga Negara (SBN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas skema insentif BI, […]

author
Content Management
calendar
15 Agustus 2025
Artikel

Waktu Terbaik Membeli Saham Agar Dividend Yield-nya Optimal

Key Takeaways: Faktor yang Mempengaruhi Dividend Yield Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran dividend yield, di antaranya adalah: Semakin besar dividend yang dibagikan, semakin tinggi dividend yield yang diterima oleh investor. Besaran dividend yang dibagikan oleh emiten berbeda-beda, tergantung kebijakan perusahaan yang dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Harga saham yang lebih rendah pada […]

author
Content Management
calendar
13 Agustus 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.