Hai, Sobat Makmur! Dalam berinvestasi, kamu pasti memiliki target atau tujuan yang dipasang. Untuk memastikan apakah kinerja portofolio masih sesuai (inline) dengan tujuan, kamu harus melakukan evaluasi portofolio. Dalam artikel ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenal pentingnya evaluasi portofolio dan cara melakukan evaluasi portofolio. Yuk, disimak!
Evaluasi portofolio investasi adalah proses menilai kinerja dari sekumpulan aset investasi yang kamu miliki. Tujuan dari evaluasi portofolio adalah untuk melihat apakah investasi yang Sobat Makmur lakukan sudah sesuai dengan tujuan keuangan yang ditetapkan. Melalui evaluasi, kamu bisa mengetahui apakah investasimu memberikan keuntungan yang diharapkan, apakah risiko yang diambil sudah terukur dan sesuai dengan profil risiko, dan apakah alokasi aset dari portofoliomu sudah seimbang.
Ini artinya, evaluasi portofolio harus dilakukan secara berkala, tergantung dari horizon waktu yang ditentukan sebelumnya. Biasnya, evaluasi portofolio dilakukan di akhir tahun untuk melihat sejauh mana investasi kamu tumbuh dalam 1 tahun terakhir. Selain itu, dengan melakukan evaluasi secara berkala, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih baik di masa depan. Misalnya, kamu bisa mengetahui aset mana yang perlu ditambah atau dikurangi, strategi investasi mana yang perlu disesuaikan, atau bahkan mencari tahu apakah ada investasi baru yang lebih potensial. Intinya, evaluasi portofolio adalah langkah penting untuk memastikan bahwa investasi yang Sobat Makmur lakukan tetap berada di jalur yang benar.
Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengevaluasi kinerja portofolio.
1. Bandingkan Return dengan target Investasi
Cara paling mudah untuk melakukan evaluasi portofolio adalah dengan membandingkan actual return investasimu saat ini dengan target atau tujuan investasi. Pendekatan ini membantu kamu menilai sejauh mana portofolio milikmu berhasil mencapai tujuan finansial yang spesifik. Sebelum melakukan evaluasi, pastinya kamu harus menentukan terlebih dahulu target investasi yang akan kamu capai tahun ini, biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (misal 8% per tahun) atau dalam bentuk jangka Panjang (misalnya akumulasi dana untuk pensiun atau pendidikan dalam waktu 10 tahun).
Langkah pertama dalam evaluasi ini adalah menghitung return aktual portofolio selama periode tertentu, misalnya return dalam satu tahun. Return ini mencakup keuntungan dari capital gain, pendapatan tambahan dari dividen, atau pendapatan dari bunga. Kemudian, bandingkan return aktual tersebut dengan target investasi yang telah kamu tetapkan. Jika return aktual lebih tinggi dari target, artinya portofolio yang kamu miliki telah bekerja dengan baik. Sebaliknya, jika return aktual lebih rendah, artinya portofoliomu bekerja kurang prima. Jika hal ini terjadi, kamu perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab portofoliomu bekerja kurang maksimal, seperti alokasi aset yang kurang optimal atau perubahan kondisi pasar
2. Bandingkan Kinerja Portofolio dengan Benchmark
Salah satu cara lain untuk mengevaluasi portofolio adalah dengan membandingkan kinerja portofoliomu dengan benchmark yang relevan. Benchmark adalah tolok ukur atau standar yang digunakan untuk membandingkan kinerja suatu portofolio investasi. Misal, jika kamu berinvestasi saham, benchmark yang umum digunakan adalah indeks pasar saham seperti indeks-indeks unggulan buatan Bursa Efek Indonesia yakni LQ45, IDX30, atau IDX80. Jika kamu berinvestasi di pasar saham Amerika Serikat misalnya, kamu bisa menjadikan indeks S&P 500 sebagai benchmark.
Jika kamu berinvestasi reksa dana, benchmark yang digunakan untuk setiap jenis reksa dana berbeda-beda. Untuk reksa dana saham, salah satu benchmark yang digunakan adalah Index Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Misal kamu berinvestasi reksa dana saham, maka benchmark yang dipakai adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, ada pula beberapa reksa dana yang menggunakan indeks tertentu seperti LQ45.
Untuk reksa dana pendapatan tetap, benchmark yang digunakan adalah indeks obligasi. Indeks obligasi yang digunakan bisa bermacam-macam, seperti Infovesta Fixed Income Fund Index (IFIF) dan Infovesta Sharia Fixed Income Fund Index untuk reksa dana berbasis syariah. Salah satu indeks yang sering digunakan sebagai benchmark reksa dana pendapatan tetap adalah indeks obligasi yang dikembangkan oleh PT Infovesta Utama.
Untuk reksa dana pasar uang, benchmark yang digunakan adalah rata-rata bunga deposito. Sedangkan reksa dana campuran menggunakan benchmark kombinasi antara indeks saham, indeks obligasi, maupun bunga deposito, dimana benchmark yang digunakan tergantung dari komposisi top holding dan strategi pengelolaan reksa dana.
Dengan membandingkan kinerja portofolio dengan benchmark, kamu bisa melihat apakah portofolio kamu berhasil mengungguli pasar atau tidak. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa efektif strategi investasi yang kamu pilih, apakah investasi kamu sudah sesuai dengan ekspektasi atau perlu ada penyesuaian.
3. Evaluasi dengan Metode Risk and Reward
Dalam dunia investasi, risk and reward adalah konsep dasar yang menggambarkan hubungan antara tingkat risiko yang diambil dengan potensi imbal hasil (reward) yang diharapkan. Risiko yang dimaksud adalah kemungkinan kerugian yang mungkin terjadi karena berbagai faktor, seperti fluktuasi pasar, kegagalan perusahaan, atau kondisi ekonomi global. Sementara reward adalah keuntungan yang diharapkan dari investasi. Reward bisa berupa capital gain yakni kenaikan nilai aset dari harga beli ke harga jual serta berupa dividen atau bunga yakni penghasilan tambahan dari investasi saham atau obligasi.
Evaluasi portofolio dengan metode risk-reward bertujuan untuk menilai seberapa efektif portofolio menghasilkan imbal hasil (reward) dibandingkan dengan risiko yang diambil. Dalam hal ini, kamu bisa mengevaluasi konsep risk and reward sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasimu. Misal, kamu berencana berinvestasi saham dengan tujuan membeli gadget baru di akhir tahun. Namun, sepanjang tahun ini sentimen di pasar saham kurang kondusif (seperti adanya konflik geopolitik, ketidakpastian ekonomi, dan pandemi baru) yang menurut kamu cukup menantang bagi instrumen saham. Dengan metode risk-reward, kamu bisa menilai seberapa efektif portofolio menghasilkan return dibandingkan dengan risiko yang bisa terjadi.
Nah Sobat Makmur, itu dia penjelasan pentingnya melakukan evaluasi portofolio dan langkah untuk melakukan portofolio. Tentunya artikel ini akan bermanfaat bagi kamu yang ingin melakukan evaluasi portofolio menjelang akhir tahun.
Selain menerapkan strategi dan evaluasi yang tepat, tentunya kamu juga harus memilih instrumen investasi yang tepat dan sesuai. Salah satu instrumen investasi yang bisa kamu cermati adalah reksa dana. Dana milikmu akan dikelola secara otomatis dan profesional oleh Manajer Investasi (MI). Tentu, reksa dana menjadi pilihan yang cocok bagi Sobat Makmur untuk menghadapi ketidakpastian pasar di 2025.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo November Growth, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Key Takeaways: Dana darurat merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan keuangan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Fungsinya adalah untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau keadaan darurat lainnya. Idealnya, dana darurat disarankan berjumlah antara tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan Anda, tergantung pada kondisi pribadi dan tingkat risiko yang Anda […]
Key Takeaways: Di tengah ketidakpastian global, kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menjadi sorotan pasar. Trump secara resmi mengonfirmasi telah menandatangani surat berisi pemberlakuan tarif ekspor terhadap 12 negara mitra dagang. Surat tersebut dijadwalkan dikirim hari ini, Senin (7/7), dan menjadi penanda berakhirnya masa negosiasi tarif yang diberikan AS sejak April lalu. […]
Key Takeaways: Stock split atau pemecahan jumlah saham merupakan salah satu tindakan korporasi yang dilakukan oleh sebuah emiten. Meskipun jumlah saham yang dimiliki investor bertambah, nilai total investasi tetap tidak berubah. Tidak jarang, stock split menarik perhatian investor karena bisa berdampak pada pergerakan harga saham. Sebagai contoh, pada Januari 2025 perusahaan kontraktor batu bara PT […]
Key Takeaways: Langkah pemerintah untuk mendorong transformasi ekonomi nasional kini mulai terealisasi melalui peran aktif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga yang baru dibentuk pada awal 2024 ini telah menyalurkan pendanaan ke sejumlah perusahaan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas sejumlah langkah strategis yang tengah dijalankan […]
Key Takeaways: Memasuki semester II-2025, pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Sebanyak tujuh perusahaan dari berbagai sektor akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Juli 2025, membuka peluang investasi di sektor-sektor strategis seperti alat kesehatan, logistik, angkutan laut, edukasi, hingga distribusi produk telekomunikasi. Dalam artikel […]
Key Takeaways: Di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil, pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kekhawatiran pasar. Trump mengisyaratkan tidak akan memperpanjang jeda tarif impor yang dijadwalkan berakhir pada 9 Juli 2025. Keputusan ini dinilai berpotensi memicu ketegangan perdagangan dan berdampak terhadap perekonomian negara-negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Dalam […]