Artikel

Mengapa Perubahan Suku Bunga Acuan BI Bisa Mempengaruhi Ekonomi Nasional? Ini Jawabannya

author
Content Management
author
13 September 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • Perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) berperan penting dalam menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar rupiah, serta aktivitas ekonomi nasional.
  • Kenaikan suku bunga biasanya digunakan untuk menekan inflasi, sementara penurunan suku bunga bertujuan mendorong konsumsi dan investasi.
  • Stabilitas ekonomi yang terjaga memberi peluang bagi Anda untuk menyesuaikan strategi investasi.

Pemerintah sebagai pengambil kebijakan memiliki berbagai keputusan yang digunakan untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional. Salah satu keputusan ekonomi yang berdampak luas adalah kebijakan perubahan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), karena bisa mempengaruhi aktivitas keuangan masyarakat.

Setiap perubahan suku bunga memiliki dampak terhadap konsumsi masyarakat hingga pergerakan nilai tukar rupiah. Dengan demikian, setiap keputusan BI mengenai suku bunga harus menjadi perhatian utama pelaku ekonomi, termasuk investor. 

Alasan Perubahan Suku Bunga Bisa Mempengaruhi Ekonomi Nasional

Agar lebih jelas, berikut adalah beberapa alasan utama mengapa perubahan suku bunga mempengaruhi perekonomian nasional:

  1. Mengendalikan inflasi

BI biasanya menaikkan suku bunga saat inflasi tinggi. Kenaikan suku bunga berpotensi membuat biaya pinjaman lebih mahal, sehingga masyarakat cenderung mengurangi belanja yang pada akhirnya bisa menekan tingkat inflasi. Sebaliknya, penurunan suku bunga dilakukan saat inflasi rendah agar konsumsi dan investasi bisa meningkat.

  1. Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah

Jika suku bunga tinggi, investor asing cenderung menanamkan modalnya di Indonesia sehingga rupiah menguat. Namun, ketika suku bunga diturunkan, ada risiko modal keluar yang bisa melemahkan rupiah, kecuali jika fondasi ekonomi Indonesia tetap kuat. Misalnya ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi terkendali, cadangan devisa yang memadai, serta neraca perdagangan yang surplus. Faktor-faktor ini dapat menjaga kepercayaan investor meskipun suku bunga diturunkan.

  1. Mempengaruhi aktivitas kredit perbankan

Penurunan suku bunga acuan membuat biaya pinjaman turun, sehingga bank cenderung menyalurkan kredit lebih banyak. Hal ini mendorong belanja rumah tangga dan ekspansi dunia usaha. Sebaliknya, kenaikan suku bunga membuat pinjaman lebih mahal dan permintaan kredit melemah.

  1. Menentukan arah pertumbuhan ekonomi

BI menggunakan suku bunga untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan dan stabilitas. Penurunan suku bunga bertujuan mempercepat laju ekonomi, sementara kenaikan suku bunga dilakukan untuk menahan laju inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi.

Perubahan Suku Bunga dan Dampaknya 

Untuk memahami dampaknya secara nyata, mari lihat beberapa perubahan suku bunga yang pernah terjadi beberapa kali dan apa saja dampaknya, mulai dari bulan September 2024:

1. Pemangkasan suku bunga September 2024

Pada September 2024, BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,25% menjadi 6%. Salah satu dampak dari penurunan suku bunga tersebut, ekonomi Indonesia kuartal IV-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 0,53% terhadap kuartal sebelumnya, yang tumbuh sebesar 1,5%. Dari laporan BPS, ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,02% dibandingkan dengan kuartal IV-2023 year on year (yoy).

Meski demikian, pertumbuhan tersebut tidak bisa sepenuhnya dikaitkan sebagai dampak langsung dari penurunan suku bunga, tentunya ada faktor lain seperti konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan kinerja ekspor-impor yang juga mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.

2. Pemangkasan suku bunga Januari 2025

Pada Januari 2025, BI memotong suku bunga acuan dari 6,00% ke 5,75% untuk memberikan stimulus pada ekonomi yang melambat, dengan dukungan ruang dari inflasi yang rendah dan stabil. 

Namun, respons dan dampak terhadap perubahan suku bunga bisa saja tidak secara langsung terjadi di beberapa aspek. Misalnya, pada kuartal I-2025, pertumbuhan ekonomi melambat menjadi sekitar 4,9%. Hal itu disebabkan konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,89%, terendah sejak kuartal I-2024 dan ekspor yang mulai lesu karena permintaan global melambat, terutama dari China dan AS.

3. Pemangkasan suku bunga Mei 2025

Selanjutnya pada Mei 2025, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps poin dari 5,75% menjadi 5,5%. Alasan penurunan ini dilakukan untuk memberikan stimulus tambahan karena pertumbuhan kredit mulai melambat. 

Pada April 2025, pertumbuhan kredit hanya mencapai sekitar 8,9%, menurun dibandingkan rata-rata 11% pada 2024. Dengan langkah ini, BI berupaya menjaga agar aktivitas konsumsi dan investasi tidak semakin melemah.

Sama seperti pemangkasan suku bunga Januari 2025, stimulus moneter tersebut belum sepenuhnya berdampak di beberapa waktu setelahnya. Kredit terus melambat menjadi 7,77% yoy pada Juni 2025 dan lebih lanjut ke 7,03% yoy di Juli 2025.

4. Pemangkasan suku bunga Juli 2025

Pada bulan Juli 2025, BI kembali menurunkan suku bunga dari 5,5% menjadi 5,25%. Penurunan ini tidak hanya memberi sinyal kuat bagi dunia usaha untuk meningkatkan aktivitas investasi, tetapi juga mendorong stabilitas di pasar keuangan. 

Dampaknya, rupiah tetap stabil, bahkan indeks saham seperti IHSG sempat mengalami kenaikan naik 8,04% sepanjang Juli 2025. BI juga mempertahankan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2025 di kisaran 4,6 hingga 5,4%, menunjukkan keyakinan bahwa pelonggaran moneter akan menjaga daya dorong ekonomi.

Pada Agustus 2025, BI juga memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 5,25% menjadi 5% dengan pertimbangan inflasi yang terkendali dalam kisaran target dan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang solid di level 5,12% yoy. Namun, dampak secara langsung nya bisa saja belum bisa dilihat hanya dalam waktu beberapa hari atau minggu setelahnya, karena kebijakan moneter biasanya membutuhkan waktu untuk mempengaruhi aktivitas kredit, konsumsi, investasi, hingga kinerja pasar keuangan secara keseluruhan.

Dari rangkaian kebijakan suku bunga acuan BI tersebut, terlihat jelas bahwa penurunan suku bunga sejak September 2024 hingga Juli 2025 ada yang memberikan dampak pada berbagai aspek perekonomian. Beberapa dampaknya adalah inflasi berhasil terkendali, konsumsi tetap tumbuh, dan stabilitas nilai tukar rupiah terjaga. 

Seiring perubahan kondisi suku bunga, investor dapat menyesuaikan strategi investasi di tengah perubahan suku bunga. Salah satu pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan adalah reksa dana, karena menawarkan beragam pilihan sesuai dengan profil risiko dan kondisi ekonomi:

  • Reksa dana pasar uang

Reksa dana pasar uang memiliki risiko lebih rendah dibandingkan reksa dana jenis lain, sehingga sesuai bagi investor yang mengutamakan likuiditas. Selain itu, reksa dana pasar uang (RDPU) juga memiliki risiko paling rendah dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya, sehingga menjadi alternatif tempat menaruh dana dalam jangka pendek sambil menunggu momentum investasi yang lebih optimal.

  • Reksa dana pendapatan tetap

Reksa dana pendapatan tetap bisa dipertimbangkan saat tren suku bunga menurun, karena minimal 80% aset kelolaan ditempatkan pada obligasi yang berpotensi memberikan imbal hasil stabil  dalam portofolio manajer investasi (MI). Jenis reksa dana ini cocok bagi investor dengan profil risiko konservatif dan moderat yang menginginkan potensi keuntungan lebih tinggi dibanding reksa dana pasar uang.

  • Reksa dana campuran

Reksa dana campuran menawarkan diversifikasi lebih seimbang dengan alokasi maksimal 79% di masing-masing instrumen saham, obligasi, dan pasar uang, sehingga cocok bagi Anda yang ingin fleksibilitas. Fleksibilitas ini berarti manajer investasi (MI) dapat menyesuaikan komposisi portofolio sesuai kondisi pasar, misalnya menambah porsi saham saat ekonomi membaik atau memperbesar obligasi dan pasar uang ketika risiko pasar meningkat.

  • Reksa dana saham

Reksa dana saham dapat menjadi pilihan untuk Anda yang ingin memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, karena minimal 80% aset kelolaan ditempatkan pada saham yang berpotensi memberikan keuntungan lebih tinggi dalam jangka panjang. 


Di Makmur, Anda bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda bisa berinvestasi reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Smart September, promo Semua Bisa Makmur dan promo Makmur Premium Tour.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui aplikasi, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Tips dalam Menentukan Porsi Investasi Jangka Panjang dan Jangka Pendek

Key Takeaways: Investasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan finansial. Namun, tidak semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan satu jenis instrumen. Sebagian tujuan memerlukan strategi jangka panjang dengan orientasi pertumbuhan, sementara sebagian lainnya membutuhkan instrumen jangka pendek yang lebih stabil dan likuid. Agar portofolio Anda seimbang, penentuan porsi antara investasi jangka panjang dan jangka […]

author
Content Management
calendar
11 September 2025
Artikel

Cara Diversifikasi Saham Secara Tepat agar Tidak Bergantung pada Satu Sektor

Key Takeaways: Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan hasil optimal dalam jangka panjang. Namun, seperti investasi lainnya, saham juga memiliki risiko. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan melakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi pengelolaan investasi yang bertujuan untuk membagi dana investasi ke dalam berbagai aset investasi yang berbeda.  Dalam konteks […]

author
Content Management
calendar
11 September 2025
Artikel

BI Pangkas Suku Bunga di Agustus 2025, Ini yang Bisa Anda Lakukan Sebagai Investor

Key Takeaways: Pada 20 Agustus 2025 lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), yang kini menjadi 5,00%, setelah sebelumnya BI juga memangkas suku bunga di tahun ini sebanyak tiga kali per Juli 2025, di mana pada bulan tersebut ada pemangkasan sebesar 25 bps dari 5,50% menjadi 5,25%. Keputusan […]

author
Content Management
calendar
09 September 2025
Artikel

Apakah Hanya Emas yang Bisa Disebut Aset Safe Haven? Ini Jawabannya

Key Takeaways: Istilah safe haven dalam investasi merujuk pada aset yang dianggap mampu mempertahankan nilainya atau bahkan mengalami kenaikan ketika pasar keuangan mengalami gejolak. Selama ini, aset emas sering disebut sebagai aset safe haven karena kemampuannya mempertahankan nilai saat pasar mengalami ketidakpastian. Namun, apakah benar hanya emas yang pantas menyandang gelar tersebut? Kita akan mengulasnya […]

author
Content Management
calendar
04 September 2025
Artikel

Tips untuk Investor dalam Melakukan Analisis Laporan Keuangan Sebuah Emiten

Key Takeaways: Kemampuan membaca dan menganalisis laporan keuangan merupakan keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh investor saham. Laporan keuangan menyajikan gambaran kondisi finansial sebuah emiten secara menyeluruh. Dengan memahami isi laporan ini, Anda sebagai seorang investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih rasional dan minim risiko. Laporan keuangan menjadi salah satu alat untuk mengukur kinerja […]

author
Content Management
calendar
03 September 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.