Artikel

Alasan Investor Saham Perlu Mengetahui Informasi Consumer Price Index (CPI)

author
Content Management
author
29 Agustus 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • Consumer Price Index (CPI) adalah indikator yang mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga.
    CPI dan inflasi memiliki keterkaitan, di mana kenaikan CPI menunjukkan inflasi dan penurunan CPI bisa menandakan deflasi.
  • Inflasi dihitung dari persentase perubahan CPI, baik month-on-month (mom) maupun year-on-year (yoy), dengan membandingkan nilai CPI antar periode.
  • Investor saham perlu memahami CPI karena data ini mempengaruhi kebijakan suku bunga yang ditetapkan bank sentral.

Consumer Price Index atau Indeks Harga Konsumen adalah indikator ekonomi yang mengukur perubahan rata-rata harga dari sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dari waktu ke waktu. CPI mencerminkan tingkat inflasi dalam suatu negara dan digunakan oleh pemerintah serta pelaku pasar sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.

Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Bagi investor, inflasi mempengaruhi daya beli, suku bunga, dan nilai riil pengembalian investasi. Oleh karena itu, memahami indikator inflasi sangat penting dalam pengambilan keputusan finansial.

Beberapa indikator dalam mengukur laju inflasi adalah Consumer Price Index (CPI) yang merepresentasikan rata-rata perubahan harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Selain CPI, terdapat pula Producer Price Index (PPI) yang mencerminkan perubahan harga dari sisi produsen. Meskipun keduanya digunakan untuk memantau inflasi, CPI lebih sering dijadikan acuan.

Manfaat Sistem Fraksi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

CPI merupakan salah satu indikator untuk mengukur inflasi. Jika CPI meningkat, berarti harga barang dan jasa konsumen mengalami kenaikan, yang artinya terjadi inflasi. Sebaliknya, jika laju CPI melambat dibandingkan periode sebelumnya, hal ini disebut disinflasi, yaitu kondisi saat inflasi tetap terjadi namun dengan tingkat yang menurun. Lalu, ketika laju inflasi menjadi negatif, hal itu dinamakan deflasi.

CPI diterbitkan secara berkala oleh lembaga statistik resmi setiap bulan. Di Indonesia, data ini disusun dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Anda bisa ke web resminya jika ingin mencari data inflasi dan menghitung tingkat inflasi di periode tertentu. 

Sebagai contoh menurut data BPS, CPI bulan Mei 2025 sebesar 108,07 dan bulan Mei 2024 sebesar 106,37, maka tingkat inflasi tahunan tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tingkat Inflasi = ((CPI periode saat ini – CPI periode sebelumnya) /CPI periode sebelumnya) x 100

Tingkat Inflasi= ((108,07 – 106,37) / 106,37) × 100 = 1,59%

Dengan mengetahui angka tersebut, Anda dapat memahami arah pergerakan harga secara umum dan dampaknya terhadap nilai uang di masa depan.

Mengapa CPI Penting Bagi Investor Saham?

Ada beberapa alasan mengapa Anda sebagai investor perlu mengetahui Consumer Price Index atau Indeks Harga Konsumen, di antaranya:

1. CPI Mempengaruhi Kebijakan Suku Bunga

Bank sentral seperti Bank Indonesia (BI) menggunakan data CPI untuk menentukan kebijakan suku bunga. Jika inflasi naik signifikan dalam jangka waktu tertentu, bank sentral cenderung menaikkan suku bunga guna mengendalikan tekanan harga. Kenaikan suku bunga biasanya berdampak negatif terhadap pasar saham karena biaya pinjaman meningkat dan konsumsi cenderung menurun.

Sebaliknya, inflasi rendah memungkinkan bank sentral menurunkan suku bunga yang sering kali mendorong investor beralih ke saham karena imbal hasil obligasi menurun. Namun, tidak semua perubahan CPI secara otomatis memicu penyesuaian suku bunga. BI juga memperhatikan faktor lain seperti inflasi inti, ekspektasi inflasi jangka panjang, nilai tukar rupiah, serta kondisi ekonomi global. Oleh karena itu, Anda sebagai investor perlu memantau CPI untuk mengantisipasi arah kebijakan moneter.

Sebagai contoh, pada bulan Mei 2025, inflasi tahunan tercatat sebesar 1,60%. Dalam kondisi ini, BI menurunkan suku bunga dari 5,75% menjadi 5,50% karena inflasi masih berada dalam kisaran target yaitu 1,5 hingga 3,5%. Pada bulan Juni 2025, inflasi naik sedikit menjadi 1,87%. Meski demikian, BI memilih untuk mempertahankan suku bunga di level 5,50% karena inflasi masih terkendali. Selanjutnya, pada bulan Juli 2025, BI kembali menurunkan suku bunga menjadi 5,25% karena inflasi tetap stabil dan BI ingin memberikan stimulus tambahan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

2. Menentukan Kinerja Sektor Tertentu

Beberapa sektor saham sangat sensitif terhadap perubahan inflasi. Misalnya, sektor consumer seperti ritel, makanan dan minuman akan terdampak langsung jika harga kebutuhan pokok naik. Kenaikan harga barang konsumsi dapat menurunkan daya beli masyarakat dan pada akhirnya menekan pendapatan perusahaan.

Sementara itu, sektor seperti energi atau komoditas bisa mendapatkan keuntungan dari inflasi karena harga jual produknya juga ikut naik. Dengan memahami tren CPI, Anda dapat menyesuaikan portofolio investasi sesuai dengan prospek sektor yang diuntungkan atau dirugikan oleh inflasi.

3. Memprediksi Pergerakan Pasar secara Keseluruhan

CPI yang tinggi atau melebihi ekspektasi pasar bisa saja menyebabkan volatilitas di pasar saham. Sebaliknya, CPI yang sesuai atau lebih rendah dari ekspektasi bisa meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong harga saham naik. Oleh karena itu, memahami jadwal rilis dan hasil CPI penting agar Anda tidak membuat keputusan mendadak yang berdasarkan sentimen pasar jangka pendek.

Sebagai ilustrasi, jika ekspektasi pasar terhadap inflasi bulanan adalah 0,3%, tetapi realisasinya mencapai 0,6%, pasar dapat merespons negatif karena ada risiko percepatan kenaikan suku bunga.

Strategi Investor Saham Berdasarkan Data CPI

Sebagai investor, Anda dapat mengembangkan strategi berdasarkan arah inflasi:

  • Jika CPI menunjukkan tren naik, pertimbangkan untuk mengurangi eksposur di sektor konsumer dan memperbesar alokasi pada sektor energi atau perbankan yang lebih tahan terhadap inflasi.
  • Jika CPI relatif stabil atau menurun, saham sektor teknologi atau properti dapat menjadi pilihan karena biasanya mendapat keuntungan dari suku bunga yang rendah.

Consumer Price Index (CPI) merupakan data yang memberikan wawasan mendalam tentang kondisi ekonomi suatu negara dan dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan investasi. 

Sebagai investor saham, memahami dampak CPI terhadap kebijakan suku bunga, sektor-sektor tertentu, serta pergerakan pasar secara keseluruhan akan membantu Anda merumuskan strategi investasi yang lebih matang dan mengelola risiko dengan lebih baik.

Namun, selain saham, ada satu lagi instrumen investasi yang perlu Anda pertimbangkan juga, yaitu reksa dana saham. Investasi reksa dana saham memberikan kesempatan untuk diversifikasi portofolio dengan risiko yang lebih terkelola, berkat pengelolaan profesional dari manajer investasi. Reksa dana saham merupakan instrumen investasi yang tepat untuk memanfaatkan potensi pasar saham tanpa harus langsung terjun memilih saham sendiri. 

Jika Anda tertarik, ada beragam produk investasi reksa dana saham di Makmur, salah satunya adalah Bahana Icon Syariah Kelas G. Berdasarkan data per tanggal 28 Agustus 2025, reksa dana saham tersebut dalam 1 tahun terakhir memiliki return di angka 26,22%.

*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.


 Di Makmur, Anda juga dapat memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda dapat memilih dan membeli reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo August Financial Freedom, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Makmur Premium Tour.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Aspek yang Perlu Dipertimbangkan Investor dalam Memilih Growth Stock

Key Takeaways: Instrumen investasi saham terbagi ke dalam berbagai jenis bila melihat dari karakteristiknya, salah satu yang populer adalah growth stock. Istilah growth stock mulai dipopulerkan oleh Thomas Rowe Price Jr. sebagai strategi investasi pada sekitar tahun 1930–1950-an dan semakin diketahui secara luas setelah Philip A. Fisher merilis buku Common Stocks and Uncommon Profits (1958). […]

author
Content Management
calendar
14 Oktober 2025
Artikel

Peran Real Interest Rate sebagai Indikator dalam Keputusan Investasi

Key Takeaways: Pengambilan keputusan investasi yang tepat bisa dipengaruhi oleh berbagai indikator ekonomi. Namun, ada satu indikator yang sangat krusial, yaitu real interest rate atau suku bunga riil. Real interest rate mencerminkan return riil yang Anda dapatkan dari suatu aset investasi setelah disesuaikan dengan inflasi. Dengan memahami dan mempertimbangkan real interest rate, Anda sebagai investor […]

author
Content Management
calendar
08 Oktober 2025
Artikel

Alasan Cadangan Devisa Indonesia Berperan Besar Bagi Kestabilan Ekonomi Nasional

Key Takeaways: Dalam perekonomian, cadangan devisa suatu negara memiliki peran yang sangat penting. Bagi Indonesia, cadangan devisa menjadi salah satu instrumen utama untuk menjaga kestabilan ekonomi. Melansir dari halaman resmi Bank Indonesia (BI), pada Juni 2025 cadangan devisa Indonesia tercatat sekitar 152,6 miliar dolar AS (USD), yang terdiri dari beberapa instrumen.  Data dari Badan Pusat […]

author
Content Management
calendar
07 Oktober 2025
Artikel

Alasan Investor Perlu Menggunakan Sharpe Ratio Sebelum Berinvestasi ke Reksa Dana

Key Takeaways: Saat investasi reksa dana, yang terpenting bukan hanya mempertimbangkan imbal hasil, melainkan juga harus melihat potensi risikonya. Dikarenakan, setiap investasi memiliki ketidakpastian dan peluang yang perlu diukur serta dianalisis secara objektif. Oleh karena itu, Anda juga perlu mengevaluasi apakah imbal hasil tersebut sebanding dengan risiko yang diambil. Salah satu analisis yang bisa membantu […]

author
Content Management
calendar
06 Oktober 2025
Artikel

Jenis Indikator Lagging Ekonomi yang Digunakan Analis Keuangan

Key Takeaways: Di dunia keuangan, setiap keputusan yang diambil seorang analis melewati beberapa pertimbangan yang matang, termasuk salah satunya evaluasi kondisi ekonomi yang sudah terjadi. Untuk itu, berbagai indikator ekonomi menjadi salah satu aspek penting dalam memberikan gambaran.  Salah satu jenis indikator ekonomi yang biasanya digunakan adalah indikator lagging ekonomi, yang memberikan informasi berdasarkan data […]

author
Content Management
calendar
03 Oktober 2025
Artikel

Cara Menentukan Waktu Tepat untuk Melakukan Switching Reksa Dana

Key Takeaways: Investasi pada reksa dana menjadi pilihan investor yang ingin mengelola keuangan dengan cara yang lebih mudah, karena portofolio dalam reksa dana dikelola secara profesional oleh manajer investasi (MI). Reksa dana memiliki beberapa jenis, di antaranya reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.  Banyak investor yang […]

author
Content Management
calendar
02 Oktober 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.