Hai, Sobat Makmur! Sebentar lagi pasar modal Indonesia akan diramaikan dengan hadirnya saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024. Kehadiran AADI tentu menambah daftar panjang saham perusahaan tambang batubara yang melantai di BEI. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenali profil dan prospek bisnis AADI yang merupakan anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang dahulu bernama PT Adaro Energy Indonesia Tbk. Yuk, disimak!
Sebelum masuk ke pembahasan inti, ada baiknya Sobat Makmur mengenali terlebih dahulu profil singkat PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). AADI didirikan pada 1 Desember 2004 dengan nama PT Alam Tri Abadi. Pemegang saham awal AADI yaitu Like Rani Imanto (96%) dan Iwan Dewono Budiyuwono (4%). ADRO mulai mengakuisisi AADI sepanjang 2021-2023 dengan kepemilikan penuh, yakni 99,99%. Dengan perubahan kepemilikan tersebut, PT Alam Tri Abadi melakukan perubahan nama menjadi PT Adaro Andalan Indonesia pada 2024.
Tabel 1. Struktur pemegang saham (modal ditempatkan dan disetor penuh) sebelum IPO
Sumber : prospektus AADI
Perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan batubara. Pada 2005, AADI mengakuisisi PT Adaro Indonesia (AI), suatu perusahaan batubara termal yang memiliki izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan Pemerintah dan telah memulai produksi komersial pada tahun 1992 dengan merk dagang Envirocoal. Kemudian, pada 2009, Perseroan mengakuisisi PT Adaro Logistics, dengan kepemilikan sebesar 99,83%.
AADI terus berekspansi dengan mengakuisisi PT Semesta Centramas (SCM), PT Laskar Semesta Alam (LSA), dan PT Paramitha Cipta Sarana (PCS). Ketiga perusahaan ini memiliki tiga izin usaha pertambangan (IUP) pada konsesi di dekat wilayah operasional Adaro Indonesia. AADI memiliki sebesar 75% saham masing-masing di SCM, LSA dan PCS.
Produksi : Per 30 Juni 2024, Grup usaha AADI memproduksi 32,74 juta ton batubara termal
Penjualan : Per 30 Juni 2024, AADI menjual 8,13 juta metrik ton ke pasar domestik dan 24,29 juta metrik ton batubara ke pasar internasional. Secara total, AADI menjual 33,31 juta ton batubara.
Tabel 2. Negara Tujuan Penjualan Batubara AADI
Sumber : prospektus AADI, diolah
Diagram 1. Penjualan Batubara AADI (Menurut Negara) Per Juni 2024
Sumber : prospektus AADI, diolah
Initial Public Offering (IPO) saham AADI merupakan langkah pemisahan usaha alias spin off yang dilakukan ADRO. Nantinya, unit usaha pertambangan batubara termal akan dijalankan oleh AADI. Sementara ADRO akan berfokus ke bisnis energi terbarukan. ADRO berencana membangun smelter aluminium melalui PT Kalimantan Aluminium Indonesia (KAI) di bawah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), serta membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) melalui PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN).
Berikut ringkasan IPO AADI:
Selain melalui initial public offering (IPO), investor juga bisa mendapatkan saham AADI melalui Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) ADRO. Pemegang eksisting saham ADRO bisa menebus saham AADI dengan menggunakan dividen yang dibagikan oleh ADRO. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, setiap pemegang saham yang memiliki 4.389 saham ADRO akan mendapatkan 1.000 hak membeli saham AADI.
Berikut rumus perhitungan jumlah hak membeli saham yang akan diperoleh:
Misal, kamu memiliki 1 lot (100 saham) ADRO. Maka, jumlah saham AADI yang bisa kamu dapatkan dari PUPS yakni:
Dikarenakan hasil perhitungan dalam desimal hak membeli saham yang diperoleh akan dibulatkan ke bawah, maka kamu akan mendapatkan 20 saham AADI dari 100 saham (1 lot) saham ADRO. Pelaksanaan pembelian saham melalui PUPS dapat dilakukan mulai tanggal 6 Desember 2024 sampai 10 Desember 2024.
Merujuk prospektus, dana hasil IPO AADI akan digunakan untuk 3 keperluan utama:
Valuasi Saham AADI
Valuasi saham AADI dihitung menggunakan price to earnings (PE) ratio. PE ratio merupakan rasio harga saham suatu perusahaan terhadap laba per saham perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menilai perusahaan dan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Tabel 3. Perbandingan Valuasi Saham AADI dengan Peers

*data per 2 Desember 2024 (yahoo finance)
Keterangan : Harga IPO saham SRTG adalah Rp5.500. Harga IPO SRTG di tabel sudah memperhitungkan asumsi harga baru saham SRTG usai melakukan stock split 1:5 pada 2021
*Data per 2 Desember 2024. Sumber : Yahoo finance
Nah, Sobat Makmur, itu dia penjelasan mengenai prospek AADI yang akan melantai di BEI. Tentunya artikel ini akan bermanfaat untuk kamu dalam menentukan langkah berinvestasi.
Sobat Makmur juga bisa mencermati sejumlah reksa dana saham yang memiliki saham ADRO dalam portofolionya. Ke depan, kinerja ADRO diproyeksi masih cukup solid dengan prospek energi baru terbarukan (EBT) yang kian berkembang. Tentunya, apresiasi saham ADRO bisa berdampak positif terhadap kinerja reksa dana saham.
Berikut sejumlah reksa dana saham yang bisa kamu cermati :
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo December Wealth, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Data terbaru menunjukkan bahwa total dana kelolaan atau asset under management (AUM) untuk sektor jasa keuangan per Agustus 2025 mencapai Rp856,62 triliun. Angka ini menggambarkan besarnya kepercayaan masyarakat terhadap industri pengelolaan investasi di Indonesia. Di balik pertumbuhan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan keputusan penting, yaitu batas minimum AUM bagi produk reksa […]
Key Takeaways: Setiap investasi memiliki tingkat risiko yang tidak dapat dihindari. Risiko ini bisa berupa fluktuasi nilai investasi, perubahan kondisi ekonomi, hingga faktor geopolitik yang memengaruhi pasar. Anda perlu mengetahui dan menentukan seberapa besar risiko yang sanggup diterima agar strategi investasi tetap sesuai dengan tujuan dan kenyamanan pribadi. Di sinilah pentingnya memahami konsep risk appetite […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi pada surat utang, penting bagi Anda untuk menilai tingkat risiko sebelum menempatkan dana pada suatu instrumen keuangan. Salah satu cara untuk menilai risiko tersebut adalah melalui peringkat kredit atau credit rating. Investment grade menjadi salah satu indikator yang digunakan banyak investor karena menunjukkan kemampuan suatu surat utang atau entitas penerbit dalam […]
Key Takeaways: Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tercatat sebesar 0,21% month-to-month (mtm) dan 2,65% year-on-year (yoy). Capaian ini masih berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional, yang menunjukkan keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas harga di tengah ketidakpastian global. Stabilitas ini juga mencerminkan konsistensi kebijakan moneter serta sinergi kuat […]
Key Takeaways: Perusahaan aset manajemen membantu investor, baik ritel maupun institusi dalam mengelola dana investasi agar tujuan keuangan tercapai. Cakupan tugasnya menyusun alokasi aset, memilih sekuritas yang tepat, serta mengelola portofolio. Jadi, saat Anda membeli reksa dana, dana tersebut dikelola secara profesional oleh perusahaan aset manajemen sesuai kebijakan investasi yang berada di bawah pengawasan regulator. […]
Key Takeaways: Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset keuangan syariah nasional per Juni 2025 telah mencapai Rp2.972,94 triliun. Angka ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,21% secara year-on-year (yoy). Pencapaian ini menunjukkan bahwa ekosistem keuangan syariah semakin dipercaya masyarakat, baik dalam sektor perbankan, pasar modal […]