Hai, Sobat Makmur! Setelah ketegangan perang dagang yang berlangsung cukup lama, Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor. Kesepakatan ini tidak hanya menjadi kabar baik bagi perdagangan global, tetapi juga berpotensi menjadi sentimen positif bagi pasar modal, termasuk di Indonesia. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas dampak kebijakan tersebut terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta strategi investasi yang bisa kamu pertimbangkan. Yuk, disimak!
Dalam pertemuan bilateral di Jenewa, Swiss pada 10–11 Mei 2025, AS dan China sepakat untuk menurunkan tarif impor masing-masing negara untuk sementara waktu (90 hari). Tarif impor AS atas barang-barang asal China dipangkas dari 145% menjadi 30%, sementara China menurunkan tarif barang asal AS dari 125% menjadi 10%. Kebijakan ini mulai berlaku pada 14 Mei 2025.
Di samping itu, Kesepakatan ini menunjukkan komitmen antara dua negara besar untuk meredakan ketegangan dan menciptakan stabilitas ekonomi. Meskipun belum mencakup penyelesaian masalah struktural yang lebih mendalam, kesepakatan ini dianggap sebagai kemajuan signifikan oleh kedua belah pihak, baik AS maupun China.
Dari sisi global, meredanya ketegangan dagang antara AS dan China berpotensi meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko, termasuk pasar saham dan obligasi di negara berkembang seperti Indonesia.
Dalam jangka pendek, IHSG mendapat dorongan dari sentimen positif atas kabar kesepakatan penurunan tarif antara AS dan Tiongkok. IHSG tercatat menguat 2,15% pada perdagangan (14/5), dan kembali ditutup naik 0,86% pada (15/5). Apabila sentimen global terus membaik dan diikuti dengan pemangkasan suku bunga The Fed pada semester II-2025, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan dalam jangka menengah.
Adanya penurunan tarif antara dua negara ekonomi terbesar dunia ini membuka peluang peningkatan ekspor dari negara ketiga, termasuk Indonesia. Permintaan terhadap komoditas seperti baja, batu bara, dan energi dapat meningkat seiring menurunnya biaya produksi global dan naiknya aktivitas industri di AS maupun China. Hal ini menjadi peluang bagi emiten dalam negeri, terutama di sektor energi dan pertambangan.
Sementara dari sisi valuasi, IHSG pada penutupan perdagangan Rabu (14/05) diperdagangkan pada Price to Earnings Ratio (PER) di level 11,38x, masih di bawah rata-rata lima tahun terakhir sebesar 13,57x. Meskipun demikian, secara year-to-date (YTD) hingga 14 Mei 2025 tercatat net sell asing mencapai Rp51 triliun di pasar saham, seiring masih tingginya ketidakpastian geopolitik. Namun dengan meredanya tensi dagang AS–China, tekanan tersebut berpotensi mereda dan membuka ruang bagi investor asing untuk kembali inflow ke pasar domestik.
Meskipun prospek pasar menunjukkan perbaikan, fluktuasi pasar tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio menjadi strategi yang tepat untuk menjaga keseimbangan antara potensi imbal hasil dan risiko investasi.
Salah satu pilihan yang dapat kamu pertimbangkan adalah Reksa Dana khususnya Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT). RDPT merupakan jenis reksa dana yang mengalokasikan minimal 80% portofolionya pada instrumen obligasi atau surat utang, baik dari pemerintah maupun korporasi swasta. Reksa dana ini cenderung memberikan stabilitas dalam portofolio dan potensi imbal hasil yang didistribusikan secara berkala.
Sementara bagi Sobat Makmur yang lebih mengutamakan likuiditas dan kestabilan nilai investasi, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dapat menjadi pilihan. RDPU mengalokasikan dananya 100% pada instrumen pasar uang, seperti deposito dan surat berharga jangka pendek yang memiliki risiko relatif rendah. Reksa dana ini tepat bagi kamu yang memiliki tujuan investasi jangka pendek.
Nah, Sobat Makmur, dengan kesepakatan AS-China untuk menurunkan tarif impor, pasar global, termasuk pasar saham Indonesia, berpotensi mendapatkan dorongan positif. Meskipun ketegangan dagang belum sepenuhnya selesai, langkah ini berpotensi memberikan harapan bagi pemulihan ekonomi dan peningkatan perdagangan global. Bagi kamu yang ingin memanfaatkan momentum ini, diversifikasi portofolio pada RDPT dan RDPU bisa menjadi pilihan untuk menjaga kestabilan dan potensi imbal hasil.
Kamu juga bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo Miracle May, Promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Compound Annual Growth Rate atau CAGR adalah ukuran yang digunakan untuk menghitung rata-rata pertumbuhan suatu investasi selama periode tertentu dengan asumsi keuntungan tersebut diinvestasikan kembali setiap tahun. CAGR memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja investasi dibandingkan rata-rata aritmatika biasa karena mempertimbangkan efek bunga majemuk. Fungsi CAGR dalam Investasi Jangka Panjang Sebagai investor […]
Key Takeaways: Price to Book Value (PBV) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk membandingkan harga pasar suatu saham dengan nilai buku per saham perusahaan tersebut. Rasio ini memberikan gambaran apakah suatu saham tergolong murah atau mahal dibandingkan dengan nilai aset bersih perusahaan. Secara sederhana, PBV menunjukkan berapa kali harga pasar suatu saham dihargai terhadap nilai […]
Key Takeaways: Consumer Price Index atau Indeks Harga Konsumen adalah indikator ekonomi yang mengukur perubahan rata-rata harga dari sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dari waktu ke waktu. CPI mencerminkan tingkat inflasi dalam suatu negara dan digunakan oleh pemerintah serta pelaku pasar sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan […]
Key Takeaways: Neraca perdagangan adalah selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara. Surplus terjadi saat ekspor melebihi impor, dan defisit saat impor lebih besar dari ekspor. Neraca perdagangan merupakan komponen utama dari neraca pembayaran yang mencerminkan posisi ekonomi suatu negara dalam hubungan perdagangan internasional. Data ini biasanya disajikan bulanan, kuartalan, atau tahunan oleh lembaga […]
Key Takeaways: Ketika berinvestasi saham, memahami kesehatan keuangan suatu perusahaan sangat penting sebelum Anda memutuskan untuk membeli sahamnya. Salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur struktur permodalan perusahaan adalah Debt to Equity Ratio atau DER. Rasio ini menunjukkan seberapa besar proporsi utang terhadap ekuitas yang dimiliki suatu emiten. Lantas, bagaimana cara Anda mengecek apakah […]
Key Takeaways: FTSE Russell, lembaga global penyusun indeks saham, merilis hasil semi-annual review untuk Global Equity Index Series (GEIS) edisi September 2025. Perubahan komposisi indeks akan efektif setelah penutupan perdagangan 19 September 2025 dan berlaku mulai 22 September 2025. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas detail perubahan indeks FTSE Russell untuk pasar Indonesia, saham-saham yang […]