Hai, Sobat Makmur! Jumlah saham perusahaan terbuka semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini tidak terlepas dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang dilakukan perusahaan untuk mencari pendanaan di pasar modal. Saat ini, sejumlah perusahaan besar dikabarkan akan menggelar aksi IPO dalam waktu dekat, mulai dari perusahaan yang berstatus BUMN hingga anak perusahaan konglomerasi. Dalam artikel hari ini, Makmur akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan perusahaan yang dikabarkan bakal menggelar IPO dan apa saja hal yang perlu kamu perhatikan sebelum membeli saham perusahaan yang akan IPO. Yuk, disimak!
Pasar modal nampaknya masih menjadi primadona bagi perusahaan dalam mencari pendanaan. Hal ini terbukti dari masih ramainya perusahaan dalam pipeline IPO milik Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut BEI, hingga saat ini terdapat 19 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Sejumlah perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor. Rinciannya, sebanyak 6 perusahaan berasal dari sektor consumer non-cyclical, sebanyak 3 perusahaan bergerak di sektor basic materials, dan perusahaan di sektor kesehatan sebanyak 3 perusahaan. Ada pula 3 perusahaan di sektor industri dan 1 calon emiten masing-masing di sektor energi, finansial, dan properti.
Pasar saham Indonesia akan diramaikan dengan kedatangan sejumlah perusahaan besar yang dikabarkan bakal melepas sahamnya ke publik. Berikut perusahaan besar yang dikabarkan akan melakukan IPO.
1. Superbank
Bank digital besutan Emtek Group, Grab, KakaoBank, dan Singtel, yakni Superbank Indonesia, dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. Mengutip Kontan, Superbank dikabarkan mengincar dana segar hingga US$300 juta atau setara dengan Rp4,8 triliun dari aksi korporasi ini. Dengan nilai tersebut, valuasi Superbank bisa mencapai US$1,5 miliar hingga US$ 2 miliar dalam potensi pencatatan. Adapun bank digital tersebut baru resmi meluncur 6 bulan lalu, tepatnya pada bulan Juni 2024 lalu. Namun, Superbank telah berhasil meraup 2 juta nasabah dalam waktu kurang dari setahun usai peluncuran resmi.
2. Fore Coffee
Pemilik kedai kopi kekinian yang sedang naik daun, yakni Fore Coffee, juga dikabarkan berencana untuk melakukan IPO. Rumor ini berhembus ketika petinggi Fore Coffee & jajaran direksi East Ventures sempat menyambangi kantor BEI pada awal Januari 2025 di tengah rumor startup kopi lokal itu bakal melantai di pasar modal. Akan tetapi, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menuturkan kunjungan itu belum spesifik mengarah pada rencana penawaran umum perdana saham Fore Coffee. Wilson juga tidak menampik pembicaraan soal IPO masuk dalam pembahasan bersama dengan otoritas pasar modal. Sebab, opsi penjajakan dana tetap dikaji East Ventures sebagai salah satu pemegang saham Fore Coffee.
3. Pos Indonesia
Bukan hanya dari perusahaan swasta, perusahaan yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga ada yang dirumorkan bakal melakukan IPO dalam waktu dekat. Pos Indonesia menjadi salah satunya, dimana perusahaan logistic ini telah menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham pada tahun 2025. Sebelumnya, pada tahun 2023, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Indonesia, Endy PR Abdurrahman, mengungkapkan rencana perusahaan untuk melakukan IPO pada tahun 2025. Namun, hingga awal tahun 2025, belum ada keputusan final mengenai waktu pelaksanaan IPO tersebut. Perusahaan pelat merah tersebut saat ini fokus pada penguat kinerja fundamental dan menunggu arahan lebih lanjut dari pemegang saham terkait langkah menuju IPO.
4. MIND ID
Holding industri pertambangan Indonesia, yakni MIND ID menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang telah lama dikabarkan melakukan IPO. Kabar IPO MIND ID kembali mencuat setelah Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan dukungannya terkait rencana IPO MIND ID dan salah satu anak usahanya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dilakukan tahun ini. Melansir CNN Indonesia, menurut Erick kedua perusahaan negara ini memiliki peluang besar untuk melantai di bursa saham mengingat kinerja yang positif. Kinerja positif ini tercermin dari dividen yang disetorkan perusahaan mencapai Rp11,2 triliun kepada negara sepanjang 2024. Namun, pemerintah belum mengungkap ihwal kepastian waktu IPO kedua perusahaan pelat merah tersebut.
5. Pertamina Hulu Energi (PHE)
Pertamina Hulu Energi (PHE) sempat berencana melakukan IPO pada 2023. Namun, rencana IPO tersebut harus tertunda meskipun aksi korporasi itu ditargetkan dapat dilaksanakan di tahun 2023. Kabar IPO Pertamina Hulu Energi kembali mencuat setelah Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung kesiapan IPO anak usaha PT Pertamina (Persero) ini. Namun, pemerintah belum memastikan waktu spesifik terkait IPO Pertamina Hulu Energi.
6. Griya Idola dan Chandra Daya Investasi
Perusahaan terafiliasi Prajogo Pangestu yang melantai di BEI diperkirakan bakal terus bertambah. Setelah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), anak perusahaan dari PT Barito Pacific Tbk (BRPT) lainnya yakni PT Griya Idola dikabarkan akan melakukan IPO. BRPT telah menyatakan niatnya untuk membawa perusahaan yang bergerak di bidang properti ini ke pasar modal pada waktu yang tepat. Melansir CNBC Indonesia, Griya Idola memiliki empat portofolio aset yang terdiri dari segmen residensial, industrial, perkantoran dan hospitality.
Selain Griya Idola, perusahaan terafiliasi Prajogo Pangestu yang berencana akan melantai di Bursa adalah Chandra Daya Investasi (CDI). Rumor IPO Chandra Daya Investasi telah berembus sejak tahun lalu, namun hingga kini belum juga terealisasi. Untuk diketahui, CDI merupakan anak perusahaan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang bergerak di bidang investasi infrastruktur pelabuhan jetty, bisnis pengolahan air, hingga petrokimia.
Nah, Sobat Makmur, itu dia beberapa perusahaan besar yang dikabarkan bakal melakukan IPO di pasar saham. Bertambahnya jumlah saham yang melakukan IPO membuat saham pilihan investor semakin bervariasi. Untuk itu, ada beberapa tips bagi kamu yang akan membeli saham IPO.
Pertama, memastikan untuk meninjau laporan keuangan dan performa perusahaan secara historis, dimana kamu bisa melihat kinerja perusahaan dari prospektus yang diterbitkan. Kedua, Sobat Makmur bisa membandingkan harga dan valuasi sahamnya dengan perusahaan sejenis yang telah melantai sebelumnya di BEI. Ketiga, evaluasi apakah rencana tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan mencermati rencana penggunaan dana yang diperoleh dari IPO. Keempat, memperhatikan kondisi dan sentimen pasar saat IPO berlangsung.
Meski menawarkan potensi kenaikan harga setelah melantai di BEI, kamu harus ingat bahwa saham IPO memiliki risiko utama yaitu ketidakpastian harga setelah peluncuran. Oleh sebab itu, membeli saham IPO biasanya dilakukan oleh investor dengan toleransi risiko tinggi.
Namun, Sobat Makmur tak usah khawatir. Jika kamu masih ragu untuk membeli saham IPO, kamu bisa memilih instrumen investasi yang lebih aman dan simple, yakni reksa dana. Dengan berinvestasi di reksa dana, dana milikmu akan dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi (MI). MI bertugas menentukan aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana, seperti saham, obligasi, atau instrumen pasar uang, tergantung pada jenis reksa dana yang kamu pilih. Pemilihan aset ini dilakukan berdasarkan analisis mendalam serta mempertimbangkan berbagai aspek makroekonomi untuk memastikan pengelolaan investasi yang optimal.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo Special Valentine, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara) mempercepat pelaksanaan program strategis untuk mendukung transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hingga akhir 2025, terdapat 22 program prioritas yang tersebar dalam tiga klaster utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Langkah ini menandai upaya serius Danantara dalam mengoptimalkan portofolio BUMN dalam lima bulan tersisa tahun ini. Dalam artikel ini, […]
Key Takeaways: Pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sejak awal tahun belum sepenuhnya memberikan dampak nyata ke sektor riil. Di tengah kondisi global yang belum sepenuhnya pulih, upaya bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik masih menghadapi tantangan struktural, termasuk lemahnya permintaan kredit dan daya beli yang belum sepenuhnya pulih. Dalam artikel ini, […]
Key Takeaways: Inflasi adalah faktor utama yang mempengaruhi perekonomian dan aset investasi yang bisa disebabkan oleh banyak hal seperti permintaan yang lebih tinggi dibandingkan pasokan, melonjaknya biaya produksi, hingga kebijakan moneter yang longgar. Fenomena inflasi biasanya ditandai kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode, yang dapat menggerus daya beli uang. Sebagai contoh, uang Rp100.000 […]
Key Takeaways: Bagaimana jika Anda dapat bertemu dengan diri Anda sendiri dari masa depan dan diberi tahu keputusan apa yang seharusnya Anda ambil hari ini? Kira-kira, apa yang akan ia katakan? “Jaga kesehatan,” mungkin. Tapi bisa juga “Anda seharusnya mulai investasi lebih awal.” Pertanyaan tersebut menjadi inti dari film Sore: Istri dari Masa Depan, sebuah […]
Key Takeaways: Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada 2025. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 4,5%, lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,2% maupun proyeksi Bank Indonesia (BI) di kisaran 4,6%–5,4%. Pemangkasan ini mencerminkan tekanan yang belum mereda, baik dari […]
Key Takeaways: Investasi saham menawarkan peluang dan potensi return yang cukup besar, meskipun tidak lepas dari risiko. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham dari suatu perusahaan, penting bagi Anda untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap kondisi keuangan perusahaan tersebut. Ada beberapa rasio keuangan yang umumnya digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan sebuah emiten atau […]