Hai, Sobat Makmur! Portofolio efek menjadi komponen paling penting dalam reksa dana. Portofolio dalam reksa dana berisikan sejumlah efek seperti saham, deposito, surat utang, hingga surat berharga. Kinerja efek-efek ini nantinya akan menentukan performa reksa dana pilihanmu. Manajer investasi (MI) menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola portofolio efek agar reksa dana kelolaannya berkinerja maksimal. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas bagaimana MI meracik portofolionya hingga bisa menghasilkan return yang optimal. Yuk disimak!
Sebelum masuk ke pembahasan, ada baiknya Sobat Makmur mengenali terlebih dahulu peran manajer investasi (MI) dalam reksa dana. MI merupakan pihak yang bertanggung jawab mengelola portofolio investasi dalam sebuah reksa dana. MI akan bekerja untuk memastikan bahwa dana yang kamu investasikan dikelola secara profesional dan berpotensi memberikan keuntungan.
Setidaknya terdapat 4 peran MI dalam reksa dana:
1. Memilih Instrumen Investasi
MI memiliki wewenang untuk memilih dan memutuskan instrumen investasi melalui proses analisis. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan optimal dan meminimalkan risiko kerugian.
2. Melakukan Analisis Pasar
MI akan melakukan analisis pasar dengan memantau perkembangan kondisi makro ekonomi dan perkembangan indikator ekonomi lainnya seperti tingkat inflasi, suku bunga acuan, hingga pertumbuhan ekonomi. Analisis pasar dilakukan untuk mengantisipasi dampak potensial yang akan terjadi pada portofolio efek.
3. Mengelola Portofolio Investasi
Ini merupakan tugas utama MI. Pengelolaan portofolio dilakukan dengan mengacu pada analisis dan indikator ekonomi. Nantinya, keputusan pembelian atau penjualan instrumen investasi akan didasarkan melalui proses analisis.
4. Melaporkan Hasil Investasi
MI juga berperan untuk memberikan laporan hasil portofolio investasi kepada nasabah. Nantinya, laporan hasil investasi akan berisi sejumlah informasi, seperti kinerja historis, komposisi portofolio, persentase top holding, hingga persentase keuntungan investasi.
Setelah mengetahui peran MI dalam reksa dana, lalu bagaimana cara MI meracik portofolio reksa dana? Apa saja faktor yang menjadi pertimbangan MI dalam menentukan portofolio reksa dana? Berikut ulasannya.
1. Kondisi Ekonomi dan Kebijakan Makro Ekonomi
Kebijakan yang diterapkan pemerintah tidak bisa terlepas dari kondisi makro ekonomi. Misal, ketika tingkat inflasi menurun terdapat kecenderungan bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga acuannya. Pemangkasan suku bunga diambil untuk merespons kondisi ekonomi tertentu, seperti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendukung stabilitas keuangan. Nah, kebijakan suku bunga akan berdampak pada aset investasi yang pada akhirnya akan berimbas pada kinerja portofolio reksa dana. Contohnya, ketika suku bunga turun, maka harga obligasi akan cenderung naik, begitu juga sebaliknya. Sebab, penurunan suku bunga akan membuat investor lebih tertarik berinvestasi di instrumen obligasi dibandingkan dengan menaruh uang di deposito. Dalam kondisi ini, biasanya MI akan melakukan penyesuaian terhadap komposisi portofolionya.
2. Fundamental Perusahaan
Aspek fundamental perusahaan juga menjadi pertimbangan penting bagi MI dalam menyusun portofolionya, baik untuk efek bersifat utang maupun saham. Untuk reksa dana saham, MI akan memilih saham perusahaan yang memiliki fundamental bagus. Biasanya, MI akan mengacu pada indeks utama buatan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam menentukan portofolionya. Indeks yang sering digunakan adalah indeks yang berisikan saham-saham likuid dengan fundamental baik, seperti Indeks LQ45, IDX30, maupun IDX80. Namun, ada pula MI yang mengacu pada indeks buatan BEI selain indeks-indeks tersebut.
Contohnya adalah reksa dana STAR Infobank 15 Kelas Utama yang merupakan produk dari PT STAR Asset Management. STAR Infobank15 Kelas Utama merupakan reksa dana saham dengan komposisi 80% hingga 100% yang berasal dari kumpulan efek yang terdaftar pada Indeks INFOBANK15. Untuk diketahui, INFOBANK15 adalah indeks saham yang dibuat oleh BEI yang bekerja sama dengan penerbit Majalah Infobank. Indeks ini berisikan saham perbankan dengan fundamental bagus dan likuiditas transaksi yang tinggi, sebut saja saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sementara untuk reksa dana pendapatan tetap yang mayoritas portofolionya berisi surat utang, MI akan mengacu pada rating yang diberikan lembaga pemeringkat. Rating ini berfungsi untuk memberikan gambaran tentang kemampuan penerbit obligasi untuk membayar kembali utang dan bunga obligasi. Saat ini terdapat empat lembaga pemeringkat obligasi yang diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni PT Pemeringkat Efek Indonesia, Moody’s Investor Service, Standard & Poor’s, dan Fitch Ratings. Contohnya adalah reksa dana Insight Renewable Energy Fund, dimana salah satu portofolionya adalah Obligasi Berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap IV Tahun 2023 atau dengan kode pencatatan MDKA04BCN4. Melansir BEI, hasil pemeringkatan obligasi dari Pefindo untuk obligasi ini adalah idA+ (Single A Plus), dimana perusahaan tersebut memiliki fundamental yang solid secara jangka panjang.
3. Rebalancing Indeks
Seperti dijelaskan di atas, dalam menyusun portofolio MI akan mengacu pada sejumlah indeks utama, seperti LQ45. Untuk diketahui, BEI akan melakukan penyesuaian ulang (rebalancing) atau evaluasi terhadap indeks-indeks utamanya dalam periode tiga bulan sekali. Evaluasi yang dilakukan bisa bersifat mayor (bertujuan memilih saham konstituen indeks untuk periode selanjutnya) atau evaluasi minor (menyesuaikan bobot dari konstituen tanpa pemilihan konstituen indeks untuk periode selanjutnya). Ketika BEI melakukan rebalancing (terutama evaluasi mayor), maka MI akan mengatur ulang portofolionya. MI akan menyesuaikan alokasi aset sesuai dengan perubahan indeks yang menjadi acuan produk-produk reksa dana. Misal, untuk reksa dana saham dengan acuan indeks LQ45, jika ada rebalancing indeks LQ45, MI akan melakukan penyesuaian portofolio dengan mengakumulasi saham yang masuk ke Indeks LQ45 serta menjual saham yang dikeluarkan saat rebalancing.
Nah, Sobat Makmur, setelah membaca artikel ini pastinya kamu semakin yakin untuk membeli reksa dana terbaik di Makmur, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sebab, reksa dana yang dijual di Makmur merupakan produk dari MI terbaik dan profesional di tanah air.Untuk memaksimalkan kinerja portofolio, Sobat Makmur juga bisa membeli reksa dana pilihan dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur. Namun perlu diingat, sebelum berinvestasi kamu harus menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tercatat sebesar 0,21% month-to-month (mtm) dan 2,65% year-on-year (yoy). Capaian ini masih berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional, yang menunjukkan keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas harga di tengah ketidakpastian global. Stabilitas ini juga mencerminkan konsistensi kebijakan moneter serta sinergi kuat […]
Key Takeaways: Perusahaan aset manajemen membantu investor, baik ritel maupun institusi dalam mengelola dana investasi agar tujuan keuangan tercapai. Cakupan tugasnya menyusun alokasi aset, memilih sekuritas yang tepat, serta mengelola portofolio. Jadi, saat Anda membeli reksa dana, dana tersebut dikelola secara profesional oleh perusahaan aset manajemen sesuai kebijakan investasi yang berada di bawah pengawasan regulator. […]
Key Takeaways: Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset keuangan syariah nasional per Juni 2025 telah mencapai Rp2.972,94 triliun. Angka ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,21% secara year-on-year (yoy). Pencapaian ini menunjukkan bahwa ekosistem keuangan syariah semakin dipercaya masyarakat, baik dalam sektor perbankan, pasar modal […]
Key Takeaways: Reksa dana saham merupakan salah satu pilihan yang menarik bagi investor yang ingin memperoleh potensi keuntungan yang cukup tinggi dalam jangka panjang, walaupun risikonya paling besar dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Keberhasilan reksa dana saham sangat dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi (MI) dalam memilih saham potensial. Dari berbagai sektor, saham sektor perbankan menjadi […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi, penting untuk memahami risiko dan potensi imbal hasil di awal. Salah satu indikator yang sering dijadikan acuan oleh para analis keuangan dan investor profesional adalah risk free rate atau “tingkat bebas risiko”, yang merupakan imbal hasil dari suatu investasi yang dianggap memiliki risiko gagal bayar yang rendah. Instrumen investasi di Indonesia […]
Key Takeaways: Instrumen investasi saham terbagi ke dalam berbagai jenis bila melihat dari karakteristiknya, salah satu yang populer adalah growth stock. Istilah growth stock mulai dipopulerkan oleh Thomas Rowe Price Jr. sebagai strategi investasi pada sekitar tahun 1930–1950-an dan semakin diketahui secara luas setelah Philip A. Fisher merilis buku Common Stocks and Uncommon Profits (1958). […]