Hai, Sobat Makmur! Ada banyak fenomena dan istilah dalam pasar modal. Selain window dressing, salah satu fenomena yang biasa terjadi adalah January Effect. Fenomena ini biasanya terjadi di awal tahun dan menjadi fenomena yang ditunggu oleh investor. Pertanyaannya, setelah window dressing nihil terjadi di akhir tahun lalu, apakah January Effect berpotensi terjadi tahun ini? Dalam artikel kali ini, Makmur akan membahas potensi terjadinya January Effect di awal tahun ini. Yuk, disimak!
Sebelum masuk ke pembahasan inti, ada baiknya Sobat Makmur mengetahui terlebih dahulu apa itu January Effect. Melansir CNBC Indonesia, January Effect atau Efek Januari merupakan istilah yang merujuk pada kecenderungan pasar saham akan naik selama bulan Januari. Fenomena musiman ini pertama kali diamati oleh bankir investasi Sidney B. Wachtel pada 1942.
Pada bulan ini, para investor saham biasanya mengharapkan keuntungan di pasar saham dari musim January Effect. Sebab, di awal tahun biasanya banyak investor hingga lembaga/institusi yang mulai mengatur keuangannya kembali. Selain itu, investor juga menggunakan bonus, tunjangan, dan dividen yang mereka dapatkan di akhir tahun untuk masuk lagi ke market pada Januari. Penjelasan lainnya, fenomena January Effect pada pasar saham sering kali dikaitkan dengan teori psikologis. Investor cenderung merasa antusias untuk memulai investasi baru di awal tahun, terutama setelah melewati periode liburan di akhir tahun.
Untuk diketahui, sebelum terjadinya January Effect di awal tahun, terdapat fenomena window dressing yang biasa terjadi di akhir tahun. Window dressing adalah istilah dalam dunia keuangan yang merujuk pada praktik yang dilakukan oleh perusahaan atau Manajer Investasi (MI) untuk mempercantik laporan keuangan atau portofolio investasi reksa dana. Dalam praktiknya, MI kemungkinan akan menjual aset (dalam hal ini saham) yang berkinerja buruk dan membeli aset yang sedang naik menjelang akhir tahun. Aksi ini akan memberikan kesan bahwa portofolio investasi dikelola dengan baik, meskipun perubahan tersebut hanya bersifat semu dan mungkin tidak mencerminkan strategi investasi yang sebenarnya. Ada pun saham yang biasanya menjadi incaran untuk melakukan window dressing adalah saham-saham unggulan seperti saham perusahaan blue chips atau saham yang tergabung dalam indeks utama Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti Indeks LQ45, IDX30, dan IDX80.
Akan tetapi, nyatanya window dressing tidak terjadi pada tahun 2024. Window dressing yang digadang-gadang terjadi di akhir tahun justru tidak tampak hilalnya, dimana sepanjang Desember 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah melemah hingga 1,67%. Hal ini membawa penurunan IHSG sebesar 2,65% sepanjang tahun lalu.
Akan tetapi, Sobat Makmur jangan khawatir. Sebab, January Effect tahun ini bisa saja terjadi. Dengan tidak terjadinya window dressing di akhir tahun lalu, realokasi investasi di akhir tahun lalu kemungkinan akan kembali bergeser ke awal tahun 2025. Investor berpeluang mengakumulasi saham-saham yang sudah turun dalam sepanjang tahun lalu dan berada di bawah nilai wajarnya (undervalued). Investor akan mengakumulasi terutama saham-saham blue chips seperti saham big 4 bank yang sempat mengalami kejatuhan dalam dan capital outflow seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Namun, January Effect juga bisa terjadi pada saham apa saja, seperti saham-saham lapis kedua dan lapis ketiga. Kondisi ini berpotensi mengerek pergerakan IHSG bulan Januari.
Meski demikian, Sobat Makmur sebaiknya tetap berfokus pada analisis fundamental perusahaan, seperti pendapatan, laba bersih, rasio keuangan, dan prospek bisnis jangka panjang. Kamu juga bisa membandingkan nilai intrinsik suatu saham dan membandingkannya dengan saham perusahaan sejenis (peers). Misal, kamu dapat mencermati aspek price to earnings (PE) ratio hingga price to book value (PBV) ratio.
Mengingat harga saham cenderung menguat saat January Effect, memilih reksa reksa dana saham saat January Effect bisa menjadi pilihan yang tepat bagi Sobat Makmur. Saat January Effect terjadi, harga saham-saham unggulan cenderung menguat seiring aksi manajer investasi yang mempercantik portofolio mereka. Jika kamu membeli reksa dana saham yang didominasi saham-saham unggulan pada waktu yang tepat, kemungkinan kamu dapat meraup potensi keuntungan dari January Effect.
Beberapa reksa dana saham yang bisa kamu cermati antara lain:
Jika kamu berinvestasi di reksa dana saham, kamu tidak perlu repot untuk mengamati fluktuasi harga saham. Sebab, MI akan mengelola danamu dengan profesional untuk menghasilkan return yang optimal. Kamu hanya perlu untuk mengecek secara berkala perkembangan dari portofolio investasi di reksa dana saham yang kamu beli. Hal ini berbeda jika kamu membeli saham secara langsung, dimana kamu harus langsung mencermati pergerakan saham di pasar untuk bisa mendapat keuntungan yang maksimal.Akan tetapi, perlu diingat bahwa setelah periode January Effect berakhir, harga saham yang telah meningkat kemungkinan berpotensi mengalami penurunan. Oleh karena itu, penting bagi Sobat Makmur untuk memilih reksa dana yang memiliki rekam jejak pengelolaan yang baik dan fokus pada kinerja jangka panjang.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo New Year Investment, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Memahami jenis saham merupakan langkah awal yang penting sebelum Anda menempatkan modal. Salah satu kategori saham yang menarik bagi investor adalah saham cyclical. Saham jenis ini memiliki karakteristik yang cenderung bergerak mengikuti siklus ekonomi. Ketika ekonomi tumbuh, nilainya meningkat signifikan. Namun, saat terjadi perlambatan ekonomi, harganya dapat turun cukup dalam. Oleh karena itu, […]
Key Takeaways: Rotasi sektor adalah strategi investasi yang dilakukan dengan cara memindahkan alokasi portofolio dari satu sektor saham ke sektor lain sesuai perubahan siklus ekonomi. Anda perlu memahami kapan suatu sektor mulai menguat dan kapan sektor lain memasuki fase pelemahan. Dengan membaca momentum ini, Anda dapat meningkatkan peluang imbal hasil serta mengurangi risiko penurunan nilai […]
Key Takeaways: Dalam dunia investasi dan keuangan, pemahaman terhadap berbagai indikator pasar merupakan hal yang krusial. Salah satu indikator penting yang sering dijadikan acuan para investor profesional maupun analis ekonomi adalah yield curve atau kurva imbal hasil. Meskipun tampak teknis, memahami yield curve dapat membantu Anda dalam membuat keputusan investasi yang lebih cermat dan strategis. […]
Sebagai instrumen investasi yang relatif stabil, reksa dana pendapatan tetap (RDPT) menjadi salah satu pilihan utama investor di Indonesia. Hal ini tercermin dari Asset Under Management (AUM) yang mencapai Rp207,9 triliun per September 2025, tertinggi di antara jenis reksa dana lainnya. Untuk memastikan kualitas reksa dana, Makmur menyeleksi RDPT dari Manajer Investasi (MI) bereputasi baik, […]
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan instrumen investasi dengan risiko relatif rendah dan likuid, sehingga cocok untuk berbagai profil investor. Reksa dana ini 100% dialokasikan ke instrumen pasar uang seperti deposito berjangka dan obligasi yang memiliki jatuh tempo < 1 tahun. Oleh karena itu, RDPU ideal untuk tujuan investasi jangka pendek, menawarkan potensi imbal hasil […]
Reksa dana campuran merupakan instrumen investasi yang mengalokasikan dana pada instrumen saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, dengan masing-masing aset tidak melebihi 79% dari total portofolio. Diversifikasi ini memberikan keseimbangan antara potensi pertumbuhan dan stabilitas, sehingga cocok bagi investor dengan profil risiko moderat dan tujuan investasi jangka menengah hingga panjang. Makmur menyeleksi reksa dana campuran […]