Memahami bagaimana suatu aset dinilai merupakan langkah krusial sebelum Anda mengambil keputusan finansial. Salah satu model yang banyak digunakan untuk menghitung nilai wajar sebuah aset investasi adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model penilaian CAPM ini memberikan pendekatan kuantitatif dalam menghubungkan risiko dan imbal hasil yang diharapkan dari suatu aset.
CAPM pertama kali diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada awal tahun 1960-an. Sharpe kemudian menerima penghargaan Nobel di bidang Ekonomi pada tahun 1990 atas kontribusinya dalam pengembangan teori ini. Model ini telah menjadi fondasi dalam teori portofolio modern dan analisis investasi.
Untuk memahami cara kerja CAPM, Anda perlu mengenali rumus dasar dari model ini:
| E(Ri) = Rf + βi (E(Rm) – Rf) |
Keterangan:
Model penilaian CAPM menyatakan bahwa imbal hasil yang diharapkan dari suatu aset bergantung pada risiko sistematisnya (beta), bukan risiko total. Risiko sistematis adalah risiko yang mencerminkan seberapa besar aset bergerak searah atau berlawanan dengan pasar secara keseluruhan.
Contoh sederhana:
Misalkan:
Maka:
Dari hasil perhitungan tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa aset tersebut diharapkan memberikan imbal hasil sebesar 11,2% sesuai dengan tingkat risikonya.
CAPM tidak hanya memberikan gambaran kuantitatif mengenai ekspektasi imbal hasil suatu aset, tetapi juga menjadi alat analisis yang esensial dalam berbagai aspek keputusan investasi. Berikut adalah beberapa kegunaan dari model penilaian ini:
Anda dapat membandingkan antara imbal hasil yang diharapkan dengan imbal hasil aktual dari suatu aset. Jika imbal hasil aktual lebih besar dari yang dihitung menggunakan CAPM, maka aset tersebut dapat dikatakan undervalued dan menarik untuk diinvestasikan. Sebaliknya, jika lebih rendah, aset tersebut dianggap overvalued.
Beta dalam CAPM digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh pasar terhadap pergerakan nilai aset Anda. Investor institusi maupun individu dapat menggunakan nilai beta untuk mengalkulasi seberapa sensitif portofolio mereka terhadap fluktuasi pasar. Semakin besar beta, semakin tinggi risiko sistematis yang dihadapi.
CAPM membantu Anda membuat keputusan apakah investasi tersebut layak dilakukan atau tidak, berdasarkan tingkat pengembalian modal yang diharapkan dan tingkat risiko yang ditanggung. Dengan pendekatan yang sistematis, investor dapat menghindari keputusan yang bersifat spekulatif dan emosional.
Model ini juga bisa dipakai untuk menilai seberapa baik kinerja seorang manajer investasi (MI). Apabila portofolio sebuah reksa dana memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan hasil yang diperkirakan oleh CAPM, berarti MI tersebut berhasil menciptakan “alpha” atau nilai tambah bagi investornya. Sebaliknya, jika hasilnya di bawah penilaian CAPM, berarti kinerja MI belum mampu melampaui imbal hasil yang sepadan dengan risiko yang diambil.
CAPM merupakan salah satu metode yang membantu Anda dalam menilai ekspektasi imbal hasil dari suatu investasi berdasarkan tingkat risikonya. Apabila ingin berinvestasi di reksa dana, Anda bisa melihat pertumbuhan portofolio suatu reksa dana yang dikelola oleh beberapa MI melalui Makmur.
Ada beberapa jenis reksa dana yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat toleransi risiko Anda:
Produk reksa dana pasar uang mengalokasikan sebagian besar dana kelolaan ke instrumen pasar uang dan obligasi jangka pendek. Cocok untuk investor konservatif dengan horizon waktu investasi jangka pendek, karena risikonya relatif rendah.
Produk reksa dana pendapatan tetap mengalokasikan minimal 80% dana pada surat utang atau obligasi. Jenis reksa dana ini menawarkan keseimbangan antara risiko dan imbal hasil, cocok untuk Anda yang berorientasi pada pertumbuhan yang stabil.
Salah satu reksa dana pendapatan tetap yang bisa Anda pertimbangkan adalah Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A. Berdasarkan data per 11 Desember 2025, reksa dana pendapatan tetap ini menghasilkan return 10,89% dalam 1 tahun terakhir.
Produk reksa dana campuran mengalokasikan dana secara proporsional ke pasar uang, surat utang, dan saham. Dengan maksimal 79% pada tiap jenis aset, reksa dana ini sesuai untuk investor moderat yang ingin mendapatkan potensi imbal hasil lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap dalam jangka menengah hingga jangka panjang.
Produk reksa dana saham mengalokasikan minimal 80% dana kelolaan ke pasar saham. Jenis ini memiliki risiko paling tinggi, tetapi juga potensi imbal hasil terbesar dalam jangka panjang, ideal bagi investor agresif yang berfokus pada pertumbuhan nilai investasi.
Sebagai perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Makmur telah mengkurasi secara profesional produk reksa dana dan MI yang tersedia, sehingga Anda dapat memilih produk yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial Anda.
Di Makmur, Anda juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo December Thrive, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Dalam dunia investasi saham, terdapat dua fenomena yang kerap terjadi menjelang dan setelah pergantian tahun, yaitu window dressing dan January effect. Keduanya sering dimanfaatkan oleh investor untuk merancang strategi yang lebih terarah pada akhir dan awal tahun. Window dressing adalah strategi yang dilakukan oleh manajer investasi dan institusi keuangan menjelang akhir tahun untuk […]
Key Takeaways: J.P. Morgan merilis proyeksi terbaru pada awal Desember 2025, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2026. Namun, sebelum membahas proyeksi tersebut, Anda perlu mengetahui bahwa J.P. Morgan merupakan salah satu institusi keuangan yang berbasis di Amerika Serikat. Pengalamannya di industri keuangan mencakup layanan investasi, perbankan, serta pengelolaan aset sebagai salah satu […]
Key Takeaways: PT Super Bank Indonesia Tbk akan mencatatkan sahamnya di BEI dengan harga penawaran Rp635 per saham yang diikuti oleh lonjakan partisipasi investor dalam penawaran umum perdana saham pada Desember 2025. Hal ini mencerminkan dinamika baru di pasar modal Indonesia dengan jumlah pemesanan yang mencapai lebih dari 1 juta Single Investor Identification (SID), IPO […]
Key Takeaways: Mengetahui kondisi ekonomi merupakan hal yang sangat penting, terutama bagi investor. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur arah dan kondisi ekonomi adalah yield spread, yang memberikan petunjuk awal mengenai ekspektasi pasar terhadap inflasi, pertumbuhan ekonomi, bahkan kemungkinan terjadinya resesi. Untuk itu, Anda perlu mengetahui bagaimana membaca yield spread agar dapat membuat […]
Key Takeaways: Memasuki akhir tahun 2025, ini adalah waktu yang tepat untuk merencanakan investasi Anda di tahun 2026. Bagi Anda yang berminat untuk berinvestasi pada reksa dana saham, mengamati kinerja beberapa produk reksa dana saham sepanjang tahun 2025 dapat menjadi bahan pertimbangan. Oleh karena itu, Makmur telah merangkum daftar Top 3 Reksa Dana Saham yang […]