Hai Sobat Makmur! Reksa dana kini menjadi salah satu instrumen investasi yang paling banyak dipilih investor. Salah satu kelebihan reksa dana adalah ada manajer investasi (MI) yang akan mengelola dana investor secara profesional, sehingga investor tidak perlu repot mengelola portofolionya sendiri.
Hal ini membuat reksa dana masih menjadi instrumen yang menarik bagi sejumlah investor di tengah maraknya instrumen investasi baru. Nah, kali ini kita akan mengulas perkembangan industri reksa dana di Indonesia.
Perkembangan industri reksa dana tak terlepas dari pertumbuhan jumlah investor di pasar modal. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, jumlah investor pasar modal dan investor reksa dana terus mengalami pertumbuhan sejak 2021, loh!
Pada tahun 2021, jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal hanya 7,48 juta. Lalu, jumlah investor pasar modal naik 37,68% menjadi 10,31 juta pada 2022. Tren kenaikan jumlah investor berlanjut pada 2023, dimana jumlah investor kala itu mencapai 12,16 juta atau naik 18,01%. Per Mei 2024, jumlah investor pasar modal mencapai 12,93 juta atau naik 1,20% secara bulanan alias month-on-month (MoM).
Kenaikan jumlah investor pasar modal juga dibarengi dengan naiknya jumlah investor reksa dana. Pada 2021, jumlah investor reksa dana mencapai 6,84 juta atau melesat 115,41% secara tahunan atau secara year-on-year (YoY). Lalu, pada 2022, jumlah investor reksa dana naik 40,41% menjadi 9,60 juta SID. Lalu, pada 2023, jumlah investor instrumen reksadana Kembali naik 18,87% menjadi 11,41 juta.
Kenaikan berlanjut pada periode Mei 2024, dimana jumlah investor reksa dana naik 1,22% secara bulanan menjadi 12,17 juta investor. Kenaikan jumlah investor ini tentu menunjukkan jika reksa dana menjadi pilihan menarik berinvestasi bagi investor dalam negeri
Tak hanya dari jumlah investor, prospek industri reksadana juga ditunjukkan dengan pertumbuhan nilai Asset Under Management. Sebagai informasi, AUM merupakan total nilai pasar yang didapatkan dari investor yang mempercayakan investasinya kepada manajer investasi (MI).
Reksa dana fixed income menjadi jenis reksa dana dengan jumlah AUM terbesar, yakni Rp 144,68 triliun, disusul reksa dana terproteksi atau Capital Protected Fund senilai Rp 108,52 triliun. Kemudian, nilai AUM reksa dana pasar uang atau money market sebesar Rp 80,25 triliun, AUM reksa dana saham senilai Rp 79,67 triliun, dan AUM reksa dana campuran alias Mixed Asset senilai Rp 27,64 triliun.
Pertumbuhan jumlah investor juga terlihat pada perusahaan selling agent atau Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD). Berdasarkan data KSEI, jumlah investor selling agent fintech per Mei 2024 mencapai 9,84 juta individu. Jumlah ini mewakili 76,07% dari jumlah investor pasar modal.
Per Mei 2024, nilai AUM selling agent fintech mencapai Rp 27,90 triliun atau naik 1,2% sejak awal tahun alias secara year-to-date. Sementara itu, frekuensi subscription selling agent fintech mencapai 6,54 juta kali dengan nilai redemption 3,73 juta kali. Subscription merupakan istilah yang digunakan untuk pembelian reksa dana. Sedangkan redemption merupakan pencairan atau penjualan kembali unit penyertaan reksa dana.
Pesatnya jumlah investor pasar modal dan investor reksa dana tidak terlepas dari peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai otoritas pasar modal. Beberapa program dan langkah dari BEI dan OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal, diantaranya
1. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK)
SNLIK merupakan survei berskala nasional yang diselenggarakan secara tiga tahunan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memetakan keadaan dari tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Data hasil SNLIK digunakan oleh OJK sebagai materi dasar dalam penyusunan dan penyempurnaan strategi kebijakan dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang tertuang dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI)
2. Sekolah Pasar Modal (SPM)
SPM merupakan program edukasi dan sosialisasi pasar modal yang diselenggarakan secara berkala oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). SPM yang digelar terdiri atas beberapa level, mulai dari level 1 (untuk calon investor), level 2 (untuk investor pemula), dan level lanjutan (untuk investor).
Sebagai salah satu selling agent fintech reksa dana, Makmur juga turut berkontribusi dalam memajukan kualitas investor tanah air. Pada 10 Juli 2024, Makmur bersama Bursa Efek Indonesia telah menggelar Sekolah Pasar Modal untuk level 1.
Nah, Sobat Makmur, berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa reksa dana menjadi salah satu instrumen yang menarik dan menjanjikan. Selain dikelola oleh profesional, pembelian reksa dana sangat mudah dan praktis. Salah satunya, kamu bisa membeli reksa dana lewat Makmur. Di Makmur, kamu bisa memilih lebih dari 100 reksa dana terbaik dari manajer investasi terbaik di tanah air.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Langkah pemerintah untuk mendorong transformasi ekonomi nasional kini mulai terealisasi melalui peran aktif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga yang baru dibentuk pada awal 2024 ini telah menyalurkan pendanaan ke sejumlah perusahaan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas sejumlah langkah strategis yang tengah dijalankan […]
Key Takeaways: Memasuki semester II-2025, pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Sebanyak tujuh perusahaan dari berbagai sektor akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Juli 2025, membuka peluang investasi di sektor-sektor strategis seperti alat kesehatan, logistik, angkutan laut, edukasi, hingga distribusi produk telekomunikasi. Dalam artikel […]
Key Takeaways: Di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil, pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kekhawatiran pasar. Trump mengisyaratkan tidak akan memperpanjang jeda tarif impor yang dijadwalkan berakhir pada 9 Juli 2025. Keputusan ini dinilai berpotensi memicu ketegangan perdagangan dan berdampak terhadap perekonomian negara-negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Dalam […]
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri keuangan syariah, termasuk di sektor pasar modal. Salah satu produk investasi syariah yang terus berkembang adalah reksa dana syariah, yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah, bebas dari unsur riba dan spekulasi. Berdasarkan data Infovesta per 24 juni 2025, total dana kelolaan […]
Key Takeaways: Salah satu pendekatan yang cukup populer di kalangan investor adalah dengan menggunakan pendekatan analisis fundamental. Analisis ini salah satunya dapat digunakan digunakan untuk menemukan saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, atau yang sering disebut saham undervalue. Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai valuasi saham adalah Price Earning Ratio (PER). PER mengukur […]
Key Takeaways: Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering / IPO) dari perusahaan strategis. Salah satu emiten yang tengah menarik perhatian investor adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha Grup Chandra Asri (TPIA), yang akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 08 Juli 2025. […]