Artikel

Pasar Sedang Terkoreksi, Ini Tips Mengelola Emosi Agar Tetap Tenang dan Rasional

author
Content Management
author
21 November 2024
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Hai, Sobat Makmur! Mendapatkan keuntungan (gain) pasti menjadi target kamu dalam berinvestasi. Akan tetapi, ada kalanya portofolio investasimu mengalami penurunan akibat kondisi pasar modal yang sedang lesu. Seperti yang terjadi saat ini, dimana pasar saham mengalami penurunan cukup signifikan akibat diterpa sejumlah sentimen negatif. Tak jarang kondisi ini membuat sebagian investor terkejut, panik, dan akhirnya mengambil keputusan yang irasional. Dalam artikel ini, Makmur akan mengajak kamu untuk belajar mengelola emosi pada saat pasar sedang turun agar tetap tenang dan bersikap rasional. Yuk, disimak!

Pasar Saham Sedang Turun

Kondisi pasar saham Indonesia saat ini boleh dibilang sedang lesu yang tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Per Rabu (20/11), IHSG melemah 1,77% dalam sepekan dan dalam sebulan telah terkoreksi 7,84%. Sejak awal tahun alias secara year-to-date (ytd), IHSG telah melemah 1,36%.

Ada beberapa faktor penyebab pelemahan pasar saham belakangan ini.

1.  Kemenangan Trump dalam Pemilu AS

Kemenangan Trump membuat berbagai aset berisiko di Amerika Serikat (AS) semakin bergairah. Investor semakin melirik pasar saham AS ketimbang pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia. Wall Street pun ditutup menghijau pasca Trump memenangkan Pemilu AS kala itu. Investor menyambut positif terpilihnya Trump yang membawa agenda pro-pertumbuhan bagi AS. Pasar meyakini kebijakan Trump akan terus mendorong performa perusahaan-perusahaan dalam negeri terutama terkait pelonggaran pajak. Kemenangan Trump meningkatkan aliran modal asing ke AS karena investor melihat investasi di AS lebih menarik.

Di sisi lain, arus keluar (outflow) di pasar saham tanah air kian deras. Dalam sepekan, investor asing melakukan aksi jual bersih atau net foreign sell sebanyak Rp 3,65 triliun. Bahkan dalam sebulan, jumlah nilai jual asing mencapai Rp15,95 triliun. Saham perbankan besar (big bank) menjadi saham yang paling banyak dijual asing, sehingga harganya cenderung tertekan. Penurunan harga saham big bank cukup berdampak pada IHSG karena saham-saham sektor perbankan memiliki bobot yang cukup besar.

2.  Isyarat Suku Bunga The Fed

Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed juga menipis usai Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan pidatonya di Dallas pada Kamis (14/11). Kala itu, Powell menyatakan The Fed tidak akan terburu-buru dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut. Usai rilis data inflasi AS periode Oktober, Powell menyatakan bahwa kondisi ekonomi yang kuat memungkinkan para pembuat kebijakan The Fed untuk memantau laju inflasi dengan hati-hati tanpa harus segera memangkas suku bunga lebih jauh. Menurut Powell, keputusan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut akan sangat bergantung pada tren inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini memungkinkan The Fed untuk menyeimbangkan stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Setelah pidato Powell, peluang penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed Desember 2024 mengecil. Menurut data CME FedWatch, per Selasa (19/11) probabilitas pemangkasan suku bunga 25 basis points (bps) hanya 58,9%.

3.  Kurangnya Katalis Positif Dari Dalam Negeri

Pelemahan pasar saham saat ini juga akibat kurangnya katalis positif dari dalam negeri. Saat ini belum terdapat sentimen positif seperti kebijakan pemerintah yang mendukung investasi, data ekonomi yang kuat, atau keberhasilan proyek strategis yang mampu menggairahkan pasar saham. Kondisi ini membuat investor cenderung menahan diri untuk masuk ke pasar saham yang mengakibatkan rendahnya volume transaksi dan penurunan IHSG.

Tetap Tenang dan Rasional

Penurunan nilai portofolio akibat guncangan pasar saat ini mungkin membuat sebagian dari Sobat Makmur terkejut, panik, dan akhirnya mengambil keputusan yang irasional. Bahkan, mungkin ada sebagian dari Sobat Makmur yang melakukan cut loss atau jual rugi. Padahal, naik turunnya pasar saham adalah hal yang biasa. Berikut adalah sejumlah tips agar kamu tetap tenang dan bersikap rasional dalam kondisi pasar yang menurun.

1.  Mengevaluasi Tujuan Investasi

Penurunan harga saham adalah normal dan merupakan bagian dari fluktuasi pasar. Dalam berinvestasi, terutama untuk investasi jangka panjang yang sering melewati siklus pasar, penurunan harga saham adalah hal yang lumrah. Saat pasar saham sedang bergejolak, ada baiknya kamu mengingat kembali tujuan investasi. Jika tujuanmu adalah untuk jangka panjang, ada baiknya kamu tetap mempertahankan portofoliomu tanpa harus melakukan cut loss sembari tetap memantau berita mengenai sentimen pasar. Kamu juga sebaiknya menghindari melihat portofolio secara berlebihan. Sebab, memantau portofolio secara berlebihan dapat memicu stres dan tekanan.

2.  Fokus pada Fundamental

Ketika saham yang kamu beli mengalami penurunan, periksa kembali apakah penurunan tersebut disebabkan oleh faktor fundamental perusahaan atau hanya sentimen pasar sementara. Jika saham yang kamu beli memiliki fundamental yang kuat, ada baiknya kamu pertimbangkan untuk bertahan atau bahkan membeli di harga yang lebih rendah (average down). 

3.  Hindari Tindakan Impulsif

Jika pasar sedang terguncang, jangan pernah membuat keputusan buru-buru berdasarkan ketakutan dan emosi sesaat. Luangkan waktu untuk menganalisis situasi sebelum melakukan penjualan atau pembelian lebih lanjut. Selain itu, kamu harus sadar bahwa kerugian sementara saat ini adalah bagian dari perjalanan investasi. Bersikap realistis terhadap risiko yang melekat pada pasar saham juga dapat membantu kamu menjaga emosi tetap terkendali.

4. Memantau Berita dan Perkembangan Terkini

Tak bisa dipungkiri, penyebaran berita saat ini semakin masif seiring canggihnya teknologi. Di sisi lain, berita menjadi salah satu patokan yang digunakan investor/pelaku pasar dalam berinvestasi. Untuk tetap bersikap tenang dan rasional, kamu bisa memantau berita dan perkembangan terkini yang berkaitan dengan pasar modal. Caranya, kamu bisa berlangganan kanal berita kredibel yang kamu yakini. Tujuannya, agar kamu tidak salah langkah dan mengambil tindakan cepat jika suatu sentimen terjadi.

5.  Diversifikasi Aset

Sesuai pepatah “jangan menaruh semua telurmu dalam satu keranjang”, diversifikasi menjadi salah satu strategi untuk mengurangi risiko dalam penurunan nilai investasi. Dengan menyebar investasi ke berbagai jenis aset atau sektor, kamu dapat mengurangi dampak negatif dari kinerja buruk satu aset terhadap keseluruhan portofolio. 

Kamu dapat melakukan diversifikasi aset dengan berinvestasi reksa dana. Jika kamu berinvestasi di reksa dana, dana milikmu akan dikelola secara otomatis dan profesional oleh Manajer Investasi (MI). MI bertugas menentukan aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana, seperti saham, obligasi, atau instrumen pasar uang, tergantung pada jenis reksa dana yang kamu pilih. Pemilihan aset ini dilakukan berdasarkan analisis mendalam serta mempertimbangkan berbagai aspek makroekonomi untuk memastikan pengelolaan investasi yang optimal.

Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo November Growth, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.


Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.

Link: Promo-Promo di Makmur

Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:

Website: Makmur.id


Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Danantara Perluas Investasi Strategis, Fokus pada Hilirisasi dan Energi Berkelanjutan

Key Takeaways: Langkah pemerintah untuk mendorong transformasi ekonomi nasional kini mulai terealisasi melalui peran aktif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga yang baru dibentuk pada awal 2024 ini telah menyalurkan pendanaan ke sejumlah perusahaan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas sejumlah langkah strategis yang tengah dijalankan […]

author
Content Management
calendar
03 Juli 2025
Artikel

Setelah CDIA, 7 Emiten Ini Akan Melantai di Bursa, Cermati Prospeknya

Key Takeaways: Memasuki semester II-2025, pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Sebanyak tujuh perusahaan dari berbagai sektor akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Juli 2025, membuka peluang investasi di sektor-sektor strategis seperti alat kesehatan, logistik, angkutan laut, edukasi, hingga distribusi produk telekomunikasi. Dalam artikel […]

author
Content Management
calendar
02 Juli 2025
Artikel

Ketidakpastian Global Kembali Meningkat Jelang Penerapan Tarif AS, Ini Strategi Investasi yang Perlu Dicermati

Key Takeaways: Di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil, pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kekhawatiran pasar. Trump mengisyaratkan tidak akan memperpanjang jeda tarif impor yang dijadwalkan berakhir pada 9 Juli 2025. Keputusan ini dinilai berpotensi memicu ketegangan perdagangan dan berdampak terhadap perekonomian negara-negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Dalam […]

author
Content Management
calendar
30 Juni 2025
Artikel

Product Review: Shinhan Sukuk Syariah I

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri keuangan syariah, termasuk di sektor pasar modal. Salah satu produk investasi syariah yang terus berkembang adalah reksa dana syariah, yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah, bebas dari unsur riba dan spekulasi. Berdasarkan data Infovesta per 24 juni 2025, total dana kelolaan […]

author
Content Management
calendar
25 Juni 2025
Artikel

Ini 7 Tips Menemukan Saham Undervalue Melalui Analisis Fundamental yang Tepat

Key Takeaways: Salah satu pendekatan yang cukup populer di kalangan investor adalah dengan menggunakan pendekatan analisis fundamental. Analisis ini salah satunya dapat digunakan digunakan untuk menemukan saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, atau yang sering disebut saham undervalue.  Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai valuasi saham adalah Price Earning Ratio (PER). PER mengukur […]

author
Content Management
calendar
24 Juni 2025
Artikel

Akan Segera Melantai di Bursa, Cermati Prospek PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), Anak Usaha TPIA

Key Takeaways: Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering / IPO) dari perusahaan strategis. Salah satu emiten yang tengah menarik perhatian investor adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha Grup Chandra Asri (TPIA), yang akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 08 Juli 2025. […]

author
Content Management
calendar
23 Juni 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.