Setiap investasi memiliki tingkat risiko yang tidak dapat dihindari. Risiko ini bisa berupa fluktuasi nilai investasi, perubahan kondisi ekonomi, hingga faktor geopolitik yang memengaruhi pasar. Anda perlu mengetahui dan menentukan seberapa besar risiko yang sanggup diterima agar strategi investasi tetap sesuai dengan tujuan dan kenyamanan pribadi. Di sinilah pentingnya memahami konsep risk appetite atau toleransi risiko dalam berinvestasi.
Secara sederhana, risk appetite adalah tingkat kesediaan Anda untuk menerima potensi kerugian dalam upaya mencapai imbal hasil investasi. Setiap individu memiliki tingkat risk appetite yang berbeda, tergantung pada penghasilan, dana darurat, dana investasi, dan tujuan keuangan.
Gambar 1. Struktur Perencanaan Investasi

Sumber: Makmur
Memahami risk appetite membantu Anda menghindari keputusan emosional atau mengambil risiko berlebihan. Dengan mengenali tingkat kenyamanan terhadap risiko, Anda dapat membuat strategi investasi yang lebih rasional.
Menentukan risk appetite yang sesuai tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi pribadi dan tujuan investasi. Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan:
Langkah pertama adalah meninjau kondisi keuangan Anda secara objektif. Hitung penghasilan, pengeluaran, aset, serta utang yang dimiliki. Pastikan Anda juga memiliki dana darurat sebelum mulai berinvestasi. Semakin stabil kondisi keuangan, semakin besar kemampuan Anda untuk menanggung risiko.
Risk appetite Anda juga dipengaruhi oleh tujuan investasi, sehingga penting untuk menentukan porsi investasi jangka panjang dan jangka pendek secara tepat. Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin besar ruang untuk menghadapi fluktuasi pasar. Misalnya, investasi untuk pensiun dalam 20 tahun ke depan memungkinkan Anda menanggung risiko lebih tinggi dibandingkan investasi untuk dana pendidikan anak dalam tiga tahun mendatang.
Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang Anda miliki, semakin baik kemampuan memahami dan mengelola risiko. Investor berpengalaman biasanya lebih siap menghadapi volatilitas pasar, karena memahami bahwa penurunan nilai investasi tidak selalu berakhir dengan kerugian. Jika Anda masih baru dalam dunia investasi, disarankan untuk memulai dari instrumen dengan risiko rendah hingga sedang, seperti reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap.
Setiap orang memiliki reaksi berbeda terhadap ketidakpastian. Coba bayangkan bagaimana Anda akan merespons jika nilai investasi turun 5% dalam waktu 1 bulan. Apakah Anda tetap tenang dan menunggu kondisi membaik, atau langsung menarik investasi karena takut penurunan nilai lebih dalam? Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat membantu mengukur tingkat kenyamanan Anda terhadap risiko.
Risk appetite tidak bersifat statis. Seiring waktu, kondisi keuangan, tanggung jawab, dan tujuan hidup Anda bisa berubah. Oleh karena itu, penting untuk meninjau kembali tingkat risk appetite secara berkala, minimal setahun sekali. Misalnya, setelah memiliki tanggungan keluarga, Anda mungkin perlu menyesuaikan strategi investasi menjadi lebih konservatif.
Risk appetite adalah komponen penting dalam membangun strategi investasi yang efektif. Dengan memahami seberapa besar risiko yang sanggup Anda tanggung, Anda dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan kenyamanan pribadi. Proses penentuan risk appetite melibatkan evaluasi terhadap kondisi keuangan, tujuan investasi, pengalaman, serta reaksi apabila risiko terjadi.
Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat disesuaikan dengan tingkat risiko dan tujuan keuangan Anda. Bagi investor dengan toleransi risiko rendah, reksa dana pasar uang menawarkan risiko yang rendah dengan potensi imbal hasil yang stabil, cocok untuk memenuhi tujuan jangka pendek investor.
Sementara itu, untuk Anda yang mencari imbal hasil lebih stabil dengan risiko moderat, reksa dana pendapatan tetap menjadi pilihan, karena minimal 80% dana kelolaannya diinvestasikan pada obligasi.
Anda juga bisa berinvestasi pada reksa dana campuran yang dana kelolaannya dialokasikan secara proporsional maksimal 79% pada instrumen pasar uang, saham, dan obligasi, sehingga dapat memperoleh potensi imbal hasil yang lebih tinggi dari reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.
Bagi yang memiliki risk appetite tinggi dan berfokus pada pertumbuhan jangka panjang, reksa dana saham bisa menjadi pilihan yang ideal. Reksa dana saham menempatkan minimal 80% dana kelolaannya pada instrumen saham, menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan jenis reksa dana lain, meskipun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi juga.
Di Makmur, Anda juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo October Boost, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Data terbaru menunjukkan bahwa total dana kelolaan atau asset under management (AUM) untuk sektor jasa keuangan per Agustus 2025 mencapai Rp856,62 triliun. Angka ini menggambarkan besarnya kepercayaan masyarakat terhadap industri pengelolaan investasi di Indonesia. Di balik pertumbuhan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan keputusan penting, yaitu batas minimum AUM bagi produk reksa […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi pada surat utang, penting bagi Anda untuk menilai tingkat risiko sebelum menempatkan dana pada suatu instrumen keuangan. Salah satu cara untuk menilai risiko tersebut adalah melalui peringkat kredit atau credit rating. Investment grade menjadi salah satu indikator yang digunakan banyak investor karena menunjukkan kemampuan suatu surat utang atau entitas penerbit dalam […]
Key Takeaways: Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tercatat sebesar 0,21% month-to-month (mtm) dan 2,65% year-on-year (yoy). Capaian ini masih berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional, yang menunjukkan keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas harga di tengah ketidakpastian global. Stabilitas ini juga mencerminkan konsistensi kebijakan moneter serta sinergi kuat […]
Key Takeaways: Perusahaan aset manajemen membantu investor, baik ritel maupun institusi dalam mengelola dana investasi agar tujuan keuangan tercapai. Cakupan tugasnya menyusun alokasi aset, memilih sekuritas yang tepat, serta mengelola portofolio. Jadi, saat Anda membeli reksa dana, dana tersebut dikelola secara profesional oleh perusahaan aset manajemen sesuai kebijakan investasi yang berada di bawah pengawasan regulator. […]
Key Takeaways: Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset keuangan syariah nasional per Juni 2025 telah mencapai Rp2.972,94 triliun. Angka ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,21% secara year-on-year (yoy). Pencapaian ini menunjukkan bahwa ekosistem keuangan syariah semakin dipercaya masyarakat, baik dalam sektor perbankan, pasar modal […]