Hai, Sobat Makmur! Pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) 20-21 Mei 2025, BI kembali memangkas suku bunga acuan untuk kedua kalinya di tahun 2025, sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,50%. Setelah sebelumnya memangkas 25 bps pada Januari, langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa siklus pelonggaran moneter telah dimulai, sekaligus memperkuat potensi pemulihan pada pasar keuangan domestik. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas dampak penurunan suku bunga ini dan strategi investasi yang dapat Sobat Makmur pertimbangkan. Yuk, disimak!
Tren global mulai bergerak ke arah pelonggaran moneter setelah era suku bunga tinggi yang cukup lama. Bank sentral besar seperti The Fed Amerika Serikat, European Central Bank (ECB), serta beberapa bank sentral di Asia termasuk China, mulai memberikan sinyal penurunan suku bunga. Kondisi ini membuka peluang bagi bank sentral negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk mengikuti arah pelonggaran kebijakan moneter.
Sejumlah lembaga keuangan global memperkirakan BI akan melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya pada semester II-2025. Inflasi yang terkendali, stabilnya nilai tukar, dan ekspektasi pelonggaran global menjadi alasan utama proyeksi ini. Mengacu data Bloomberg per 5 Mei 2025, Citigroup memperkirakan BI akan memangkas 25 bps pada kuartal III-2025 ke level 5,25% dan sebesar 25 bps pada kuartal IV-2025 ke level 5%. Sementara itu, Goldman Sachs memperkirakan total pemangkasan sebesar 75 bps hingga mencapai 4,75% pada akhir 2025, dan UBS Asset Management memproyeksikan pemangkasan sebesar 50 bps ke level 5% pada akhir 2025.
Potensi penurunan suku bunga menjadi katalis positif bagi pasar keuangan. Pada instrumen obligasi, penurunan suku bunga akan mendorong penurunan yield dan kenaikan harga obligasi. Hal ini meningkatkan daya tarik instrumen obligasi. Investor dapat memperoleh imbal hasil yang lebih menarik dari kenaikan harga obligasi.
Di sisi lain, penurunan suku bunga juga cenderung berdampak positif pada instrumen saham. Saat suku bunga rendah, biaya pinjaman perusahaan menurun, sehingga mendorong ekspansi bisnis dan meningkatkan potensi laba. Saham-saham di sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti sektor properti dan perbankan berpotensi mendapatkan dorongan dari suku bunga yang lebih rendah.
Di tengah peluang penurunan suku bunga, menjadi momentum yang tepat bagi investor untuk mempertimbangkan investasi di reksa dana khususnya reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham.
Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana yang minimal 80% alokasi portofolionya terdiri dari efek bersifat utang, seperti obligasi dan/atau sukuk. Instrumen ini cocok bagi kamu yang menginginkan potensi imbal hasil yang cenderung stabil dan didistribusikan secara berkala. Berikut 3 reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja tertinggi selama 1 tahun di Makmur per 21 Mei 2025:
Sementara itu, bagi Sobat Makmur yang menginginkan potensi imbal hasil lebih tinggi dalam jangka panjang, momentum penurunan suku bunga menjadi peluang untuk mempertimbangkan reksa dana saham, khususnya pada sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga (rate-sensitive), seperti perbankan dan properti. Kedua sektor ini cenderung mendapatkan katalis positif saat tren suku bunga menurun.
Dari sisi perbankan, sebagian besar laba bank berasal dari pembiayaan, terutama pendapatan bunga. Ketika suku bunga dipangkas, biaya pinjaman menjadi lebih murah, yang dapat mendorong permintaan kredit. Di saat yang sama, risiko kredit cenderung menurun. Hal ini memberikan ruang bagi bank untuk memperoleh laba bersih yang optimal.
Sementara itu, di sektor properti, penurunan suku bunga akan menyebabkan suku bunga pinjaman seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) cenderung turun. Hal ini membuat pinjaman lebih terjangkau dan meningkatkan permintaan properti. Naiknya permintaan ini berpotensi mendorong pertumbuhan penjualan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba bersih perusahaan di sektor properti.
Berikut 3 reksa dana saham di Makmur per 21 Mei 2025 yang memiliki eksposur pada saham-saham rate-sensitive terhadap suku bunga yang memiliki kinerja resilien selama 1 tahun terakhir:
Nah, Sobat Makmur, itu dia beberapa proyeksi dari lembaga keuangan global terkait arah kebijakan suku bunga BI, beserta dampaknya terhadap pasar dan pilihan instrumen investasi yang bisa kamu pertimbangkan di tengah prospek pelonggaran suku bunga.
Di Makmur, kamu juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo Miracle May, Promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Reksa dana saham merupakan salah satu pilihan yang menarik bagi investor yang ingin memperoleh potensi keuntungan yang cukup tinggi dalam jangka panjang, walaupun risikonya paling besar dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Keberhasilan reksa dana saham sangat dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi (MI) dalam memilih saham potensial. Dari berbagai sektor, saham sektor perbankan menjadi […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi, penting untuk memahami risiko dan potensi imbal hasil di awal. Salah satu indikator yang sering dijadikan acuan oleh para analis keuangan dan investor profesional adalah risk free rate atau “tingkat bebas risiko”, yang merupakan imbal hasil dari suatu investasi yang dianggap memiliki risiko gagal bayar yang rendah. Instrumen investasi di Indonesia […]
Key Takeaways: Instrumen investasi saham terbagi ke dalam berbagai jenis bila melihat dari karakteristiknya, salah satu yang populer adalah growth stock. Istilah growth stock mulai dipopulerkan oleh Thomas Rowe Price Jr. sebagai strategi investasi pada sekitar tahun 1930–1950-an dan semakin diketahui secara luas setelah Philip A. Fisher merilis buku Common Stocks and Uncommon Profits (1958). […]
Key Takeaways: Pengambilan keputusan investasi yang tepat bisa dipengaruhi oleh berbagai indikator ekonomi. Namun, ada satu indikator yang sangat krusial, yaitu real interest rate atau suku bunga riil. Real interest rate mencerminkan return riil yang Anda dapatkan dari suatu aset investasi setelah disesuaikan dengan inflasi. Dengan memahami dan mempertimbangkan real interest rate, Anda sebagai investor […]
Key Takeaways: Dalam perekonomian, cadangan devisa suatu negara memiliki peran yang sangat penting. Bagi Indonesia, cadangan devisa menjadi salah satu instrumen utama untuk menjaga kestabilan ekonomi. Melansir dari halaman resmi Bank Indonesia (BI), pada Juni 2025 cadangan devisa Indonesia tercatat sekitar 152,6 miliar dolar AS (USD), yang terdiri dari beberapa instrumen. Data dari Badan Pusat […]
Key Takeaways: Saat investasi reksa dana, yang terpenting bukan hanya mempertimbangkan imbal hasil, melainkan juga harus melihat potensi risikonya. Dikarenakan, setiap investasi memiliki ketidakpastian dan peluang yang perlu diukur serta dianalisis secara objektif. Oleh karena itu, Anda juga perlu mengevaluasi apakah imbal hasil tersebut sebanding dengan risiko yang diambil. Salah satu analisis yang bisa membantu […]