Artikel

BI Pangkas Suku Bunga di Agustus 2025, Ini yang Bisa Anda Lakukan Sebagai Investor

author
Content Management
author
09 September 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • BI menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,00%, yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga kestabilan inflasi serta nilai tukar rupiah.
  • Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong sektor pembiayaan seperti properti, otomotif, dan konsumsi, menciptakan peluang investasi bagi para investor.
  • Anda sebagai investor bisa mengevaluasi portofolio dan mempertimbangkan diversifikasi ke sektor-sektor yang berdampak positif oleh penurunan suku bunga untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.

Pada 20 Agustus 2025 lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), yang kini menjadi 5,00%, setelah sebelumnya BI juga memangkas suku bunga di tahun ini sebanyak tiga kali per Juli 2025, di mana pada bulan tersebut ada pemangkasan sebesar 25 bps dari 5,50% menjadi 5,25%. Keputusan ini menggambarkan kebijakan moneter yang lebih longgar dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sedang berkembang. 

Sebagai investor, perubahan suku bunga ini tentu dapat memberikan banyak insight pada keputusan investasi yang akan Anda ambil. Namun, sebelum membahas apa saja yang bisa dilakukan pada aktivitas investasi Anda, ada baiknya kita mengulas terlebih dahulu dimulai dari latar belakangnya.

Latar Belakang BI Pangkas Suku Bunga di Agustus 2025

Melansir dari laman resmi Bank Indonesia, per tanggal 20 Agustus 2025, Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa pemangkasan suku bunga ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang masih kuat, dengan mempertimbangkan faktor inflasi yang stabil dan nilai tukar rupiah yang terkendali. 

Kondisi tersebut memungkinkan BI untuk memberikan stimulus tambahan dengan tetap menjaga stabilitas inflasi. Menurut BI, kapasitas ekonomi yang masih lebih besar daripada permintaan memberi ruang bagi penurunan suku bunga lebih lanjut.

1. Inflasi terkendali

Inflasi menjadi salah satu indikator utama yang menjadi perhatian BI dalam mengambil keputusan kebijakan moneter. Inflasi inti diperkirakan akan tetap berada dalam kisaran target 2,5±1% pada tahun 2025. Angka ini menunjukkan kestabilan harga barang dan jasa di Indonesia yang memberikan ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Ketika inflasi stabil, BI dapat melakukan pemangkasan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa memicu lonjakan harga yang merugikan daya beli masyarakat.

2. Pertumbuhan ekonomi

Pada kuartal II-2025, ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan 5,12% year on year (yoy), yang memang cukup luar biasa. Pencapaian ini didorong oleh kuatnya sektor investasi dan konsumsi yang terus mengalami perkembangan positif. Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2025, menyebutkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan berada di atas 5,1%. Sehingga, BI melihat bahwa perekonomian memiliki momentum positif yang dapat ditopang lebih lanjut dengan suku bunga yang lebih rendah.

3. Kestabilan nilai tukar rupiah

Salah satu faktor penting yang mendorong BI untuk memangkas suku bunga adalah kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Selama periode ini, nilai tukar rupiah tetap stabil meskipun ada tekanan eksternal di pasar global. Kestabilan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan daya tahan meskipun terjadi ketidakpastian global.

Namun, meski inflasi terkendali, ekonomi tumbuh positif, dan nilai tukar rupiah stabil, BI mencatat adanya penurunan pertumbuhan kredit perbankan pada Juli 2025, yang turun menjadi 7,03%, dibandingkan dengan 7,77% pada bulan sebelumnya. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan kredit belum sepenuhnya pulih, yang mungkin terkait dengan tingginya suku bunga sebelumnya. BI pun juga berharap agar perbankan menurunkan suku bunga kredit untuk mendorong pertumbuhan kredit yang lebih tinggi. 

Jika hal ini tercapai, maka sektor-sektor seperti properti, otomotif, dan konsumsi akan semakin terdorong. Sebagai investor, hal ini membuka peluang untuk melakukan investasi di sektor-sektor yang berkaitan dengan kredit.

Langkah yang Bisa Anda Lakukan Sebagai Investor

Sebagai investor, ada beberapa langkah yang bisa Anda ambil untuk mengoptimalkan keuntungan Anda setelah pemangkasan suku bunga ini.

1. Evaluasi portofolio investasi Anda

Salah satu langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengevaluasi portofolio investasi yang Anda miliki. Pemangkasan suku bunga biasanya berdampak positif pada pasar saham, terutama pada sektor-sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti properti, konsumsi, dan sektor finansial. 

Jika portofolio Anda lebih terdiversifikasi ke instrumen yang terpengaruh oleh suku bunga, Anda dapat mempertimbangkan untuk menambah alokasi ke emiten di sektor-sektor tersebut. Namun, pastikan hanya memilih saham dengan fundamental yang kuat dan valuasi yang masih menarik, karena tidak semua saham di sektor tersebut memiliki prospek yang sama baiknya. 

Selain mengevaluasi portofolio pribadi, Anda juga bisa mengecek produk reksa dana dari manajer investasi (MI) yang memiliki portofolio di sektor yang berpotensi berkembang terhadap penurunan suku bunga seperti properti, konsumsi, dan finansial. Manajer investasi biasanya merilis laporan kinerja bulanan, yang bisa menjadi acuan untuk melihat mana yang konsisten memberikan return positif dalam periode suku bunga menurun.

2. Diversifikasi investasi

Meskipun ada potensi keuntungan dari sektor-sektor yang terdorong oleh suku bunga rendah, penting untuk tetap menjaga diversifikasi dalam portofolio Anda. Jangan hanya mengandalkan satu jenis investasi atau sektor saja, Anda bisa mengalokasikan dana Anda di berbagai aset yang dapat mengurangi risiko. Diversifikasi ini juga akan memberikan perlindungan bagi Anda jika terjadi perubahan kebijakan moneter atau peristiwa ekonomi yang tak terduga.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan suku bunga yang lebih rendah dapat menjadi momentum yang tepat juga untuk berinvestasi melalui reksa dana. Reksa dana memberikan fleksibilitas bagi Anda karena pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi profesional yang berpengalaman. Jadi, investasi reksa dana merupakan cara yang efisien untuk mendiversifikasi portofolio investasi Anda.

Reksa dana memiliki berbagai jenis produk yang dapat disesuaikan dengan profil risiko. Untuk Anda yang merupakan investor konservatif, reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan, karena sebagian besar alokasi dana diinvestasikan pada instrumen pasar uang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Untuk Anda yang profil risiko moderat, reksa dana pendapatan tetap bisa dipertimbangkan, karena minimal 80% aset kelolaan diinvestasikan pada obligasi (surat utang). 

Sementara itu, bagi Anda investor yang agresif, reksa dana campuran atau saham bisa memberikan potensi imbal hasil yang cukup tinggi. Dalam reksa dana campuran, setiap instrumen investasi memiliki alokasi maksimal 79% dari total portofolio. Sedangkan, reksa dana saham menempatkan minimal 80% aset kelolaan pada instrumen ekuitas atau saham. 

Anda bisa membeli jenis reksa dana yang sesuai dengan preferensi dan pertimbangan Anda melalui Makmur, perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Smart September, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Analisis Peluang dari Window Dressing dan January Effect

Key Takeaways: Dalam dunia investasi saham, terdapat dua fenomena yang kerap terjadi menjelang dan setelah pergantian tahun, yaitu window dressing dan January effect. Keduanya sering dimanfaatkan oleh investor untuk merancang strategi yang lebih terarah pada akhir dan awal tahun. Window dressing adalah strategi yang dilakukan oleh manajer investasi dan institusi keuangan menjelang akhir tahun untuk […]

author
Content Management
calendar
19 Desember 2025
Artikel

Skenario IHSG ke Level 10.000 di 2026 menurut JP Morgan, Apa Saja Katalis Utamanya?

Key Takeaways: J.P. Morgan merilis proyeksi terbaru pada awal Desember 2025, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2026. Namun, sebelum membahas proyeksi tersebut, Anda perlu mengetahui bahwa J.P. Morgan merupakan salah satu institusi keuangan yang berbasis di Amerika Serikat.  Pengalamannya di industri keuangan mencakup layanan investasi, perbankan, serta pengelolaan aset sebagai salah satu […]

author
Content Management
calendar
19 Desember 2025
Artikel

Pesanan Mencapai Lebih dari 1 Juta SID, IPO SUPA Catat Rekor Baru Pasar Modal di Indonesia

Key Takeaways: PT Super Bank Indonesia Tbk akan mencatatkan sahamnya di BEI dengan harga penawaran Rp635 per saham yang diikuti oleh lonjakan partisipasi investor dalam penawaran umum perdana saham pada Desember 2025. Hal ini mencerminkan dinamika baru di pasar modal Indonesia dengan jumlah pemesanan yang mencapai lebih dari 1 juta Single Investor Identification (SID), IPO […]

author
Content Management
calendar
16 Desember 2025
Artikel

Cara Membaca Yield Spread untuk Mengetahui Kondisi Ekonomi

Key Takeaways: Mengetahui kondisi ekonomi merupakan hal yang sangat penting, terutama bagi investor. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur arah dan kondisi ekonomi adalah yield spread, yang memberikan petunjuk awal mengenai ekspektasi pasar terhadap inflasi, pertumbuhan ekonomi, bahkan kemungkinan terjadinya resesi.  Untuk itu, Anda perlu mengetahui bagaimana membaca yield spread agar dapat membuat […]

author
Content Management
calendar
15 Desember 2025
Artikel

Mengenal Model Penilaian CAPM dan Fungsinya Dalam Analisis Investasi

Key Takeaways: Memahami bagaimana suatu aset dinilai merupakan langkah krusial sebelum Anda mengambil keputusan finansial. Salah satu model yang banyak digunakan untuk menghitung nilai wajar sebuah aset investasi adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model penilaian CAPM ini memberikan pendekatan kuantitatif dalam menghubungkan risiko dan imbal hasil yang diharapkan dari suatu aset. CAPM pertama kali […]

author
Content Management
calendar
12 Desember 2025
Artikel

Top 3 Reksa Dana Saham Terbaik 2025 di Makmur dengan AUM di Atas Rp1 Triliun

Key Takeaways: Memasuki akhir tahun 2025, ini adalah waktu yang tepat untuk merencanakan investasi Anda di tahun 2026. Bagi Anda yang berminat untuk berinvestasi pada reksa dana saham, mengamati kinerja beberapa produk reksa dana saham sepanjang tahun 2025 dapat menjadi bahan pertimbangan.  Oleh karena itu, Makmur telah merangkum daftar Top 3 Reksa Dana Saham yang […]

author
Content Management
calendar
11 Desember 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.