Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah strategis untuk mempercepat penyaluran kredit perumahan melalui program 3 juta rumah. Dalam kebijakan ini, BI menyiapkan insentif senilai Rp80 triliun yang bertujuan mendorong bank menyalurkan kredit ke sektor properti serta mendukung pengembang melalui fasilitas Surat Berharga Negara (SBN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas skema insentif BI, alasan strategis sektor perumahan menjadi prioritas, serta dampaknya terhadap perekonomian nasional.
Bank Indonesia menyiapkan dua bentuk insentif utama untuk mendorong penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), antara lain:
Kombinasi kebijakan ini diharapkan menciptakan efek berganda (multiplier effect), tidak hanya memperluas akses perumahan bagi masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor konstruksi dan industri pendukung seperti semen, baja, dan logistik.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan tiga alasan utama mengapa sektor perumahan menjadi fokus kebijakan. Pertama, ketersediaan rumah berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Kedua, pembangunan perumahan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai aktivitas tambahan, mulai dari jasa konstruksi hingga penjualan bahan bangunan. Ketiga, sektor ini membuka banyak lapangan kerja di industri terkait seperti konstruksi, logistik, dan manufaktur bahan bangunan, sehingga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang luas.
Selain itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menegaskan bahwa dukungan BI adalah langkah strategis untuk mempercepat target pembangunan rumah sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Sinergi ini penting karena percepatan pembangunan tidak hanya bergantung pada kebijakan fiskal pemerintah, tetapi juga pada ketersediaan likuiditas dan pembiayaan dari sektor perbankan.
Meskipun tren pembangunan rumah subsidi menunjukkan peningkatan, daya beli masyarakat tetap menjadi kendala. Penurunan suku bunga acuan sebanyak tiga kali secara year-to-date (ytd) belum mampu mendorong percepatan kredit properti secara signifikan. Dampak insentif BI diperkirakan baru akan terasa dalam jangka menengah.
Di samping itu, pembangunan rumah subsidi melalui program 3 juta rumah menunjukkan tren positif, dengan realisasi hingga awal Agustus 2025 mencapai 190.335 unit melalui akad dan penyaluran KPR subsidi, namun tantangan pasar masih besar.
Pertumbuhan kredit kepemilikan residensial (KPR dan KPA) pada Juni 2025 tercatat sebesar 7,7% secara tahunan atau year-on-year (yoy), turun dari 14,3% yoy pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, yang juga tercermin dari kenaikan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) segmen KPR mencapai 3,07% yoy pada Juni 2025, naik dari 2,4% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, penurunan suku bunga acuan sebanyak tiga kali tahun ini belum mampu mendorong percepatan kredit properti secara signifikan. Dengan kondisi tersebut, dampak dari insentif BI baru diperkirakan akan terasa pada jangka menengah, tergantung pada pemulihan daya beli dan perbaikan kualitas kredit.
Di tengah daya beli masyarakat yang masih rendah dan pertumbuhan kredit properti yang melambat, strategi diversifikasi tetap menjadi kunci untuk menjaga kinerja portofolio agar tetap optimal. Salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan adalah reksa dana pendapatan tetap (RDPT).
RDPT merupakan jenis reksa dana yang mengalokasikan minimal 80% portofolionya pada obligasi atau sukuk, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Instrumen ini cenderung memberikan kestabilan portofolio melalui imbal hasil yang didistribusikan secara berkala.
Namun, bagi investor yang mengutamakan likuiditas, reksa dana pasar uang (RDPU) dapat menjadi pilihan. RDPU mengalokasikan 100% dana pada instrumen pasar uang seperti deposito dan surat berharga jangka pendek kurang dari 1 tahun yang memiliki risiko rendah. Reksa dana ini memberikan kemudahan bagi investor untuk tetap menjaga kestabilan dana dan memiliki akses cepat terhadap likuiditas.
Sementara itu, bagi yang mencari keseimbangan antara pendapatan tetap dan potensi pertumbuhan, reksa dana campuran dapat menjadi alternatif. Reksa dana ini menggabungkan investasi pada saham, obligasi, dan instrumen pasar uang dengan porsi masing-masing aset tidak melebihi 79% dari total portofolio. Reksa dana ini memberikan peluang untuk memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan RDPU dan RDPT serta tepat bagi investor yang telah siap menghadapi fluktuasi pasar.
Itulah pembahasan mengenai insentif BI senilai Rp80 triliun untuk mempercepat program 3 juta rumah serta alasan strategis sektor perumahan menjadi prioritas. Bagi investor, momentum ini dapat dicermati sebagai peluang jangka menengah. Memantau perkembangan pasar properti, melihat respons perbankan terhadap kebijakan BI, dan menjaga portofolio agar tetap terdiversifikasi akan menjadi langkah penting untuk menghadapi dinamika dan potensi perubahan di sektor ini.
Di Makmur, Anda juga dapat memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda dapat memilih dan membeli reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo August Financial Freedom, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: FTSE Russell, lembaga global penyusun indeks saham, merilis hasil semi-annual review untuk Global Equity Index Series (GEIS) edisi September 2025. Perubahan komposisi indeks akan efektif setelah penutupan perdagangan 19 September 2025 dan berlaku mulai 22 September 2025. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas detail perubahan indeks FTSE Russell untuk pasar Indonesia, saham-saham yang […]
Key Takeaways: M2 atau uang beredar adalah indikator penting dalam sistem moneter suatu negara. Di Indonesia, M2 mencakup uang kartal dan giral (M1), ditambah dengan simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah serta valuta asing di bank umum. Data ini diterbitkan secara rutin oleh Bank Indonesia dan menjadi salah satu tolok ukur dalam menilai arah kebijakan […]
Key Takeaways: Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di Indonesia karena kemudahan akses dan variasi produknya. Di antara berbagai jenis reksa dana, reksa dana terproteksi (RDT) dapat menjadi pilihan terutama bagi Anda yang menginginkan proteksi modal pada saat jatuh tempo dengan potensi imbal hasil tetap. Sebagian besar portofolio reksa dana terproteksi ditempatkan […]
Key Takeaways: Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 baru saja dipublikasikan, yang memuat target pendapatan, belanja, dan defisit yang mencerminkan strategi fiskal pemerintah di tengah dinamika ekonomi global. Pendapatan negara ditargetkan naik, belanja pemerintah pusat meningkat dan transfer ke daerah menurun. Di sisi lain, asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS menjadi sorotan. Dalam […]
Key Takeaways: Reksa dana menjadi salah satu instrumen yang banyak dipilih oleh investor karena kemudahan dan fleksibilitasnya. Selain reksa dana konvensional seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran, ada juga reksa dana terproteksi (RDT) yang memberikan perlindungan pokok investasi. Mengetahui perbedaan karakteristik keduanya akan memudahkan Anda […]
Key Takeaways: Pasar modal adalah tempat untuk membeli dan menjual berbagai instrumen keuangan, sekaligus sarana bagi perusahaan maupun pemerintah memperoleh pendanaan. Dengan memahami instrumen yang tersedia, Anda dapat membangun portofolio yang lebih optimal, meminimalisasi risiko, sekaligus memaksimalkan potensi imbal hasil. Jenis-Jenis Instrumen Pasar Modal Ada beberapa jenis instrumen pasar modal yang dapat Anda pilih untuk […]