Kemampuan membaca dan menganalisis laporan keuangan merupakan keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh investor saham. Laporan keuangan menyajikan gambaran kondisi finansial sebuah emiten secara menyeluruh. Dengan memahami isi laporan ini, Anda sebagai seorang investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih rasional dan minim risiko.
Laporan keuangan menjadi salah satu alat untuk mengukur kinerja fundamental suatu perusahaan. Data yang tercantum dalam laporan keuangan bisa mencerminkan hasil kerja manajemen dan memperlihatkan arah pertumbuhan perusahaan ke depan. Oleh karena itu, memahami struktur dan isi laporan keuangan dapat membantu Anda menyaring emiten yang sehat secara finansial.
Laporan keuangan (financial statement) terdiri dari tiga bagian, yaitu laporan laba rugi, neraca keuangan, dan laporan arus kas.
Laporan laba rugi (income statement) menyajikan kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, biasanya per kuartal atau tahunan. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan seberapa besar pendapatan yang dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan, serta berapa keuntungan (laba) yang berhasil diperoleh perusahaan selama periode tersebut.
Laporan ini membantu Anda untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan serta bagaimana perusahaan mengelola sumber daya. Fokuslah pada komponen berikut:
Pendapatan mencerminkan total penjualan atau penghasilan yang diperoleh perusahaan. Ada dua hal yang bisa Anda perhatikan, pertama tren pertumbuhan pendapatan selama beberapa tahun. Lalu, mengukur seberapa besar pendapatan dari faktor non-berulang, seperti penjualan aset.
Margin laba bersih adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang didapat perusahaan, semakin besar angkanya berarti semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rumus perhitungan margin laba bersih adalah:
Margin Laba Bersih = (Laba Bersih ÷ Pendapatan) × 100% |
Contoh: Jika pendapatan sebuah emiten adalah Rp1 triliun dan laba bersihnya Rp100 miliar, maka:
Artinya, perusahaan bisa menghasilkan keuntungan 10% dari laba kotor yang diperolehnya.
Neraca keuangan menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Dokumen ini menggambarkan struktur modal dan kondisi kesehatan keuangan perusahaan, di antaranya melalui informasi:
Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan. Aset dibagi menjadi dua kategori, pertama Aset Lancar (Current Assets), yang merupakan aset yang dapat dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam siklus operasi perusahaan (biasanya dalam waktu satu tahun). Contohnya: kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan barang dagang. Aset lancar mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan menjaga likuiditas.
Kedua, adalah Aset Tidak Lancar (Non-Current Assets), yang merupakan aset yang bersifat jangka panjang dan tidak mudah dicairkan. Contohnya: properti, pabrik, peralatan (fixed assets), serta aset tak berwujud seperti hak paten dan goodwill. Aset ini mencerminkan kekuatan struktural dan kapasitas operasional jangka panjang perusahaan.
Liabilitas adalah kewajiban finansial perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Liabilitas terbagi menjadi dua, pertama utang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun, seperti utang usaha, beban masih harus dibayar, dan pinjaman jangka pendek. Kedua, kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun seperti obligasi, pinjaman bank jangka panjang, atau sewa pembiayaan.
Rasio ini mengukur berapa besar utang perusahaan dibandingkan dengan modal yang ditanamkan oleh pemegang saham (ekuitas). Rumusnya adalah:
Debt to Equity Ratio (DER) = Total Liabilitas ÷ Ekuitas |
Contoh: Jika total liabilitas perusahaan adalah Rp 500 miliar dan ekuitasnya Rp 250 miliar, maka Debt to Equity Ratio-nya adalah 2. Artinya, perusahaan memiliki utang dua kali lebih besar dari modal. Semakin terlampau tinggi rasio ini, semakin besar risiko keuangan yang ditanggung perusahaan karena ketergantungan terhadap dana pinjaman.
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai pergerakan uang tunai masuk dan keluar dari perusahaan dalam satu periode tertentu. Anda harus memberi perhatian khusus pada:
Arus kas dari aktivitas operasional menunjukkan jumlah kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan bisnis utama perusahaan, seperti penjualan produk atau jasa, pembayaran kepada pemasok, serta pembayaran gaji dan biaya operasional lainnya.
Investor idealnya mencari perusahaan yang memiliki arus kas operasional yang positif dan stabil dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu membiayai aktivitas bisnis, membayar utang, serta mendistribusikan dividen tanpa harus bergantung pada pendanaan.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran dan pemasukan perusahaan yang berkaitan dengan investasi jangka panjang, seperti pembelian atau penjualan aset tetap (pabrik, mesin, properti), investasi pada perusahaan lain, atau akuisisi.
Investor perlu mencermati arah dan pola investasi tersebut. Apabila perusahaan secara terus-menerus mengeluarkan dana besar untuk investasi namun tidak disertai peningkatan pendapatan atau profitabilitas dalam jangka menengah hingga panjang, hal ini patut dievaluasi.
Bagian ini menunjukkan aliran kas yang berasal dari aktivitas pembiayaan, seperti penerbitan saham baru, pembayaran dividen, penerbitan atau pelunasan utang, dan pembelian kembali saham.
Arus kas positif di bagian ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan sedang mencari dana untuk ekspansi atau kebutuhan modal kerja. Sebaliknya, arus kas negatif bisa menunjukkan pelunasan utang atau distribusi keuntungan kepada pemegang saham.
Sebagai investor yang bijak, analisis Anda tidak cukup apabila hanya dilakukan pada satu periode saja. Bandingkan data laporan keuangan selama beberapa tahun terakhir, semakin panjang periode yang dianalisis, semakin baik. Hal itu membantu Anda melihat tren dan konsistensi kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Misalnya, sebuah emiten dengan pertumbuhan pendapatan rata-rata 10% per tahun selama lima tahun berturut-turut lebih layak dipertimbangkan daripada perusahaan dengan pertumbuhan yang fluktuatif.
Melakukan perbandingan dengan perusahaan sejenis di sektor yang sama juga bisa membantu Anda mendapatkan perspektif objektif. Misalnya, margin laba bersih 8 persen bisa tampak rendah jika rata-rata perusahaan di sektor yang sama bisa memiliki margin bersih 15%.
Analisis laporan keuangan sebaiknya dilakukan secara berkala dan pada momen-momen tertentu yang relevan. Untuk investor aktif, analisis setiap kuartal penting dilakukan karena laporan keuangan triwulanan mencerminkan perkembangan kinerja terbaru perusahaan yang bisa mempengaruhi harga saham dalam jangka pendek.
Sementara itu, bagi investor jangka panjang, laporan tahunan menjadi acuan utama karena memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja bisnis, strategi perusahaan, dan arah pertumbuhan jangka panjang. Anda bisa mengevaluasi kinerja perusahaan melalui laporan yang dipublikasikan secara resmi melalui Bursa Efek Indonesia (IDX) atau keterbukaan informasi di website perusahaan terkait.
Di samping itu, perubahan eksternal yang signifikan seperti krisis ekonomi, kebijakan suku bunga baru, atau peristiwa besar di industri juga menjadi sinyal untuk meninjau ulang kondisi fundamental emiten. Terakhir, ketika terjadi lonjakan harga saham yang tidak biasa, investor perlu melakukan analisis untuk memastikan apakah kenaikan tersebut didukung oleh data dan rasio keuangan yang masuk akal atau hanya bersifat spekulatif.
Selain itu, beberapa indikator yang perlu Anda waspadai dalam laporan keuangan adalah:
Jika Anda menemukan lebih dari satu sinyal tersebut, sebaiknya lakukan evaluasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi.
Menganalisis laporan keuangan adalah langkah awal yang sangat penting bagi investor saham dalam menilai kelayakan dan potensi sebuah emiten. Dengan memahami laporan laba rugi, neraca, dan arus kas, Anda bisa menilai tidak hanya seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, tetapi juga bagaimana perusahaan mengelola modal, menangani utang, serta menjaga keberlanjutan arus kasnya.
Namun, perlu diingat bahwa investasi saham membutuhkan keterampilan analisis yang cukup mendalam. Tidak semua investor memiliki waktu dan kemampuan untuk terus memantau laporan keuangan setiap kuartal dan mengikuti dinamika bisnis tiap perusahaan.
Jika Anda merasa belum siap untuk terjun langsung ke investasi saham secara aktif, instrumen investasi reksa dana bisa menjadi alternatif. Melalui reksa dana, Anda mempercayakan pengelolaan dana kepada manajer investasi profesional yang akan melakukan analisis, pemilihan saham, dan pengelolaan portofolio.
Lalu, pada reksa dana saham, portofolionya terdiri dari berbagai saham terpilih, sehingga secara otomatis sudah terdiversifikasi. Diversifikasi ini membuat risiko investasi cenderung lebih rendah dibandingkan jika Anda berinvestasi secara langsung.
Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Smart September, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.
Link: Promo-Promo di Makmur
Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.
Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani
Key Takeaways: Pada 22 Januari 2025, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan efisiensi anggaran yang diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Berdasarkan data dari Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Pekerjaan Umum, tercatat efisiensi belanja mencapai Rp256,1 triliun untuk Kementerian/Lembaga (K/L) dan Rp50,6 triliun untuk Transfer ke Daerah (TKD). Efisiensi anggaran tersebut juga menekankan […]
Key Takeaways: Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (IPO). PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), bersiap mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 September 2025. EMAS akan menjadi perusahaan ketiga dalam ekosistem Grup Merdeka, setelah PT Merdeka Copper Gold Tbk […]
Key Takeaways: Pemerintah sebagai pengambil kebijakan memiliki berbagai keputusan yang digunakan untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional. Salah satu keputusan ekonomi yang berdampak luas adalah kebijakan perubahan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), karena bisa mempengaruhi aktivitas keuangan masyarakat. Setiap perubahan suku bunga memiliki dampak terhadap konsumsi masyarakat hingga pergerakan nilai tukar rupiah. Dengan […]
Key Takeaways: Investasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan finansial. Namun, tidak semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan satu jenis instrumen. Sebagian tujuan memerlukan strategi jangka panjang dengan orientasi pertumbuhan, sementara sebagian lainnya membutuhkan instrumen jangka pendek yang lebih stabil dan likuid. Agar portofolio Anda seimbang, penentuan porsi antara investasi jangka panjang dan jangka […]
Key Takeaways: Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan hasil optimal dalam jangka panjang. Namun, seperti investasi lainnya, saham juga memiliki risiko. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan melakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi pengelolaan investasi yang bertujuan untuk membagi dana investasi ke dalam berbagai aset investasi yang berbeda. Dalam konteks […]
Key Takeaways: Pada 20 Agustus 2025 lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), yang kini menjadi 5,00%, setelah sebelumnya BI juga memangkas suku bunga di tahun ini sebanyak tiga kali per Juli 2025, di mana pada bulan tersebut ada pemangkasan sebesar 25 bps dari 5,50% menjadi 5,25%. Keputusan […]