Di dunia keuangan, setiap keputusan yang diambil seorang analis melewati beberapa pertimbangan yang matang, termasuk salah satunya evaluasi kondisi ekonomi yang sudah terjadi. Untuk itu, berbagai indikator ekonomi menjadi salah satu aspek penting dalam memberikan gambaran.
Salah satu jenis indikator ekonomi yang biasanya digunakan adalah indikator lagging ekonomi, yang memberikan informasi berdasarkan data yang sudah terjadi, sehingga bersifat konfirmasi terhadap tren ekonomi yang sedang berlangsung. Lalu, aspek apa saja dalam indikator lagging ekonomi yang sering dilihat oleh analis keuangan? Mari kita bahas secara lengkap.
Indikator lagging ekonomi digunakan untuk memastikan bahwa arah perkembangan ekonomi yang sebelumnya diprediksi memang benar-benar terjadi, dalam artian indikator lagging ekonomi tidak langsung berubah pada saat ekonomi sedang mengalami perubahan karena biasanya baru bergerak atau terlihat setelah perubahan ekonomi sudah terjadi. Di bawah ini adalah beberapa jenis indikator lagging ekonomi yang biasanya dilihat oleh analis keuangan, di antaranya:
Indikator pertama yang sering dilihat adalah tingkat pengangguran. Data ini biasanya muncul setelah pergerakan ekonomi berlangsung. Misalnya, ketika ekonomi lesu, perusahaan cenderung mengurangi tenaga kerja. Namun, angka resmi pengangguran baru dirilis beberapa waktu setelah itu. Pada Agustus 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,07%, naik tajam dibandingkan Agustus 2019.
Lonjakan tersebut menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja setelah pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Penting untuk dicatat, data Agustus 2020 ini baru dirilis BPS pada November 2020, sehingga menjadi konfirmasi atas kondisi ekonomi yang telah berlangsung beberapa bulan sebelumnya. Bagi analis keuangan, data ini menjadi salah satu indikator dalam melihat arah pergerakan ekonomi dan mengukur dampaknya terhadap kinerja pasar maupun investasi.
Inflasi inti adalah ukuran kenaikan harga barang dan jasa yang tidak memasukkan komponen pangan dan energi, karena kedua komponen tersebut cenderung berfluktuasi. Data ini termasuk indikator lagging ekonomi, sebab kenaikan harga biasanya baru terlihat setelah aktivitas ekonomi meningkat.
Merujuk data BPS, pada Agustus 2025 inflasi inti Indonesia tercatat 2,17% secara tahunan, turun dari 2,32% di bulan Juli, yang menjadi level terendah dalam hampir setahun terakhir. Jika inflasi inti menurun, itu bisa menjadi salah satu indikator tekanan permintaan yang melemah sehingga aktivitas ekonomi belum cukup kuat.
Sebaliknya, jika inflasi inti terus meningkat selama beberapa bulan, hal ini bisa menjadi salah satu tanda perekonomian sedang berada pada fase ekspansi, periode dalam siklus ekonomi yang ditandai dengan naiknya konsumsi, investasi, produksi, dan lapangan kerja, yang biasanya juga diikuti oleh kenaikan harga atau inflasi. Bagi analis keuangan, informasi ini penting untuk menilai arah kebijakan moneter serta risiko dan peluang investasi.
Data produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu indikator lagging ekonomi karena data ini baru dirilis setiap kuartal setelah aktivitas ekonomi berlangsung. Artinya, ketika Anda melihat data PDB meningkat, pertumbuhan ekonomi tersebut sudah terjadi pada periode sebelumnya.
Misalnya, jika laporan PDB kuartal kedua menunjukkan pertumbuhan tinggi, itu berarti aktivitas ekonomi pada bulan April hingga Juni telah berjalan dengan baik. Data PDB dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi analis keuangan, karena bermanfaat untuk melihat keberlanjutan tren ekonomi serta memperkuat dasar dalam pengambilan keputusan investasi.
Jenis indikator lagging ekonomi lainnya adalah rasio pinjaman terhadap pendapatan masyarakat maupun perusahaan. Angka ini menunjukkan seberapa besar kebutuhan hidup atau kegiatan usaha dibiayai dengan utang.
Jika rasio pinjaman terhadap pendapatan terus bertambah, hal itu menandakan adanya tekanan keuangan yang dapat menurunkan daya beli dan konsumsi di masa depan. Bagi analis keuangan, aspek ini menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk menilai tingkat risiko, stabilitas konsumsi, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi secara lebih akurat.
Suku bunga riil adalah tingkat bunga yang sudah dikurangi pengaruh inflasi, sehingga mencerminkan keuntungan yang diterima investor atau biaya riil yang ditanggung peminjam. Indikator bisa menjadi salah satu referensi dalam menilai sejauh mana kebijakan moneter berdampak pada perekonomian.
Data suku bunga riil juga termasuk kategori indikator lagging ekonomi. Misalnya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga acuan pada Agustus 2025 lalu, dampaknya terhadap konsumsi dan investasi baru akan terasa beberapa bulan kemudian. Bagi analis keuangan, tren suku bunga riil bisa menjadi bahan pertimbangan untuk mengukur efektivitas kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi.
Neraca perdagangan merupakan indikator lagging ekonomi yang menunjukkan selisih ekspor dan impor suatu negara. Data ini biasanya dirilis bulanan, kuartalan, atau tahunan oleh BPS. Anda bisa melihat tren surplus atau defisit perdagangan untuk memastikan kondisi ekonomi luar negeri dan domestik. Jika neraca perdagangan menunjukkan defisit berulang, itu bisa menjadi salah satu tanda bahwa daya saing produk dalam negeri sedang melemah.
Indikator lagging ekonomi memiliki peran penting dalam memberikan konfirmasi atas tren yang sedang berlangsung. Meskipun tidak dapat digunakan untuk memastikan kondisi ekonomi di masa depan secara langsung, indikator ini membantu analis keuangan dalam memperhitungkan peluang investasi. Singkatnya, indikator lagging ekonomi bisa menjadi salah satu landasan dalam manajemen risiko maupun perencanaan strategi investasi.
Apabila Anda berinvestasi ke suatu produk reksa dana, indikator lagging ekonomi juga dipertimbangkan oleh analis keuangan atau manajer investasi (MI) dalam menentukan porsi alokasi serta waktu yang tepat untuk masuk atau menambah investasi.
Bagi MI, indikator lagging ekonomi memiliki peran penting dalam mengelola Assets Under Management (AUM) atau dana kelolaan, agar strategi investasi yang dijalankan sesuai dengan kondisi ekonomi dan mampu memberikan hasil yang optimal bagi investor. Itulah mengapa jika Anda ingin berinvestasi secara mudah, reksa dana dapat menjadi pilihan yang tepat karena adanya MI yang mengelola dana Anda secara profesional.
Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo October Boost, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Investasi pada reksa dana menjadi pilihan investor yang ingin mengelola keuangan dengan cara yang lebih mudah, karena portofolio dalam reksa dana dikelola secara profesional oleh manajer investasi (MI). Reksa dana memiliki beberapa jenis, di antaranya reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Banyak investor yang […]
Sebagai instrumen investasi yang relatif stabil, reksa dana pendapatan tetap (RDPT) menjadi salah satu pilihan utama investor di Indonesia. Hal ini tercermin dari Asset Under Management (AUM) yang mencapai Rp178,5 triliun per Agustus 2025, tertinggi di antara jenis reksa dana lainnya. Untuk memastikan kualitas reksa dana, Makmur menyeleksi RDPT dari manajer investasi (MI) bereputasi baik, […]
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan instrumen investasi dengan risiko relatif rendah dan likuid, sehingga cocok untuk berbagai profil investor. Reksa dana ini 100% dialokasikan ke instrumen pasar uang seperti deposito berjangka dan obligasi yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, RDPU ideal untuk tujuan investasi jangka pendek dan menawarkan potensi […]
Reksa dana campuran merupakan instrumen investasi yang mengalokasikan dana pada instrumen saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, dengan masing-masing aset tidak melebihi 79% dari total portofolio. Diversifikasi ini memberikan keseimbangan antara potensi pertumbuhan dan stabilitas, sehingga cocok bagi investor dengan profil risiko moderat dan tujuan investasi jangka menengah hingga panjang. Makmur menyeleksi reksa dana campuran […]
Sebagai instrumen investasi dengan potensi pertumbuhan dan risiko relatif tinggi, reksa dana saham cocok bagi investor yang siap menghadapi fluktuasi pasar dan memiliki tujuan investasi jangka panjang. Sepanjang 2025 hingga September, IHSG naik +13,9% ke level 8.061, mencerminkan tren positif pasar saham domestik. Makmur menyeleksi reksa dana saham dari manajer investasi (MI) bereputasi baik, sehingga […]