Hai, Sobat Makmur! Setiap instrumen investasi pasti mengandung risiko, tak terkecuali reksa dana. Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, investor harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko yang terkandung dalam reksa dana. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai risiko-risiko yang terkandung dalam instrumen reksa dana. Pastinya, artikel ini akan bermanfaat untuk kamu terapkan dalam berinvestasi reksa dana. Yuk, disimak!
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai risiko dalam reksa dana, ada baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu mengenai apa itu risiko dalam investasi. Risiko investasi adalah kondisi dimana investor berpeluang mengalami kerugian akibat aktivitas investasi yang dilakukan. Dengan kata lain, keuntungan atau imbal hasil yang diharapkan dari investasi tidak sesuai ekspektasi. Besarnya risiko investasi cenderung berbanding lurus dengan imbal hasil investasi. Jika keuntungan investasi tinggi, maka risiko yang terkandung juga tinggi, begitu pun sebaliknya.
Reksa dana kerap dianggap sebagai instrumen investasi yang ideal dan aman untuk investor pemula. Akan tetapi, reksa dana tetap memiliki risiko yang harus kamu cermati sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Nah, risiko yang terkandung dalam reksa dana tergantung dari jenis reksa dana yang kamu pilih. Sebab, masing-masing reksa dana memiliki komposisi portofolio yang berbeda sehingga risiko yang terkandung juga berbeda. Berikut adalah sejumlah risiko dalam berinvestasi reksa dana.
1. Risiko Penurunan Nilai Investasi
Ini merupakan risiko yang lumrah terjadi jika kamu berinvestasi di reksa dana. Harga reksadana tercermin dalam nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP). Harga reksa dana ini akan dihitung setiap hari bursa dan berisiko terjadi fluktuasi akibat dinamika pasar. Penyebab naik/turunnya harga reksadana adalah perubahan harga aset di dalamnya, yang disebabkan oleh perubahan kondisi pasar seperti kebijakan suku bunga, data inflasi, kestabilan politik dan ekonomi, atau faktor lainnya.
2. Risiko Suspensi dan Likuiditas Saham
Risiko ini terjadi khususnya jika kamu memilih reksa dana saham. Untuk diketahui, mayoritas (sekurang-kurangnya 80%) portofolio reksa dana ini ditempatkan di instrumen saham. Dalam dunia saham dikenal istilah penghentian perdagangan (suspensi) sementara saham. Penyebab suspensi saham dapat bervariasi, mulai dari keterlambatan penyampaian informasi ke otoritas BEI, aktivitas perdagangan (baik harga naik atau turun) dengan tidak wajar, hingga masalah hukum atau regulasi. Suspensi ini tentu bisa menyebabkan portofolio reksa dana saham menjadi kurang optimal. Sebab, saham yang terkena suspensi tidak bisa diperjualbelikan di pasar saham dalam periode tertentu. Selain itu, ada pula risiko likuiditas saham. Jika saham yang dibeli MI sifatnya kurang likuid, pengelolaan portofolio saham oleh MI menjadi kurang optimal.
3. Risiko Gagal Bayar
Risiko ini bisa terjadi terutama pada reksa dana pendapatan tetap, dimana mayoritas (sekurang-kurangnya 80%) instrumen portofolio reksa dana ini adalah efek bersifat utang, baik obligasi dan/atau suku. Risiko gagal bayar berkaitan dengan ketidakmampuan perusahaan penerbit surat utang dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok maupun kupon. Risiko gagal bayar ini bisa terjadi karena kinerja perusahaan memburuk, sehingga mengalami kondisi pailit dan gagal bayar
4. Risiko Likuiditas
Likuiditas berkaitan dengan proses pencairan reksa dana. Dalam hal ini, likuiditas merujuk pada kemampuan sebuah aset untuk cepat dicairkan menjadi uang tunai. Risiko likuiditas berkaitan dengan kesulitan investor untuk menarik (redemption) modalnya ketika dibutuhkan. Dalam kondisi ini, Manajer Investasi (MI) kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut. Penyebabnya bisa disebabkan akibat penarikan dana investor dalam waktu bersamaan dalam nominal yang besar.
5. Risiko Wanprestasi/Cidera Janji
Risiko wanprestasi adalah risiko yang muncul karena terdapat para pihak yang tidak dapat memenuhi kewajiban di dalam kontrak. Pihak yang dimaksud bisa manajer investasi hingga bank kustodian. Risiko wanprestasi berpotensi menyebabkan hilangnya nilai investasi.
Ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk meminimalkan risiko pada reksa dana.
1. Memilih Obligasi dengan Rating yang Baik
Untuk meminimalkan risiko gagal bayar pada obligasi, pastikan surat utang yang menjadi portofolio dalam reksa dana pendapatan tetap merupakan obligasi yang memiliki peringkat atau rating yang baik dari lembaga pemeringkat yang kompeten. Saat ini terdapat empat lembaga pemeringkat obligasi yang diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni PT Pemeringkat Efek Indonesia, Moody’s Investor Service, Standard & Poor’s, dan Fitch Ratings. Selain itu, kamu juga harus memastikan bahwa perusahaan yang menerbitkan surat utang sedang tidak dalam kondisi pailit. Kamu bisa mengecek susunan portofolio reksa dana dari fund fact sheet yang diterbitkan MI secara berkala.
Contohnya adalah reksa dana Insight Renewable Energy Fund, dimana salah satu portofolionya adalah Obligasi Berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap IV Tahun 2023 atau dengan kode pencatatan MDKA04BCN4. Melansir BEI, hasil pemeringkatan obligasi dari Pefindo untuk obligasi ini adalah idA+ (Single A Plus), dimana perusahaan tersebut memiliki fundamental yang solid secara jangka panjang.
2. Pastikan Saham yang Dipilih Adalah Saham Berfundamental Baik
Untuk menghindari reksa dana saham berkinerja buruk, pastikan saham-saham yang menjadi pilihan adalah saham-saham berfundamental baik. Usahakan memilih reksa dana yang menggunakan indeks utama Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai acuan seperti LQ44, IDX30, atau IDX80. Misal, reksa dana Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A yang merupakan produk dari Syailendra Capital. Top holding atau mayoritas portofolio dalam reksa dana ini merupakan saham-saham berfundamental baik seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), hingga PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
3. Nilai AUM Bisa Jadi Pertimbangan
Dana kelolaan alias asset under management (AUM) merupakan total nilai pasar yang didapatkan setiap kali investor mempercayakan investasinya kepada MI. Besaran AUM bisa kamu jadikan sebagai salah satu indikator untuk memilih reksa dana. Semakin banyak investor yang menaruh dananya di suatu reksa dana, maka menandakan produk tersebut banyak diminati serta dipercaya masyarakat. Selain itu, besaran AUM juga bisa menjadi indikator likuiditas. Sebab, semakin besar AUM, maka semakin tinggi jaminan adanya kesediaan dana jika terjadi redemption reksa dana dalam jumlah besar.
Nah Sobat Makmur, setelah membaca artikel ini tentunya kamu sudah semakin paham apa saja risiko yang terkandung dalam reksa dana, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Selain memahami risiko, pastikan kamu membeli reksa dana pilihamu di platform terpercaya seperti Makmur. Sebab, reksa dana yang dijual di Makmur merupakan produk pilihan dari MI profesional di tanah air. Untuk memaksimalkan kinerja portofoliomu, kamu juga bisa membeli reksa dana pilihan dengan memanfaatkan promo Outsatnding October 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Memahami jenis saham merupakan langkah awal yang penting sebelum Anda menempatkan modal. Salah satu kategori saham yang menarik bagi investor adalah saham cyclical. Saham jenis ini memiliki karakteristik yang cenderung bergerak mengikuti siklus ekonomi. Ketika ekonomi tumbuh, nilainya meningkat signifikan. Namun, saat terjadi perlambatan ekonomi, harganya dapat turun cukup dalam. Oleh karena itu, […]
Key Takeaways: Rotasi sektor adalah strategi investasi yang dilakukan dengan cara memindahkan alokasi portofolio dari satu sektor saham ke sektor lain sesuai perubahan siklus ekonomi. Anda perlu memahami kapan suatu sektor mulai menguat dan kapan sektor lain memasuki fase pelemahan. Dengan membaca momentum ini, Anda dapat meningkatkan peluang imbal hasil serta mengurangi risiko penurunan nilai […]
Key Takeaways: Dalam dunia investasi dan keuangan, pemahaman terhadap berbagai indikator pasar merupakan hal yang krusial. Salah satu indikator penting yang sering dijadikan acuan para investor profesional maupun analis ekonomi adalah yield curve atau kurva imbal hasil. Meskipun tampak teknis, memahami yield curve dapat membantu Anda dalam membuat keputusan investasi yang lebih cermat dan strategis. […]
Sebagai instrumen investasi yang relatif stabil, reksa dana pendapatan tetap (RDPT) menjadi salah satu pilihan utama investor di Indonesia. Hal ini tercermin dari Asset Under Management (AUM) yang mencapai Rp207,9 triliun per September 2025, tertinggi di antara jenis reksa dana lainnya. Untuk memastikan kualitas reksa dana, Makmur menyeleksi RDPT dari Manajer Investasi (MI) bereputasi baik, […]
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan instrumen investasi dengan risiko relatif rendah dan likuid, sehingga cocok untuk berbagai profil investor. Reksa dana ini 100% dialokasikan ke instrumen pasar uang seperti deposito berjangka dan obligasi yang memiliki jatuh tempo < 1 tahun. Oleh karena itu, RDPU ideal untuk tujuan investasi jangka pendek, menawarkan potensi imbal hasil […]
Reksa dana campuran merupakan instrumen investasi yang mengalokasikan dana pada instrumen saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, dengan masing-masing aset tidak melebihi 79% dari total portofolio. Diversifikasi ini memberikan keseimbangan antara potensi pertumbuhan dan stabilitas, sehingga cocok bagi investor dengan profil risiko moderat dan tujuan investasi jangka menengah hingga panjang. Makmur menyeleksi reksa dana campuran […]