Pengambilan keputusan investasi yang tepat bisa dipengaruhi oleh berbagai indikator ekonomi. Namun, ada satu indikator yang sangat krusial, yaitu real interest rate atau suku bunga riil. Real interest rate mencerminkan return riil yang Anda dapatkan dari suatu aset investasi setelah disesuaikan dengan inflasi. Dengan memahami dan mempertimbangkan real interest rate, Anda sebagai investor dapat memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai imbal hasil investasi dan risiko yang mungkin dihadapi.
Sebelum memahami real interest rate, penting bagi Anda untuk memahami peran suku bunga dalam konteks ekonomi dan investasi secara umum. Suku bunga memiliki pengaruh besar terhadap biaya pinjaman, nilai tukar mata uang, konsumsi, dan keputusan investasi.
Suku bunga nominal atau imbal hasil merupakan hasil kinerja sebuah aset dalam memberikan return. Sebagai contoh, produk reksa dana saham Bahana Icon Syariah Kelas G yang ada di platform Makmur, memiliki imbal hasil sekitar 16,6% pada tahun 2024. Angka tersebut merupakan kinerja, belum mencerminkan daya beli aktual yang Anda peroleh dari hasil investasi.
Melansir dari laman Bank Indonesia (BI), inflasi tahunan Indonesia pada tahun 2024 sebesar 1,57%. Di sinilah pentingnya real interest rate, rumus perhitungan sederhananya adalah:
Real interest rate = suku bunga nominal/imbal hasil – inflasi |
Jika diimplementasikan pada perhitungan, maka:
Berarti secara daya beli, uang yang Anda peroleh dari investasi reksa dana saham tersebut di tahun 2024 sebenarnya ada di kisaran 15,03% per tahun secara riil. Ketika mempertimbangkan investasi, tujuan utamanya tentu adalah mendapatkan return yang lebih besar dari inflasi. Real interest rate memberikan pandangan apakah investasi tersebut akan memberikan keuntungan riil atau tidak.
Misalnya Anda mempertimbangkan dua instrumen investasi reksa dana:
Sebagai informasi, reksa dana pendapatan tetap mengalokasikan minimal 80% aset kelolaan pada aset obligasi. Sedangkan, reksa dana saham mengalokasikan minimal 80% aset kelolaan pada instrumen saham. Jadi, secara risiko, reksa dana saham lebih tinggi.
Jika inflasi di 2%, maka:
Dalam kondisi tersebut, meskipun reksa dana saham lebih berisiko, return riilnya berpotensi lebih tinggi. Namun, reksa dana pendapatan tetap bisa saja menarik bagi investor karena risikonya lebih rendah dan return riilnya juga positif.
Saat ini, ada simulasi kedua, jika inflasi naik menjadi 6%, maka:
Pada situasi itu, reksa dana pendapatan tetap tidak memberikan pertumbuhan riil, sehingga investor bisa mempertimbangkan memilih reksa dana saham dengan potensi return lebih tinggi, meskipun risikonya lebih besar.
Bank sentral seperti Bank Indonesia biasanya menyesuaikan suku bunga acuan untuk merespons kondisi ekonomi. Real interest rate kemudian terbentuk dari perubahan suku bunga acuan tersebut. Dengan kata lain, meskipun yang ditetapkan adalah suku bunga acuan, efek akhirnya akan menentukan seberapa besar daya beli riil dari hasil investasi. Oleh karena itu, memahami hubungan antara suku bunga acuan dan inflasi penting bagi Anda untuk menilai arah kebijakan moneter serta dampaknya pada pilihan investasi.
Jika real interest rate tinggi, hal ini menandakan kebijakan moneter ketat karena aktivitas ekonomi cenderung melambat. Sebaliknya, jika real interest rate rendah atau negatif, hal itu mencerminkan kebijakan ekonomi yang lebih longgar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bagi investor, informasi ini dapat menjadi acuan dalam memilih sektor investasi. Memahami dan mempertimbangkan real interest rate adalah langkah penting bagi Anda dalam menyusun strategi investasi yang cerdas dan terukur. Real interest rate memberikan gambaran nyata mengenai keuntungan riil yang Anda peroleh dari suatu instrumen keuangan setelah memperhitungkan inflasi.
Dengan menggunakan indikator real interest rate, Anda dapat memilih instrumen investasi yang benar-benar menguntungkan secara riil sekaligus menyesuaikan portofolio dengan arah kebijakan moneter. Salah satu opsi yang bisa Anda pertimbangkan adalah reksa dana, karena instrumen investasi ini dikelola oleh manajer investasi (MI) secara profesional yang berupaya meraih potensi pertumbuhan imbal hasil optimal dan sepadan dengan risiko yang diambil.
Selain lebih terdiversifikasi, reksa dana juga memungkinkan Anda untuk menyesuaikan profil risiko. Jika memiliki tujuan jangka pendek dan ingin risiko rendah, reksa dana pasar uang sangat cocok karena menempatkan minimal 80% dana pada deposito atau surat berharga jangka pendek.
Untuk Anda yang memiliki preferensi untuk imbal hasil stabil dengan risiko yang tidak begitu tinggi, maka reksa dana pendapatan tetap bisa jadi pilihan karena mengalokasikan dana kelolaan minimal 80% pada obligasi.
Jika Anda ingin keseimbangan antara risiko dan potensi keuntungan, reksa dana campuran bisa dipertimbangkan karena dana kelolaannya dialokasikan maksimal 79% pada masing-masing instrumen saham, obligasi, maupun pasar uang. Sementara bagi Anda yang siap memiliki toleransi risiko tinggi dan punya tujuan investasi jangka panjang, reksa dana saham menempatkan minimal 80% dana kelolaan pada instrumen saham.
Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo October Boost, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Perusahaan aset manajemen membantu investor, baik ritel maupun institusi dalam mengelola dana investasi agar tujuan keuangan tercapai. Cakupan tugasnya menyusun alokasi aset, memilih sekuritas yang tepat, serta mengelola portofolio. Jadi, saat Anda membeli reksa dana, dana tersebut dikelola secara profesional oleh perusahaan aset manajemen sesuai kebijakan investasi yang berada di bawah pengawasan regulator. […]
Key Takeaways: Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset keuangan syariah nasional per Juni 2025 telah mencapai Rp2.972,94 triliun. Angka ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,21% secara year-on-year (yoy). Pencapaian ini menunjukkan bahwa ekosistem keuangan syariah semakin dipercaya masyarakat, baik dalam sektor perbankan, pasar modal […]
Key Takeaways: Reksa dana saham merupakan salah satu pilihan yang menarik bagi investor yang ingin memperoleh potensi keuntungan yang cukup tinggi dalam jangka panjang, walaupun risikonya paling besar dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Keberhasilan reksa dana saham sangat dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi (MI) dalam memilih saham potensial. Dari berbagai sektor, saham sektor perbankan menjadi […]
Key Takeaways: Dalam berinvestasi, penting untuk memahami risiko dan potensi imbal hasil di awal. Salah satu indikator yang sering dijadikan acuan oleh para analis keuangan dan investor profesional adalah risk free rate atau “tingkat bebas risiko”, yang merupakan imbal hasil dari suatu investasi yang dianggap memiliki risiko gagal bayar yang rendah. Instrumen investasi di Indonesia […]
Key Takeaways: Instrumen investasi saham terbagi ke dalam berbagai jenis bila melihat dari karakteristiknya, salah satu yang populer adalah growth stock. Istilah growth stock mulai dipopulerkan oleh Thomas Rowe Price Jr. sebagai strategi investasi pada sekitar tahun 1930–1950-an dan semakin diketahui secara luas setelah Philip A. Fisher merilis buku Common Stocks and Uncommon Profits (1958). […]