Hai Sobat Makmur! Mengelola portofolio investasi dengan baik merupakan keterampilan penting yang perlu dimiliki. Salah satu aspek yang harus kamu ketahui yaitu mengenai besaran tingkat kemampuan untuk pengembalian modal bila kamu mengalami kerugian pada investasimu.
Artikel ini akan membahas trik mengetahui pengembalian modal investasimu dengan perhitungan asimetris, serta memberikan simulasi dengan salah satu reksa dana yang ada di aplikasi Makmur.
Salah satu tantangan terbesar dalam investasi yaitu mengelola risiko dan mengukur kemampuan pengembalian modal investasi bila mengalami kerugian karena dampak dari fluktuasi pasar. Mengalami kerugian bisa menjadi pengalaman yang mengkhawatirkan, terutama jika modal investasimu tergerus cukup besar. Oleh karena itu, memahami besaran persentase pengembalian modal investasi menjadi penting untuk kamu ketahui.
Kerugian dalam berinvestasi tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bisa diminimalisir dan dikelola. Ketika kerugian itu terjadi, penting untuk kamu mengetahui berapa persen keuntungan yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi ke nilai awal. Pemahaman ini akan membantumu membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan strategis dalam upaya pemulihan modal.
Bila mengalami kerugian, perhitungan untuk pengembalian modal ke nilai awal tidaklah simetris. Konsep ini dikenal sebagai perhitungan asimetris. Berikut merupakan rumus untuk menghitungnya:
Misalkan kamu memiliki modal investasi sebesar Rp 10.000.000 dan mengalami kerugian sebesar 10%. Maka, nilai investasimu sekarang menjadi:
Nilai investasi setelah mengalami kerugian = Rp 10.000.000 – (10% x Rp 10.000.000) = Rp 9.000.000
Untuk pengembalian modal ke nilai awal, kamu perlu mendapatkan keuntungan minimum 11,11%, lebih besar dibandingkan tingkat penurunannya yang hanya 10%. Berikut perhitungannya:
Selanjutnya, bila kamu ingin mengetahui persentase pengembalian modal investasi secara umum, kamu dapat melihat tabel di bawah ini:
Kali ini kita akan melakukan simulasi di aplikasi Makmur menggunakan salah satu indikator yang dapat mengukur tingkat risiko investasi pada reksa dana melalui drawdown. Drawdown merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur tingkat penurunan kinerja maksimal suatu reksa dana selama periode waktu tertentu dari puncak tertinggi hingga titik terendah sebelum kembali pulih.
Sebagai contoh, bila kamu berinvestasi dengan modal investasi Rp 10.000.000 di reksa dana campuran Sucorinvest Anak Pintar yang memiliki kinerja pertumbuhan sebesar 23,44% dengan tingkat drawdown sebesar 11,71% dalam 3 tahun terakhir per 4 Juni 2024. Berapa persentase pengembalian modal investasi awal ketika mengalami penurunan sebesar 11,71%?
Pada langkah pertama, kita akan menghitung jumlah dana investasimu:
Nilai investasi setelah mengalami kerugian = Rp 10.000.000 – (11,71% x Rp 10.000.000) = Rp 8.829.000.
Dengan menggunakan rumus pengembalian modal investasi, jumlah persentase pengembalian modal investasi ke nilai awal sebesar:
Kamu perlu mendapatkan keuntungan minimum 13,27%, lebih besar dibanding tingkat drawdownnya sebesar 11,71%. Menariknya, dalam 3 tahun terakhir reksa dana Sucorinvest Anak Pintar mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 23,44% yang jauh melebihi keuntungan minimum tersebut.
*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan.
Dengan strategi yang tepat dan pemahaman yang baik tentang bagaimana pengembalian modal investasi setelah mengalami kerugian, kamu dapat membuat keputusan yang lebih efektif dan meningkatkan potensi pengembalian investasimu ke depannya.
Tetapi hal yang perlu dilakukan sebelum berinvestasi, kamu perlu menetapkan tujuan investasimu dengan jelas, serta harus memahami profil risiko investasimu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuan dan impian jangka panjangmu.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Ilham Fitriadi Budiarto
Key Takeaways: Sebagai bagian dari upaya meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk kembali membuka informasi domisili investor mulai September 2025. Setelah sebelumnya data ini sempat tidak tersedia, langkah baru ini diharapkan dapat membantu pelaku pasar mengetahui transaksi secara lebih detail dan responsif. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas latar belakang […]
Key Takeaways: International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dalam laporan World Economic Outlook edisi Juli 2025. Proyeksi global untuk 2025 dinaikkan menjadi 3,0%, seiring sejumlah faktor pendorong sementara seperti kenaikan belanja menjelang kenaikan tarif dan stimulus fiskal di beberapa negara besar. Namun di sisi lain, IMF tetap […]
Key Takeaways: Di tengah upaya penguatan hubungan dagang bilateral, Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menyepakati penghapusan tarif untuk sejumlah produk, termasuk alat kesehatan. Kebijakan ini juga memungkinkan produk yang telah memperoleh izin edar dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan dari AS dapat langsung masuk ke pasar domestik tanpa melalui […]
Key Takeaways: Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara) mempercepat pelaksanaan program strategis untuk mendukung transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hingga akhir 2025, terdapat 22 program prioritas yang tersebar dalam tiga klaster utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Langkah ini menandai upaya serius Danantara dalam mengoptimalkan portofolio BUMN dalam lima bulan tersisa tahun ini. Dalam artikel ini, […]
Key Takeaways: Pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sejak awal tahun belum sepenuhnya memberikan dampak nyata ke sektor riil. Di tengah kondisi global yang belum sepenuhnya pulih, upaya bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik masih menghadapi tantangan struktural, termasuk lemahnya permintaan kredit dan daya beli yang belum sepenuhnya pulih. Dalam artikel ini, […]
Key Takeaways: Inflasi adalah faktor utama yang mempengaruhi perekonomian dan aset investasi yang bisa disebabkan oleh banyak hal seperti permintaan yang lebih tinggi dibandingkan pasokan, melonjaknya biaya produksi, hingga kebijakan moneter yang longgar. Fenomena inflasi biasanya ditandai kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode, yang dapat menggerus daya beli uang. Sebagai contoh, uang Rp100.000 […]