Manajemen risiko adalah salah satu aspek yang sangat krusial dalam berinvestasi. Strategi risk parity portfolio merupakan salah satu pendekatan yang bisa Anda gunakan untuk manajemen risiko investasi.
Strategi ini populer berkat Ray Dalio, pendiri dari Bridgewater Associates, salah satu hedge fund terbesar di dunia. Risk parity portfolio dianggap mampu membuat portofolio lebih stabil dalam menghadapi berbagai kondisi pasar.
Anda perlu memahami bahwa strategi risk parity portfolio tidak sekadar membagi investasi ke dalam beberapa aset, melainkan mendistribusikan risiko secara merata ke seluruh aset yang dimiliki. Dengan pendekatan ini, portofolio diharapkan tidak bergantung pada performa satu kelas aset saja dan cenderung stabil saat terjadi volatilitas pasar.
Strategi ini pada dasarnya berfokus pada membagi risiko, berikut adalah prinsip yang perlu Anda pahami sebelum menerapkan pendekatan ini dalam portofolio investasi Anda:
Tahap awal dalam membangun risk parity portfolio adalah menyelaraskan kontribusi risiko dari setiap kelas aset. Pendekatan ini tidak berfokus pada pembagian modal secara merata, melainkan pada perhitungan volatilitas serta hubungan antar aset.
Sebagai ilustrasi, saham umumnya memiliki volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan obligasi. Dalam praktik risk parity, alokasi saham dapat berada di kisaran 25–35%, sementara obligasi memperoleh porsi yang lebih besar, sekitar 55–65%, untuk menyeimbangkan kontribusi risiko. Sisanya dapat dialokasikan ke aset lain seperti emas atau kas di kisaran 5–15% sebagai diversifikasi tambahan.
Dengan struktur seperti ini, setiap kelas aset diharapkan memberikan porsi risiko yang relatif seimbang. Hasilnya, portofolio menjadi lebih stabil, terdiversifikasi, dan tidak bergantung secara berlebihan pada satu sumber risiko tertentu.
Pendekatan risk parity portfolio menekankan pentingnya memiliki kombinasi aset yang dapat berkinerja relatif stabil di berbagai kondisi ekonomi, baik saat inflasi tinggi, pertumbuhan melambat, maupun periode ekspansi. Pendekatan ini biasanya melibatkan alokasi aset yang difokuskan pada kontribusi risiko, bukan sekadar bobot nominal, sehingga potensi imbal hasil diselaraskan dengan profil risiko keseluruhan portofolio.
Saat ini, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate sebesar 4,75% per 17 Desember 2025, setelah total pemangkasan mencapai sekitar 150 basis poin sepanjang 2025, dimulai dari sekitar 6,25% pada akhir 2024. Level suku bunga ini merupakan yang terendah sejak Oktober 2022, mencerminkan upaya otoritas moneter dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sambil menjaga inflasi dan stabilitas nilai tukar.
Dalam konteks suku bunga yang lebih rendah, beberapa kelas aset seperti obligasi dengan durasi menengah-panjang atau saham dengan eksposur domestik dapat mengalami respons yang berbeda dibandingkan saat suku bunga tinggi. Diversifikasi portofolio berdasarkan sensitivitas terhadap suku bunga dan siklus ekonomi dapat membantu menjaga profil risiko dan imbal hasil, misalnya dengan memadukan aset yang cenderung berkinerja baik saat suku bunga turun dengan aset yang stabil saat tekanan inflasi meningkat.
3. Penggunaan model kuantitatif
Dalam penerapannya, strategi risk parity portfolio memerlukan pendekatan kuantitatif yang lebih mendalam untuk mencapai alokasi aset yang optimal. Salah satu langkah pertama yang diperlukan adalah menghitung volatilitas historis dari setiap aset yang ada dalam portofolio. Volatilitas ini mencerminkan tingkat fluktuasi harga aset selama periode tertentu, yang dapat menunjukkan seberapa besar risiko yang dapat ditanggung oleh portofolio.
Selain volatilitas, langkah penting lainnya adalah menghitung korelasi antar aset (kovarians). Korelasi mengukur sejauh mana dua aset bergerak bersama, apakah keduanya cenderung naik dan turun pada waktu yang sama atau justru berlawanan arah. Kovarians ini memberikan gambaran tentang seberapa besar hubungan antara harga aset yang satu dengan harga aset lainnya dalam portofolio.
Jika dua aset memiliki korelasi negatif, maka kedua aset tersebut akan cenderung bergerak berlawanan arah, yang dapat mengurangi risiko keseluruhan portofolio. Sebaliknya, korelasi positif berarti kedua aset cenderung bergerak searah, meningkatkan potensi risiko.
Strategi investasi berfokus pada imbal hasil atau return yang optimal. Sebaliknya, risk parity portfolio lebih menekankan pada pengelolaan risiko. Jika risiko dikelola dengan baik, maka return yang stabil akan mengikuti. Dengan pendekatan ini, Anda tidak hanya fokus pada potensi keuntungan, tetapi juga membangun portofolio yang lebih kuat dan tahan terhadap fluktuasi pasar.
Sebagai contoh, portofolio agresif dengan alokasi 70% saham dan 30% obligasi dapat mengalami volatilitas tahunan di atas 15%, karena risiko didominasi oleh saham. Sementara itu, risk parity portofolio dengan pembagian risiko yang seimbang, misalnya 30% saham, 60% obligasi, dan 10% aset safe haven, dapat menekan volatilitas ke kisaran 7–9%, tanpa mengorbankan potensi imbal hasil jangka panjang secara signifikan.
Anda perlu melakukan rebalancing portfolio secara rutin agar tetap sesuai dengan prinsip alokasi risiko yang telah ditetapkan. Pergerakan harga pasar dapat mengubah bobot risiko tiap aset, sehingga rebalancing portfolio penting untuk menjaga keseimbangan tersebut. Anda bisa menjadwalkannya secara berkala, misalnya setiap kuartal, atau melakukannya ketika terjadi perubahan risiko yang melebihi batas tertentu.
Strategi risk parity portfolio menawarkan pendekatan yang lebih sistematis dan seimbang dalam mengelola risiko investasi. Dibandingkan dengan kinerja satu kelas aset, strategi ini berupaya meminimalisir risiko secara proporsional ke berbagai instrumen. Dengan demikian, portofolio menjadi lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi dan tidak terlalu terpukul saat satu jenis aset yang mengalami tekanan.
Namun, strategi ini tidak dapat dijalankan hanya dengan membagi porsi investasi secara sederhana. Diperlukan analisis yang cermat terhadap volatilitas, korelasi antar aset, serta disiplin dalam melakukan rebalancing portfolio. Bagi investor individu, hal ini mungkin memerlukan waktu, pengetahuan, dan indikator yang belum tentu mudah diperoleh.
Jika Anda ingin berinvestasi secara praktis, instrumen reksa dana bisa menjadi pilihan yang tepat. Manajer investasi (MI) akan mengelola portofolio secara aktif, termasuk menyesuaikan alokasi aset berdasarkan kondisi pasar dan prinsip pengelolaan risiko. Anda hanya perlu memilih jenis dan produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi Anda, seperti:
Reksa dana ini cocok untuk Anda yang fokus pada risiko rendah dan likuiditas tinggi. Sebagian besar dana kelolaan akan dialokasikan ke instrumen pasar uang dan obligasi jangka pendek (jatuh tempo di bawah 1 tahun).
Apabila Anda yang menginginkan potensi imbal hasil lebih tinggi dari reksa dana pasar uang dengan tingkat risiko yang masih moderat, maka reksa dana pendapatan tetap bisa jadi pilihan. Minimal 80% dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap dialokasikan ke obligasi negara atau korporasi.
Dana kelolaan pada produk reksa dana campuran dialokasikan secara proporsional ke instrumen pasar uang, obligasi, dan saham, dengan batas maksimal 79% untuk setiap jenis aset. Cocok untuk Anda yang ingin keseimbangan antara risiko dan return.
Reksa dana saham diperuntukkan bagi Anda yang berani mengambil risiko lebih tinggi untuk potensi imbal hasil yang lebih besar. Minimal 80% dana kelolaan di reksa dana ini, dialokasikan ke instrumen saham.
Anda bisa membeli reksa dana melalui Makmur, perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua asset management dan produk reksa dana yang tersedia di Makmur juga sudah dikurasi secara profesional.
Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo December Thrive, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website:Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Benjamin Graham dikenal sebagai “Father of Value Investing”. Ia adalah salah satu tokoh ekonomi berpengaruh yang telah memberikan fondasi penting bagi banyak investor, termasuk Warren Buffett yang merupakan muridnya. Graham lahir pada tahun 1894 dan karya terkenalnya, buku The Intelligent Investor yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1949, masih dijadikan pedoman oleh banyak […]
Key Takeaways: Strategi yang efektif serta sikap disiplin dalam berinvestasi memiliki peran penting dalam membangun kekayaan jangka panjang. Keduanya memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan portofolio investasi. Salah satu strategi yang mengandalkan kedua aspek tersebut adalah reinvestasi dividen, yaitu strategi investasi untuk menggunakan dividen yang diterima dari saham untuk membeli kembali saham tersebut. Konsep reinvestasi dividen […]
Key Takeaways: Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto merupakan indikator untuk mengukur kinerja suatu negara. Salah satu jenis GDP yang sering digunakan dalam berbagai analisis adalah GDP nominal. Anda perlu memahami apa itu GDP nominal, bagaimana cara menghitungnya, serta peran pentingnya dalam pengambilan keputusan investasi saham. Tentang GDP Nominal dan Cara Perhitungannya GDP […]
Key Takeaways: Dalam dunia investasi saham, terdapat dua fenomena yang kerap terjadi menjelang dan setelah pergantian tahun, yaitu window dressing dan January effect. Keduanya sering dimanfaatkan oleh investor untuk merancang strategi yang lebih terarah pada akhir dan awal tahun. Window dressing adalah strategi yang dilakukan oleh manajer investasi dan institusi keuangan menjelang akhir tahun untuk […]
Key Takeaways: J.P. Morgan merilis proyeksi terbaru pada awal Desember 2025, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2026. Namun, sebelum membahas proyeksi tersebut, Anda perlu mengetahui bahwa J.P. Morgan merupakan salah satu institusi keuangan yang berbasis di Amerika Serikat. Pengalamannya di industri keuangan mencakup layanan investasi, perbankan, serta pengelolaan aset sebagai salah satu […]