Hai, Sobat Makmur! Melaksanakan ibadah haji menjadi salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan seorang muslim jika mampu. Namun, biaya menjadi salah satu hambatan terbesar dalam melaksanakan rukun Islam ke-5 ini. Akan tetapi, ada kabar gembira yang datang dari pelaksanaan ibadah haji. Pemerintah mengumumkan resmi menurunkan biaya ibadah per tahun 2025. Dalam artikel kali ini, Makmur akan memberi tips berinvestasi bagi Sobat Makmur yang berencana untuk menunaikan ibadah haji di masa depan. Yuk, disimak!
Pemerintah mengumumkan penurunan biaya pelaksanaan haji untuk musim haji 2025. Melansir Bisnis.com, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 2025 yang ditanggung jamaah berjumlah Rp55,4 juta yang setara dengan 62% dari biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2025 yang ditetapkan sebesar Rp89,4 juta. Angka BPIH ini mengalami penurunan sebesar Rp4 juta dari nilai BPIH tahun 2024 lalu sebesar Rp93.410.286 atau Rp93,4 juta. Sementara itu, Bipih yang ditanggung langsung jemaah juga mengalami penurunan sebesar Rp614.422 dari Bipih 2024 sebesar Rp 56 juta. Penghapusan biaya visa yang semula double menjadi salah satu faktor yang menyebabkan biaya haji 2025 menurun.
Ke depan, ada kemungkinan biaya ibadah haji terus mengalami penurunan. Presiden Prabowo menyatakan bahwa dirinya masih belum merasa puas dengan besaran biaya Haji 2025 yang belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Ia juga menekankan agar anggota Kabinet Indonesia Maju dapat bekerja lebih keras untuk mewujudkan penurunan biaya haji. Tentunya, ini menjadi angin segar bagi Sobat Makmur yang berencana menunaikan ibadah haji.
Meski mengalami penurunan, biaya pelaksanaan biaya haji masih terbilang tinggi untuk sebagian golongan. Untuk itu, perlu perencanaan keuangan yang matang untuk mengumpulkan biaya haji sejak dini. Salah satu yang bisa kamu lakukan adalah dengan berinvestasi untuk mengumpulkan dana tabungan haji. Untuk diketahui, salah satu syarat pendaftaran haji reguler adalah membuka tabungan haji di salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH). Sobat Makmur perlu menyiapkan uang sebesar Rp25 juta untuk setoran awal.
Nah, berikut adalah beberapa tips berinvestasi untuk mengumpulkan biaya haji.
1. Pastikan Berinvestasi dengan Instrumen Investasi Syariah
Haji merupakan salah satu ibadah terpenting bagi umat Islam, untuk itu pastikan instrumen investasi yang kamu pilih adalah investasi syariah yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Dana yang dikumpulkan untuk berhaji harus terhindar dari unsur riba, gharar (tipu daya), maisir (perjudian), atau haram. Untuk itu, kamu bisa memilih instrumen investasi yang sejalan dengan syariah Islam, salah satunya adalah reksa dana syariah.
Reksa dana syariah adalah salah satu bentuk investasi kolektif yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Dalam reksa dana ini, dana yang dikumpulkan dari masyarakat diinvestasikan ke dalam instrumen-instrumen keuangan yang halal, seperti saham syariah, sukuk (obligasi syariah), atau produk pasar uang syariah. Reksa dana syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk memastikan setiap aktivitasnya mematuhi ketentuan syariah, sehingga investor merasa aman bahwa dana mereka tidak digunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
2. Berinvestasi Dengan Dana Dingin
Berhaji memang hukumnya wajib dan menjadi salah satu rukun Islam. Akan tetapi, perlu ditekankan jika haji hukumnya wajib hanya bagi yang mampu. Salah satu indikator mampu dalam hal ini adalah mampu dari sisi finansial. Sebelum memutuskan untuk berhaji, pastikan kebutuhan keluarga dan kewajiban lain, seperti pendidikan, konsumsi sehari-hari, atau tabungan darurat sudah terpenuhi. Untuk itu, pastikan dana yang kamu investasikan untuk mengumpulkan dana haji adalah dana dingin yang memang ditujukan untuk berhaji. Dengan demikian, menggunakan dana dingin untuk berhaji dapat mengurangi tekanan finansial dan menghindari risiko mengganggu keuangan. Sangat dianjurkan untuk tidak menunaikan haji dengan cara berutang. Selain karena tidak dianjurkan, berutang untuk keperluan non-darurat seperti haji dapat mempengaruhi stabilitas keuangan jangka panjang.
3. Investasi dengan Horizon Jangka Panjang
Untuk diketahui, lama menunggu atau antrean haji di Indonesia sangat panjang karena tingginya jumlah calon jemaah dibandingkan kuota yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi. Saat ini, antrean bisa mencapai 10 hingga lebih dari 30 tahun, tergantung pada wilayah atau provinsi tempat pendaftaran. Lamanya antrean ini karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga permintaan untuk berhaji sangat tinggi. Untuk itu, investasi yang kamu lakukan untuk naik haji harus berorientasi jangka panjang.
4. Reksa Dana Syariah Bisa Jadi Pilihan
Jika kamu mencari instrumen investasi yang tepat untuk mengumpulkan dana haji, reksa dana syariah adalah jawaban yang tepat. Portofolio reksa dana syariah diinvestasikan hanya pada instrumen yang memenuhi kriteria syariah, seperti saham perusahaan yang tidak melibatkan riba, atau aktivitas haram lainnya.
Reksa dana syariah juga menerapkan sistem bagi hasil, dimana keuntungan dibagikan secara proporsional berdasarkan kepemilikan masing-masing investor. Keuntungan lainnya adalah pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajer investasi profesional, sehingga investor tidak perlu memantau pasar secara aktif.
Ada beberapa keunggulan dari reksa dana syariah. Pertama, reksa dana syariah dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang memastikan bahwa investasi dilakukan secara etis dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Setiap instrumen yang digunakan, seperti saham atau obligasi, harus memenuhi kriteria halal. Kedua, investasi reksa dana syariah memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. Produk reksa dana syariah diawasi dengan lebih ketat oleh lembaga resmi dan terpercaya. Selain berada di bawah pengawasan OJK, reksa dana syariah juga dipantau oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Ketiga, reksa dana syariah juga menawarkan potensi keuntungan yang menarik jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Meskipun menghindari investasi di sektor-sektor tertentu, portofolio syariah memiliki potensi memberi return yang kompetitif. Untuk reksa dana saham misalnya, saham-saham syariah biasanya berasal dari perusahaan dengan fundamental yang kuat, yang memungkinkan prospek keuntungan yang baik.
Jika kamu tertarik berinvestasi di instrumen syariah, kamu bisa memilih 33 reksa dana syariah di Makmur. Reksa dana syariah di Makmur sudah mengalami seleksi dan kurasi yang ketat, serta dikelola oleh manajer investasi berpengalaman.
Berikut sejumlah reksa dana syariah yang menjadi favorit nasabah Makmur dan return-nya per tanggal 22 Januari 2025:
*data di atas tidak mencerminkan return masa depan
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo New Year Investment, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri R. Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Industri reksa dana mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu indikatornya terlihat dari jumlah investor reksa dana yang mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang 2024. Dalam artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai perkembangan industri reksa dana di Indonesia sepanjang tahun lalu dan alasan mengapa reksa dana masih menjadi primadona investor untuk mewujudkan target […]
Hai, Sobat Makmur! Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk memangkas anggaran sejumlah kementerian/lembaga (K/L). Efisiensi tersebut dilakukan dalam upaya menciptakan efisiensi anggaran tahun ini. Ada beberapa sektor yang menjadi target efisiensi pemerintah tahun ini, diantaranya sektor infrastruktur, kesehatan, hingga pendidikan. Efisiensi ini akan berdampak pada sektor riil, yang nantinya akan berdampak ke saham-saham yang tercatat di […]
Hai, Sobat Makmur! Perekonomian dunia saat ini sedang dihadapi oleh perang dagang yang terjadi antara dua kekuatan ekonomi terbesar, yakni China dan Amerika Serikat (AS). Perang dagang ini bermula saat Presiden AS saat ini, yakni Donald Trump, memberlakukan tarif sebesar 10% terhadap barang impor dari China. Tak pelak, perang dagang ini akan menjadi sentimen yang […]
Hai, Sobat Makmur! Jumlah saham perusahaan terbuka semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini tidak terlepas dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang dilakukan perusahaan untuk mencari pendanaan di pasar modal. Saat ini, sejumlah perusahaan besar dikabarkan akan menggelar aksi IPO dalam waktu dekat, mulai dari perusahaan yang berstatus BUMN hingga […]
Hai, Sobat Makmur! Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) masih menjadi profesi idaman oleh sebagian masyarakat Indonesia. Bukan tanpa alasan, salah satu daya tarik PNS adalah adanya gaji tambahan di luar gaji pokok. Gaji tambahan ini biasa disebut dengan gaji ke-13. Nah, adanya gaji tambahan ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber dana untuk […]
Hai, Sobat Makmur! Majalah Forbes baru saja merilis daftar terbaru orang-orang terkaya di Indonesia. Nama-nama konglomerat besar seperti Prajogo Pangestu, Dato Sri Tahir, hingga Hartono bersaudara masuk ke dalam daftar orang terkaya di tanah air. Sebagian dari konglomerat ini diketahui memiliki penyertaan saham di sejumlah perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menariknya, ada konglomerat […]