Hai, Sobat Makmur! Jumlah saham perusahaan terbuka semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini tidak terlepas dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang dilakukan perusahaan untuk mencari pendanaan di pasar modal. Bertambahnya jumlah saham yang melakukan IPO membuat saham yang menjadi pilihan investor semakin bervariasi. Dalam artikel hari ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenal apa itu IPO dan apa saja hal yang perlu kamu perhatikan sebelum membeli saham perusahaan yang akan IPO. Yuk, disimak!
Sebelum masuk ke pembahasan inti, ada baiknya Sobat Makmur mengetahui terlebih dahulu apa itu IPO. IPO atau initial public offering adalah proses sebuah perusahaan menawarkan sahamnya kepada publik melalui pasar modal secara perdana. Melalui IPO, perusahaan dapat mengumpulkan dana tambahan untuk mendukung ekspansi, melunasi utang, atau membiayai proyek baru. Proses ini melibatkan penentuan harga saham, penunjukan underwriter (penjamin emisi), dan pendaftaran ke otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah IPO, saham perusahaan akan diperdagangkan di pasar terbuka, yang memungkinkan masyarakat umum untuk menjadi pemegang saham.
Sepanjang tahun ini, gelaran IPO di BEI berjalan cukup semarak. Melansir website BEI, sepanjang tahun ini ada 39 saham yang sudah melantai di BEI. Jumlah ini berpotensi terus bertambah seiring dengan masih banyaknya perusahaan yang mengantre untuk IPO di BEI.
Mengutip laman e-IPO, salah satu perusahaan yang akan menggelar IPO adalah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk dengan kode saham AADI. AADI merupakan bagian dari grup Adaro Energy, yang merupakan skema pemisahan usaha alias spin off dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang kini bersalin nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
Melansir prospektus yang diterbitkan AADI, perusahaan ini memasang harga penawaran awal (book building) di harga Rp 4.590 – Rp 5.900 dengan jumlah saham yang ditawarkan mencapai 7,78 juta lot atau 778 juta saham. Dengan menggunakan asumsi harga IPO akan menggunakan harga bata atas, maka nilai emisi dari IPO maksimal Rp4,59 triliun. AADI menjadi perusahaan yang menggelar IPO dengan nilai emisi terbesar tahun ini.
Membeli saham IPO menawarkan peluang untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan awal perusahaan yang baru melantai di bursa. Salah satu daya tarik utama IPO adalah kemungkinan membeli saham dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga pasarnya setelah saham mulai diperdagangkan. Jika perusahaan yang baru IPO memiliki fundamental yang kuat, tak menutup kemungkinan harga sahamnya dapat naik signifikan dalam waktu singkat setelah melakukan IPO.
Jika kamu berminat untuk membeli saham perusahaan yang akan melakukan IPO, berikut 5 hal yang kamu harus cermati.
1. Kinerja dan Prospek Perusahaan
Sebelum memutuskan untuk membeli saham IPO, Sobat Makmur harus memastikan untuk meninjau laporan keuangan dan performa perusahaan secara historis. Kamu bisa melihat kinerja perusahaan dari prospektus yang diterbitkan. Prospektus biasanya menampilkan perbandingan kinerja keuangan perusahaan dalam 3 tahun terakhir. Ada sejumlah komponen yang harus kamu cermati, seperti pertumbuhan pendapatan, laba bersih, komponen beban, dan margin keuntungan. Jika dalam 3 tahun pendapatan dan laba bersih suatu perusahaan cenderung naik, maka ada kecenderungan perusahaan tersebut memiliki fundamental yang baik.
Kamu juga harus mencermati industri perusahaan incaranmu beroperasi, apakah memiliki prospek yang menjanjikan. Prospektus IPO biasanya menyebutkan risiko utama, tantangan, dan peluang bisnis yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis juga strategi bisnis perusahaan, apakah selaras dengan tren pasar. Misal, kamu berminat mengikuti IPO perusahaan batubara. Sebagaimana diketahui, perusahaan jenis ini sangat bergantung pada harga batubara. Akan lebih baik jika perusahaan ini memiliki sumber pendapatan lain selain batubara sebagai upaya diversifikasi bisnis ketika harga Batubara sedang lesu. Diversifikasi juga menjamin kelangsungan usaha suatu perusahaan lebih berkelanjutan.
2. Harga dan Valuasi Saham
Harga saham perdana biasanya ditentukan oleh perusahaan underwriter berdasarkan valuasi perusahaan. Sebelum membeli saham yang akan IPO, Sobat Makmur bisa membandingkan harga sahamnya dengan perusahaan sejenis yang telah melantai sebelumnya di BEI. Hal ini guna memastikan valuasi saham yang akan kamu beli tidak terlalu mahal. Kamu bisa mempelajari rasio-rasio valuasi saham seperti price-to-earnings (P/E) ratio dan price-to-book (P/B) value untuk mengetahui valuasinya. Jika nilai P/E perusahaan IPO lebih tinggi dari rata-rata sektornya atau perusahaan sejenis (peers), maka harga saham IPO tersebut bisa dibilang mahal, begitu pun sebaliknya. Harga saham IPO akan dianggap murah jika memiliki P/E ratio yang lebih rendah dari rata-rata sektornya.
3. Tujuan Penggunaan Dana IPO
Kamu juga bisa menemukan alokasi penggunaan dana IPO pada prospektus yang diterbitkan oleh perusahaan. Sebelum membeli saham IPO, Sobat Makmur diimbau untuk mencermati rencana penggunaan dana yang diperoleh dari IPO. Evaluasi apakah rencana tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Jika perusahaan melakukan IPO untuk tujuan ekspansi bisnis seperti menambah kapasitas pabrik, menambah kantor cabang, atau membeli peralatan baru, maka kamu bisa menimbang untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hindari perusahaan yang tampaknya hanya mencari dana untuk menutup kerugian operasional atau untuk membayar utang. Sebab, mayoritas penggunaan dana IPO untuk pembayaran kewajiban (utang) kurang berdampak signifikan ke ekspansi dan kinerja perusahaan.
4. Tren dan Sentimen Pasar
Untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan potensi kerugian, kamu harus memperhatikan kondisi dan sentimen pasar saat IPO berlangsung. Sebab, sentimen pasar dapat mempengaruhi permintaan saham IPO. Sebaiknya kamu menghindari membeli saham IPO saat pasar sedang tidak stabil (misal ketika terjadi resesi atau kejadian lain seperti pandemi) karena harga saham kemungkinan akan turun setelah listing perdana.
5. Rekam Jejak Manajemen dan Perusahaan Underwriter
Hindari membeli saham IPO dari perusahaan yang manajemennya pernah terlibat dalam kasus penipuan, fraud, atau skandal lainnya. Sebab, manajemen yang transparan dan responsif terhadap pemegang saham adalah hal yang wajib untuk menciptakan pertumbuhan perusahaan terbuka yang berkelanjutan. Oleh sebab itu, Sobat Makmur harus bersikap teliti dan skeptis terkait pengalaman dan rekam jejak manajemen, termasuk riwayat mereka di perusahaan sebelumnya (jika ada). Selain mencermati rekam jejak manajemen perusahaan, Sobat Makmur juga bisa mencermati reputasi perusahaan underwriter yang bertugas membawa perusahaan melantai di BEI. Underwriter bertanggung jawab memastikan dokumen IPO sesuai regulasi. Selain itu, underwriter yang profesional biasanya akan memilih calon emiten dengan seleksi yang ketat, dengan kata lain perusahaan yang akan IPO adalah perusahaan yang kinerja dan manajemennya sudah teruji. Dengan memilih IPO yang ditangani underwriter terpercaya, risiko investasi saham IPO dapat diminimalkan.
Nah Sobat Makmur, itu dia beberapa hal yang harus kamu cermati sebelum membeli saham IPO. Meski menawarkan potensi kenaikan harga setelah melantai di BEI, kamu harus ingat bahwa saham IPO memiliki risiko utama yaitu ketidakpastian harga setelah peluncuran. Ketika saham mulai diperdagangkan secara publik, harganya bisa sangat fluktuatif, tergantung pada sentimen pasar dan campur tangan investor dan fund besar. Dalam beberapa kasus, harga saham IPO bahkan dapat turun di bawah harga penawaran. Tak jarang, banyak saham yang belum lama melakukan namun sudah masuk ke dalam papan pemantauan khusus. Oleh sebab itu, membeli saham IPO biasanya dilakukan oleh investor dengan toleransi risiko tinggi.
Namun, Sobat Makmur tak usah khawatir. Jika kamu masih ragu untuk membeli saham IPO, kamu bisa memilih instrumen investasi yang lebih aman dan simple, yakni reksa dana. Dengan berinvestasi di reksa dana, dana milikmu akan dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi (MI). MI bertugas menentukan aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana, seperti saham, obligasi, atau instrumen pasar uang, tergantung pada jenis reksa dana yang kamu pilih. Pemilihan aset ini dilakukan berdasarkan analisis mendalam serta mempertimbangkan berbagai aspek makroekonomi untuk memastikan pengelolaan investasi yang optimal.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo November Growth, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Dana darurat merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan keuangan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Fungsinya adalah untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau keadaan darurat lainnya. Idealnya, dana darurat disarankan berjumlah antara tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan Anda, tergantung pada kondisi pribadi dan tingkat risiko yang Anda […]
Key Takeaways: Di tengah ketidakpastian global, kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menjadi sorotan pasar. Trump secara resmi mengonfirmasi telah menandatangani surat berisi pemberlakuan tarif ekspor terhadap 12 negara mitra dagang. Surat tersebut dijadwalkan dikirim hari ini, Senin (7/7), dan menjadi penanda berakhirnya masa negosiasi tarif yang diberikan AS sejak April lalu. […]
Key Takeaways: Stock split atau pemecahan jumlah saham merupakan salah satu tindakan korporasi yang dilakukan oleh sebuah emiten. Meskipun jumlah saham yang dimiliki investor bertambah, nilai total investasi tetap tidak berubah. Tidak jarang, stock split menarik perhatian investor karena bisa berdampak pada pergerakan harga saham. Sebagai contoh, pada Januari 2025 perusahaan kontraktor batu bara PT […]
Key Takeaways: Langkah pemerintah untuk mendorong transformasi ekonomi nasional kini mulai terealisasi melalui peran aktif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga yang baru dibentuk pada awal 2024 ini telah menyalurkan pendanaan ke sejumlah perusahaan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas sejumlah langkah strategis yang tengah dijalankan […]
Key Takeaways: Memasuki semester II-2025, pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Sebanyak tujuh perusahaan dari berbagai sektor akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Juli 2025, membuka peluang investasi di sektor-sektor strategis seperti alat kesehatan, logistik, angkutan laut, edukasi, hingga distribusi produk telekomunikasi. Dalam artikel […]
Key Takeaways: Di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil, pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kekhawatiran pasar. Trump mengisyaratkan tidak akan memperpanjang jeda tarif impor yang dijadwalkan berakhir pada 9 Juli 2025. Keputusan ini dinilai berpotensi memicu ketegangan perdagangan dan berdampak terhadap perekonomian negara-negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Dalam […]