Artikel

Kredit Perbankan Masih Melambat di Tengah Pelonggaran BI Rate, Investor Dapat Cermati Strategi Ini

author
Content Management
author
28 Juli 2025
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Key Takeaways:

  • Meski suku bunga acuan telah turun 75 bps sejak awal tahun, pertumbuhan kredit perbankan masih melambat.
  • Hambatan non-moneter menjadi faktor struktural yang menahan penyaluran kredit.
  • Ruang pelonggaran suku bunga masih terbuka, namun efektivitasnya bergantung pada kebijakan fiskal.
  • Di tengah melambatnya pertumbuhan kredit, strategi defensif seperti Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) dapat dipertimbangkan.

Pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sejak awal tahun belum sepenuhnya memberikan dampak nyata ke sektor riil. Di tengah kondisi global yang belum sepenuhnya pulih, upaya bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik masih menghadapi tantangan struktural, termasuk lemahnya permintaan kredit dan daya beli yang belum sepenuhnya pulih. Dalam artikel ini, Makmur akan membahas bagaimana kombinasi kebijakan moneter dan perkembangan pasar global mempengaruhi peluang investasi, serta strategi alokasi aset yang dapat dipertimbangkan oleh investor.

Pelonggaran BI Belum Mampu mendorong Kredit Secara Signifikan

Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebesar total 75 basis poin (bps) sejak awal 2025. Pemangkasan dilakukan secara bertahap, 25 bps pada Januari menjadi 6%, 25 bps pada Mei menjadi 5,5%, dan 25 bps pada Juli menjadi 5,25%. Selain itu, BI juga secara aktif menurunkan outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk melonggarkan likuiditas di pasar.

Namun, pelonggaran kebijakan moneter oleh BI belum cukup efektif dalam mendorong pertumbuhan kredit. Data per Juni 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 7,6% secara tahunan (year-on-year/yoy), melambat dibandingkan 9,6% yoy pada Januari 2025. Ini mengindikasikan bahwa meskipun kondisi likuiditas lebih longgar, permintaan kredit dari sektor riil belum sepenuhnya pulih.

Fiskal Strategis Diperlukan untuk Maksimalkan Efek Pelonggaran BI Rate

Sejumlah ekonom menilai bahwa pelonggaran moneter belum sepenuhnya berdampak ke sektor riil karena masih ada hambatan struktural non-moneter, seperti ketidakpastian regulasi, kurangnya sinergi kebijakan lintas sektor, serta minimnya kejelasan arah pembangunan jangka panjang. Faktor-faktor ini membuat pelaku industri belum terdorong untuk melakukan ekspansi, meskipun biaya pendanaan telah menurun.

Oleh karena itu, pelonggaran moneter perlu ditopang oleh kebijakan fiskal yang lebih responsif dan tepat sasaran. Ketika belanja pemerintah, terutama belanja modal dan program padat karya, mulai terealisasi secara signifikan, permintaan terhadap barang, jasa, dan pembiayaan pun diperkirakan akan meningkat.

Beberapa analis memperkirakan bahwa dengan stimulus fiskal yang lebih konkret, seperti percepatan proyek infrastruktur serta insentif fiskal untuk sektor produktif, akan tercipta iklim usaha yang lebih kondusif bagi ekspansi industri. Pada akhirnya, hal ini akan membuka ruang yang lebih besar bagi penyaluran kredit secara produktif oleh perbankan.

Sementara itu, BI sendiri dinilai masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sekali lagi dalam sisa tahun ini. Namun efektivitas kebijakan ini sangat tergantung pada momentum fiskal dan realisasi program-program pemerintah, khususnya pada semester II-2025.

RDPT Menjadi Pilihan di Tengah Melambatnya Pemulihan Ekonomi

Dalam situasi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil, investor perlu lebih cermat dalam mengelola portofolio. Pendekatan defensif dapat menjadi pilihan, khususnya melalui instrumen yang relatif stabil namun tetap menawarkan potensi imbal hasil atraktif.

Salah satu instrumen yang dapat dipertimbangkan adalah reksa dana pendapatan tetap (RDPT), yang mayoritas alokasinya ditempatkan pada obligasi baik obligasi atau sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah maupun korporasi. Di tengah tren penurunan suku bunga, harga obligasi cenderung naik, sehingga RDPT berpeluang memperoleh keuntungan dari capital gain maupun kupon. Selain itu, beberapa RDPT juga membagikan dividen, yang dapat menjadi sumber arus kas tambahan bagi investor.

Di samping itu, RDPT sesuai bagi investor dengan profil risiko moderat hingga konservatif, yang mengutamakan kestabilan imbal hasil. Instrumen ini juga dapat menjadi pilihan sementara yang tepat bagi investor yang masih menanti momentum pemulihan ekonomi sebelum kembali masuk ke aset berisiko lebih tinggi seperti saham.

Misalnya, Anda berinvestasi di Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A dengan dana awal sebesar Rp30.000.000, dengan return 1Y sebesar 9,14% dan rutin investasi Rp3.000.000/bulan, maka dalam 3 tahun, total investasi anda menjadi Rp155.198.067 (data per 27 Juli 2025).
*Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil masa mendatang.

Itulah pembahasan mengenai perlambatan pertumbuhan kredit perbankan di tengah pelonggaran moneter BI yang progresif, serta strategi investasi yang dapat dipertimbangkan. RDPT dapat menjadi pilihan yang menawarkan keseimbangan antara risiko dan imbal hasil, sekaligus memanfaatkan peluang dari tren penurunan suku bunga.


Di Makmur, Anda juga dapat memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Anda dapat memilih dan membeli reksa dana dengan memanfaatkan promo seperti promo Juicy July dan promo Semua Bisa Makmur.

Link: Promo-Promo di Makmur

Unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan berikan ulasan mengenai pengalaman investasi Anda di Makmur.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, Anda juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Anda juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link di bawah ini:

Website: Makmur.id


Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Lia Andani

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Mengenal Teori Portofolio Optimal Markowitz dan Cara Penerapannya

Key Takeaways: Risiko dan imbal hasil merupakan dua faktor yang dipertimbangkan saat berinvestasi. Untuk membantu Anda dalam menyeimbangkan dua elemen tersebut, lahirlah berbagai teori dan pendekatan analisis portofolio. Salah satu yang paling berpengaruh adalah teori portofolio optimal yang dikembangkan oleh Harry Markowitz. Ia meraih penghargaan Nobel Ekonomi pada tahun 1990 atas kontribusinya dalam mengembangkan teori […]

author
Content Management
calendar
08 Desember 2025
Artikel

Memahami Konsep Net Present Value Sebagai Dasar Analisis Investasi Saham

Key Takeaways: Ketika berinvestasi saham, pengambilan keputusan yang bijak memerlukan pendekatan berbasis data dan analisis yang mendalam. Maka dari itu, konsep Net Present Value (NPV) digunakan investor untuk menilai apakah sebuah investasi menguntungkan atau tidak, dengan cara menghitung seluruh arus kas di masa depan, lalu mengubahnya ke nilai saat ini. Dengan memahami konsep ini, Anda […]

author
Content Management
calendar
05 Desember 2025
Artikel

Cara Mengatur Strategi Investasi Saham dengan Risk Reward Ratio yang Ideal

Key Takeaways: Investor seringkali dihadapkan pada pilihan yang memiliki risiko ketika berinvestasi saham. Untuk mengantisipasi hal ini, Anda perlu menerapkan risk reward ratio (RR) sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih bijak. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh para trader dan investor profesional seperti Van K. Tharp, yang dikenal sebagai salah satu ahli […]

author
Content Management
calendar
04 Desember 2025
Artikel

Cara Akurat Mengukur Downside Risk dan Menghitung Drawdown Maksimum Portofolio Investasi

Key Takeaways: Dalam berinvestasi, portofolio Anda mungkin pernah mengalami fase naik dan turun, fluktuasi ini merupakan bagian dari dinamika pasar dan di sinilah perhitungan downside risk berperan penting, karena dengan mengukurnya Anda dapat lebih siap dalam menghadapi potensi kerugian yang akan terjadi kembali di masa depan.  Selain downside risk, ada pula indikator penting lainnya yang […]

author
Content Management
calendar
03 Desember 2025
Artikel

Product Review: Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

Key Takeaways: Tren penurunan suku bunga sepanjang 2025 menjadi salah satu katalis utama yang memperkuat optimisme di pasar pendapatan tetap. Setelah melakukan pemangkasan pertama pada September, The Fed diperkirakan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada Desember 2025. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 125 bps sejak awal […]

author
Content Management
calendar
02 Desember 2025
Artikel

Mengenal Rasio Treynor dan Cara Menggunakannya dalam Berinvestasi

Key Takeaways: Rasio Treynor adalah salah satu metode yang digunakan oleh investor untuk mengukur kinerja investasi dengan memperhitungkan risiko. Rasio ini pertama kali diperkenalkan oleh Jack Treynor, seorang ahli teori keuangan yang berperan penting dalam pengembangan model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Rasio Treynor dipakai oleh investor yang ingin mengevaluasi apakah suatu portofolio investasi memberikan […]

author
Content Management
calendar
01 Desember 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.