Hai, Sobat Makmur! Kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah value investing. Value investing adalah strategi memilih saham dengan melihat nilai intrinsik sebuah perusahaan. Strategi value investing terbukti berhasil diterapkan oleh sejumlah investor kenamaan dunia, salah satunya adalah Bill Ackman. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu mengenal lebih dekat sosok Bill Ackman dan strateginya dalam berinvestasi. Tentunya, strategi ini bisa kamu terapkan dalam berinvestasi untuk mewujudkan target finansialmu. Yuk, disimak!
Ackman yang memiliki nama lengkap adalah William Albert lahir pada 11 Mei 1966 di Chappaqua, New York, Amerika Serikat (AS). Ia dibesarkan dalam keluarga dari kelas atas, dimana ayahnya yakni Lawrence David Ackman bekerja sebagai pemimpin di sebuah perusahaan real estate. Lahir dari lingkungan keluarga yang mapan memberi Ackman akses awal ke pendidikan berkualitas dan wawasan tentang dunia bisnis.
Masa kecil Ackman dihabiskan di kawasan suburban yang tenang, dimana Ackman mulai menunjukkan ketertarikan terhadap angka dan analisis. Pendidikan formalnya dimulai di Horace Greeley High School, sebuah sekolah menengah ternama di daerahnya. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Ackman melanjutkan ke Harvard College dan berhasil meraih gelar sarjana dalam bidang sejarah pada tahun 1988.
Selama masa kuliahnya di Harvard, Ackman mulai menumbuhkan minat yang mendalam pada dunia investasi dan kewirausahaan. Ambisi Ackman mendorongnya untuk melanjutkan studi di Harvard Business School, dimana Ackman mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA) pada tahun 1992. Pengalaman akademis di institusi bergengsi ini memberinya pondasi yang kokoh dalam hal strategi bisnis serta analisis keuangan.Selain pendidikan, waktu yang Ackman habiskan di Harvard juga memberinya kesempatan untuk membangun jaringan profesional yang luas. Hal ini menjadi salah satu elemen kunci dalam membantunya merintis karier sebagai investor yang berpengaruh di kemudian hari.
Setelah lulus dari Harvard, pada 1992 Ackman bersama rekannya yakni David Berkowitz, meluncurkan perusahaan hedge fund pertamanya, Gotham Partners. Perusahaan ini dibangun dengan modal investasi sebesar US$3 juta. Hampir 90% dari dana tersebut berasal dari tujuh investor yang berhasil direkrut Ackman dan Berkowitz. Sisanya, yakni 10% menggunakan kocek pribadi Ackman dan Berkowitz.
Tangan dingin Ackman dan Berkowitz terbukti mampu membawa Gotham semakin bertumbuh. Dengan cepat, Ackman dan Berkowitz menjadi idola baru Wall Street yang sedang naik daun. Dalam 5 tahun pertama, Gotham mampu menghasilkan laba dua digit Nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) Gotham tumbuh menjadi US$568 miliar pada akhir dekade akhir 1990.Akan tetapi, keberhasilan Gotham tidak bertahan lama. Salah satu holding (induk) utama Gotham, yakni Gotham Golf, tidak dapat mencapai profitabilitas dan memiliki banyak utang menumpuk. Selain masalah portofolio, Securities and Exchange Commission (SEC) juga mulai menyelidiki Gotham atas upaya manipulasi pasar melalui laporan riset yang dipublikasikan. Hal ini membuat investor menjadi gelisah dan mulai meminta dana mereka kembali. The New York Times melaporkan bahwa total dana yang dikembalikan Gotham mencapai US$180 juta pada tahun 2000 hingga 2001. Angka ini sekitar 45% dari modal perusahaan. Pada akhir tahun 2002, Ackman dan Berkowitz akhirnya mengumumkan untuk menutup operasional Gotham.
Kegagalan Ackman dalam membesut Gotham tak membuat dirinya pantang menyerah menghadapi dunia pasar modal. Pada tahun 2004, Ackman meluncurkan perusahaan hedge fund baru, yakni Pershing Square Capital Management, dengan dana dana investasi sebesar US$54 juta. Di Pershing, Ackman kembali menunjukkan tangan dinginnya. Saham Wendy’s merupakan salah satu tonggak keberhasilan pertama Ackman saat memimpin Pershing.
Pada tahun 2004, Pershing mengambil porsi cukup besar di saham Wendy’s dan kemudian melakukan restrukturisasi perusahaan waralaba makanan cepat saji tersebut. Pershing kemudian mendesak manajemen Wendy’s untuk mendivestasi atau melepaskan kepemilikannya di Tim Hortons, anak perusahaan Wendy’s yang bergerak di bidang kafe dan roti. Langkah ini bertujuan untuk membuka value tersembunyi yang dimiliki oleh Wendy’s melalui divestasi aset non-inti yang dianggap kurang menguntungkan. Keputusan Ackman terbukti berhasil ketika Wendy’s akhirnya memisahkan unit usaha Tim Hortons melalui skema initial public offering (IPO) pada tahun 2006 dan menghasilkan keuntungan besar bagi pemegang saham, termasuk Pershing Square. Harga saham Wendy’s meningkat secara signifikan setelah restrukturisasi tersebut.
Keberhasilan Ackman juga terbukti pada saham Canadian Pacific Railway (CP). Pada tahun 2011, Pershing Square mencaplok saham Canadian Pacific Railway. Ackman melihat adanya potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional di Canadian Pacific Railway yang saat itu dinilai kurang kompetitif dibandingkan pesaingnya. Ackman akhirnya melakukan perombakan internal besar dan mengganti struktur manajemen Canadian Pacific Railway, termasuk CEO. Setelah perubahan kepemimpinan, Canadian Pacific berhasil melakukan transformasi besar dengan meningkatkan produktivitas dan labanya secara signifikan. Harga saham Canadian Pacific Railway kemudian melonjak tajam, memberikan keuntungan besar bagi Pershing Square dan kembali mengokohkan reputasi Ackman sebagai investor yang sukses.
Pada 2016, Ackman kembali melakukan manuvernya dengan membeli saham Chipotle Mexican Grill. Kala itu, saham Chipotle tengah dilanda penurunan harga akibat skandal keamanan makanan. Namun, Ackman yakin bahwa perusahaan ini memiliki kekuatan merek yang solid dengan potensi pemulihan jangka panjang. Ackman kemudian bekerja sama dengan manajemen Chipotle untuk memperbaiki strategi pemasaran, operasional, dan produk. Hasilnya, harga saham Chipotle mengalami pemulihan besar, mencatatkan kenaikan lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun.
Keberhasilan Ackman dalam membesut Gotham dan Pershing mencerminkan kemampuan Ackman dalam menemukan peluang di saham perusahaan undervalued. Ada sejumlah strategi investasi Ackman yang bisa Sobat Makmur tiru dalam berinvestasi.
1. Investor Aktivis
Ackman merupakan investor aktivis. Ackman akan membeli saham suatu perusahaan dalam jumlah yang signifikan dan secara aktif terlibat untuk mendorong perubahan strategis. Dalam kata lain, Ackman tidak hanya berinvestasi, tetapi juga bekerja sama atau menekan manajemen untuk mengimplementasikan langkah-langkah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Strategi inilah yang dia lakukan di Wendy’s hingga Chipotle Mexican Grill yang terbukti mampu meningkatkan kinerja fundamental dan kinerja sahamnya.
2. Mampu Mencari Perusahaan dengan Potensi Tersembunyi
Ackman sering menjadikan perusahaan undervalued atau memiliki aset tersembunyi yang belum dimanfaatkan secara optimal sebagai target investasi. Melalui analisis mendalam, Ackman mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi, mendivestasi aset non-inti, atau mengubah strategi bisnis. Contohnya adalah keberhasilan Ackman terhadap Wendy’s, dimana Ackman mendorong divestasi unit usaha Tim Hortons.
3. Profil Risiko yang Agresif tetapi Tetap Terukur
Ackman dikenal sebagai investor yang agresif, dimana dia kerap mengambil posisi yang cukup signifikan dalam saham perusahaan yang diyakininya. Akan tetapi, Ackman tetap mengelola risiko melalui diversifikasi strategis dan penggunaan instrumen derivatif. Salah satu contoh penggunaan derivatif yang sukses adalah strategi hedging portofolio pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020. Ackman menyadari potensi dampak ekonomi akibat pandemi. Melalui Pershing Square Capital Management, dia memasang posisi hedging yang sangat besar menggunakan credit default swaps (CDS). CDS ini dirancang untuk melindungi portofolio investasinya dari risiko kerugian besar yang mungkin terjadi jika ekonomi global mengalami penurunan tajam. Dengan berinvestasi sekitar US$27 juta pada CDS, Ackman bertaruh bahwa harga obligasi korporasi akan turun seiring meningkatnya risiko gagal bayar akibat krisis ekonomi. Ketika pandemi menyebar dengan masif dan pasar mulai merespons dengan kepanikan, nilai posisi hedging Ackman melonjak tajam, menghasilkan keuntungan hingga US$2,6 miliar dalam waktu singkat.
Nah, Sobat Makmur, itu dia kisah sukses Bill Ackman yang kini dinobatkan sebagai orang terkaya ke-118 versi Forbes dengan nilai kekayaan bersih (net worth) US$ 9 miliar. Tentunya kamu bisa mencontoh strategi Bill Ackman dalam berinvestasi.
Selain menerapkan strategi yang tepat, tentunya kamu juga harus memilih instrumen investasi yang tepat. Salah satu instrumen investasi yang bisa kamu cermati adalah reksa dana. Dana milikmu akan dikelola secara otomatis dan profesional oleh Manajer Investasi (MI). Tentu, reksa dana menjadi pilihan yang cocok bagi Sobat Makmur untuk menghadapi ketidakpastian pasar di 2025.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo November Growth, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Dalam berinvestasi, kamu pasti memiliki target atau tujuan yang dipasang. Untuk memastikan apakah kinerja portofolio masih sesuai (inline) dengan tujuan, kamu harus melakukan evaluasi portofolio. Dalam artikel ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenal pentingnya evaluasi portofolio dan cara melakukan evaluasi portofolio. Yuk, disimak! Apa Itu Evaluasi Portofolio? Evaluasi portofolio investasi adalah […]
Hai, Sobat Makmur! Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, tahun depan pemerintah akan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari semula 11% menjadi 12%. Di sisi lain, pemerintah juga baru saja mengumumkan adanya kenaikan rata-rata upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5% yang juga akan dibarengi dengan kenaikan upah minimum regional (UMR). Kenaikan PPN yang dibarengi dengan […]
Hai, Sobat Makmur! Sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia, instrumen investasi berbasis syariah tentu memiliki potensi untuk berkembang. Dalam implementasinya, investasi syariah merupakan investasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip dan hukum Islam. Dalam artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan salah satu instrumen investasi berbasis syariah, yakni […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam hitungan pekan, kita akan segera memasuki tahun 2025. Apakah Sobat Makmur sudah menentukan strategi investasi untuk tahun depan? Jika belum, Makmur akan membantu Sobat Makmur dalam menentukan strategi investasi. Dalam hal ini, strategi yang dibahas adalah investasi pasif VS investasi aktif dan bagaimana strategi yang cocok diterapkan di 2025. Yuk, disimak! […]
Hai, Sobat Makmur! Apakah kamu pernah mendengar istilah window dressing? Window dressing merupakan fenomena yang cukup ditunggu-tunggu oleh investor pasar modal karena dianggap sebagai momentum terbaik untuk melakukan akumulasi dan penjualan aset. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenal lebih dalam mengenai apa itu window dressing serta strategi terbaik memanfaatkan momentum ini. […]
Hai, Sobat Makmur! Sebentar lagi pasar modal Indonesia akan diramaikan dengan hadirnya saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024. Kehadiran AADI tentu menambah daftar panjang saham perusahaan tambang batubara yang melantai di BEI. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk […]