Hai, Sobat Makmur! Reksa dana masih menjadi instrumen investasi pilihan investor. Hal ini tercermin dari nilai dana kelolaan alias assets under management (AUM) yang hingga Agustus 2024 menyentuh angka Rp 810,59 triliun. Jumlah tersebut merupakan total dari dana kelolaan reksa dana dan kontrak pengelolaan dana (KPD). Kali ini, kita akan berkenalan dengan salah satu jenis reksa dana, yakni reksa dana campuran, dimana reksa dana ini menjadi jenis reksa dana dengan nilai AUM paling rendah saat ini. Yuk disimak!
Mengacu pada data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), reksa dana campuran atau mixed asset fund menjadi reksa dana dengan nilai AUM terendah, yakni sebesar Rp29,44 triliun. AUM tersebut naik 2,36% dari AUM reksa dana campuran per Juli 2024 sebesar Rp28,76 triliun. Reksa dana pendapatan tetap masih menjadi reksa dana dengan nilai AUM terbesar yakni mencapai Rp148,99 triliun atau naik 2,3% dari AUM di periode Juli 2024 yang sebesar Rp145,65 triliun. Kemudian, ada reksa dana pasar uang dengan total AUM Rp87,02 triliun atau naik 2,9% dari bulan Juli 2024. Di posisi ketiga ada reksa dana saham dengan total AUM Rp78,51 triliun atau turun 4,7% dari Juli 2024.
Reksa dana campuran adalah salah satu jenis reksa dana yang portofolionya berisi beragam instrumen investasi seperti saham, obligasi, sukuk deposito dan juga instrumen pasar uang. Komposisi portofolio pada reksa dana campuran tidak boleh melebih 79% dari masing-masing instrumen tersebut.
Contoh, Trimegah Balanced Absolute Strategy Low Volatility yang merupakan reksa dana campuran besutan Trimegah Asset Management. Mengacu fund fact sheet per 30 September 2024, sebanyak 29,45% portofolio Trimegah Balanced Absolute Strategy Low Volatility merupakan instrumen saham, sebanyak 61,70% ditempatkan di instrumen obligasi. Sisanya yakni sebanyak 8,85% ditempatkan di instrumen lain.
Naiknya dana kelolaan di reksa dana campuran menunjukkan minat investor untuk berinvestasi di instrumen ini masih tinggi. Hal tersebut tidak terlepas dari sejumlah kelebihan reksa dana campuran.
1. Diversifikasi Investasi
Seperti penjelasan di atas, reksa dana campuran menempatkan investasinya di berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Diversifikasi aset ini bisa membantu kamu dalam mengurangi risiko penurunan nilai investasi karena reksa dana campuran tidak terfokus pada satu jenis aset saja. Misal, ketika harga saham sedang turun, maka potensi kerugian penurunan harga saham dapat ditutupi oleh kenaikan nilai obligasi. Diversifikasi ini membantu melindungi nilai investasi secara keseluruhan.
2. Cenderung Fleksibel
Manajer Investasi (MI) dapat mengubah alokasi aset sesuai dengan kondisi pasar, memberikan fleksibilitas investor dalam menghadapi perubahan ekonomi. Misal, ketika suku bunga turun, instrumen surat utang (seperti obligasi dan sukuk) cenderung diuntungkan dan mengalami apresiasi harga. Dengan kondisi ini, MI akan cenderung mengoleksi instrumen surat utang dibandingkan instrumen lain (seperti deposito) karena lebih menguntungkan. Hal tentu menguntungkan bagi Sobat Makmur yang tidak memiliki waktu atau pengetahuan yang cukup dalam mengelola investasi sendiri.
3. Memberi Return yang Baik Namun Risiko Lebih Moderat
Kombinasi investasi saham dan obligasi memberikan potensi keuntungan yang lebih baik dibanding reksa dana pasar uang. Saham dapat memberikan keuntungan jangka panjang yang lebih tinggi, sementara obligasi memberikan stabilitas pendapatan tetap. Namun, dibandingkan dengan reksa dana saham yang berisiko tinggi, reksa dana campuran cenderung memiliki risiko yang lebih moderat karena investasinya tersebar di berbagai instrumen.
4. Cocok Untuk Investasi Jangka Menengah hingga Panjang
Kombinasi antara saham dengan obligasi membuat reksa dana ini cocok bagi kamu yang memiliki horizon investasi jangka menengah hingga panjang. Saham dapat memberikan keuntungan jangka panjang yang lebih tinggi, sementara obligasi memberikan stabilitas pendapatan tetap. Dalam jangka panjang, kombinasi ini dapat menghasilkan imbal hasil yang lebih baik daripada hanya mengandalkan satu jenis aset saja. Sehingga, reksa dana campuran cocok bagi investor yang memiliki tujuan investasi sekitar 3 hingga 5 tahun atau lebih.
Meskipun memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kelemahan dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum berinvestasi reksa dana campuran.
1. Biaya/Imbalan MI yang Lebih Tinggi
Reksa dana campuran sering kali memiliki biaya manajemen yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap. Tingginya biaya ini karena manajer investasi harus mengelola berbagai aset dengan strategi yang lebih kompleks. Ambil contoh pada produk reksa dana Trimegah Asset Management. Pada Trimegah Dana Kas 1 yang merupakan reksa dana pasar uang, imbalan jasa MI hanya maksimal 2% per tahun. Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index yang merupakan reksa dana saham, imbalan jasa MI yang dikenakan sebesar makmsimal 3% per tahun. Sedangkan pada Trimegah Balanced Absolute Strategy Low Volatility, imbalan jasa MI mencapai maksimal 5% per tahun.
2. Alokasi Portofolio Kurang Maksimum
Seperti dijelaskan sebelumnya, reksa dana campuran menerapkan pembatasan alokasi investasi tertentu. Pembatasan alokasi aset ini dapat membatasi potensi keuntungan yang dapat dicapai dari suatu instrumen yang sedang berkinerja baik. Sehingga, terkadang reksa dana campuran biasanya tidak memberikan keuntungan sebesar reksa dana saham dalam kondisi pasar kondusif.
3. Risiko Aset
Sama seperti reksa dana lainnya, reksa dana campuran juga terpapar risiko terkait dengan aset yang ada di dalamnya, seperti risiko saham dan risiko obligasi. Untuk saham, salah satu risiko yang terkandung adalah risiko penghentian perdagangan (suspensi) sementara saham. Penyebab suspensi saham dapat bervariasi, mulai dari keterlambatan penyampaian informasi ke otoritas BEI, aktivitas perdagangan (baik harga naik atau turun) dengan tidak wajar, hingga masalah hukum atau regulasi. Suspensi ini tentu bisa menyebabkan portofolio reksa dana saham menjadi kurang optimal. Sebab, saham yang terkena suspensi tidak bisa diperjualbelikan di pasar saham dalam periode tertentu. Selain itu, ada pula risiko likuiditas saham. Jika saham yang dibeli MI sifatnya kurang likuid, pengelolaan portofolio saham oleh MI menjadi kurang optimal. Sementara untuk obligasi, risiko yang membayangi adalah risiko gagal bayar yang berkaitan dengan ketidakmampuan perusahaan penerbit surat utang dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok maupun kupon. Risiko gagal bayar ini bisa terjadi karena kinerja perusahaan memburuk, sehingga mengalami kondisi pailit dan berujung pada gagal bayar.
4. Kurang Cocok Untuk Investasi Jangka Pendek
Mayoritas portofolio reksa dana campuran berisi saham dan obligasi, dimana kedua instrumen ini bisa memberi return yang baik dalam jangka menengah hingga panjang. Sehingga, jika kamu memiliki target investasi dalam jangka pendek, reksa dana campuran kurang cocok untuk kamu pilih.Nah Sobat Makmur, itu dia beberapa kelebihan serta risiko dari reksa dana campuran. Pastinya, artikel ini bisa bermanfaat bagi kamu sebelum berinvestasi reksa dana. Yang terpenting, pastikan kamu membeli reksa dana terbaik di platform terpercaya seperti Makmur. Selain aman dan dijamin oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kamu bisa menggunakan sejumlah promo menarik untuk memaksimalkan kinerja portofoliomu seperti promo Outsatnding October 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Dalam setahun terakhir, Bank Indonesia telah memangkas BI Rate sebanyak tiga kali menjadi 5,25% sebagai respon terhadap perlambatan ekonomi global dan inflasi yang tetap terkendali. Namun, penurunan suku bunga acuan ini belum sepenuhnya tercermin pada suku bunga kredit perbankan digital. Data per April 2025 menunjukkan bahwa Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank-bank digital masih bertahan […]
Pasar global kembali menghadapi ketidakpastian seiring meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah. Setelah serangan udara Israel ke Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, Iran merespon dengan aksi balasan militer pada Sabtu, 14 Juni 2025. Ketegangan antara kedua negara ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran akan potensi meluasnya konflik di kawasan, tetapi juga berisiko mempengaruhi pergerakan harga […]
Dalam dunia investasi, pergerakan pasar tidak dapat sepenuhnya dapat diprediksi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global maupun domestik, mulai dari rilis data ekonomi, kebijakan bank sentral, hingga dinamika geopolitik. Di tengah kondisi yang fluktuatif ini, pemahaman terhadap konsep risk-on dan risk-off menjadi penting bagi investor agar dapat menyusun strategi investasi yang tepat sesuai arah […]
Hai, Sobat Makmur! Negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kembali menjadi sorotan pasar global. Kali ini, pertemuan lanjutan digelar di London sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan yang meningkat sejak awal tahun. Tak hanya menjadi momen penting dalam hubungan kedua negara, perundingan ini juga berpotensi mempengaruhi pasar keuangan global. Dalam artikel ini, Makmur […]
Hai, Sobat Makmur! Di tengah melambatnya pertumbuhan kredit secara keseluruhan, ada satu jenis kredit yang justru mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu kredit investasi. Pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan hanya tercatat 8,5% year-on-year (yoy), kredit investasi justru tumbuh 15,3% yoy di bulan April 2025. Ini menunjukkan bahwa sektor-sektor yang menerima kredit investasi, seperti sektor pertambangan, transportasi, […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam dunia investasi, memahami dinamika kebijakan moneter sangat penting agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat. Dua istilah yang sering muncul dan memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan adalah hawkish dan dovish. Kamu mungkin pernah mendengarnya, tapi sudahkah kamu benar-benar memahami apa arti keduanya dan bagaimana dampaknya terhadap investasi? Memahami Istilah Hawkish […]