Apakah kamu sedang memiliki keinginan untuk beli barang impian? Apakah itu gadget, kendaraan atau lainnya. Biasanya yang membuat galau adalah harus memilih untuk membeli dengan mempersiapkan tabungan atau menggunakan kartu kredit.
Setiap pilihan pasti ada plus minusnya. Namun, kembali lagi dengan keputusanmu saat ingin mengeluarkan uang untuk membayarnya.
Kira-kira mana yang kamu pilih dengan nabung reksadana atau menggunakan kartu kredit?
Baca Juga: Top 3 Reksadana Kinerja 1 Tahun, Adakah Pilihanmu?
Ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk mengelola uang sebelum membeli barang. Berikut yang harus kamu perhatikan:
Sebelum ingin membeli barang yang baru kamu wajib untuk menghitung pemasukan dan pengeluaranmu setiap bulan. Jangan sampai kamu membeli barang yang tidak sanggup kamu bayar.
Jika dirasa pengeluaranmu masih kurang, kamu bisa mulai mencari pemasukan tambahan dengan berbagai cara. Bisa jual jasa atau barang yang kamu buat. Pemasukan yang lebih besar akan membantumu untuk dapat membeli barang yang kamu inginkan lebih cepat.
Sebelum membeli barang kamu bisa membuat skala prioritas terlebih dahulu. Apakah barang impianmu termasuk skala prioritas yang penting atau bukan. Dengan menyusun skala prioritas maka kamu dapat mengatur anggaran keuanganmu untuk membeli barang tersebut.
Setelah menyiapkan pemasukan pengeluaran dan skala prioritas kamu bisa memilih cara pembayaran yang bisa kamu lakukan.
Kamu dapat menabung terlebih dahulu atau menggunakan kartu kredit. Jika barang yang kamu impikan sangat dibutuhkan dan dapat mengganggu aktivitasmu sehari-hari maka kartu kredit bisa menjadi solusi.
Namun, jika kamu membeli barang yang masih memiliki waktu tunggu (tidak segera) kamu bisa memilih untuk menabung.
Salah satu cara menabung yang bisa buat kamu untuk segera mencapai barang impianmu salah satunya dengan menabung di Reksa Dana.
Contoh:
Kamu ingin membeli Iphone 14 dengan harga Rp 20 juta. Kemudian kamu menyiapkan waktu setahun untuk membelinya dengan membeli Reksa Dana di aplikasi Makmur.
Kamu dapat membeli Reksa Dana Pasar Uang karena memiliki tujuan keuangan tidak lebih dari 1 tahun. Pilih Reksa Dana Pasar Uang dan rutin investasi setiap bulan agar dapat segera terkumpul. Kamu bisa mendapatkan keuntungan kurang lebih 3-5% dalam setahun dari Reksa Dana Pasar Uang,
Dengan memilih berinvestasi maka kamu akan mendapatkan keuntungan dari hasil investasi Reksa Dana. Jika kamu memilih menggunakan kartu kredit kamu akan mengeluarkan uang lebih banyak akibat bunga kartu kredit yang harus kamu bayarkan.
Jadi kamu pilih yang mana?
DISCLAIMER:
Artikel ini ditujukan untuk informasi umum saja dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi atau menawarkan untuk berinvestasi Reksa Dana di Makmur. Investasi melalui Reksa Dana mungkin mengandung beberapa risiko, calon investor diwajibkan untuk membaca dan memahami Prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Reksa Dana dan performa sebuah Reksa Dana tidak mencerminkan kinerja yang akan datang.
Yuk mulailah berinvestasi di aplikasi yang Aman & Legal seperti Makmur, karena PT Inovasi Finansial Teknologi (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain kamu dapat berinvestasi Reksa Dana, kamu juga bisa mendapatkan berbagai bonus investasi melalui promo-promo menarik dari Makmur. Yuk mulai perjalanan investasimu bersama Makmur dan temukan berbagai Reksa Dana terbaik dari Manajer Investasi pilihan.
Link: Promo-Promo Makmur
Yuk unduh Makmur melalui link dibawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Website: Makmur.id
Key Takeaways: Langkah pemerintah untuk mendorong transformasi ekonomi nasional kini mulai terealisasi melalui peran aktif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga yang baru dibentuk pada awal 2024 ini telah menyalurkan pendanaan ke sejumlah perusahaan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam artikel ini, Makmur akan membahas sejumlah langkah strategis yang tengah dijalankan […]
Key Takeaways: Memasuki semester II-2025, pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Sebanyak tujuh perusahaan dari berbagai sektor akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Juli 2025, membuka peluang investasi di sektor-sektor strategis seperti alat kesehatan, logistik, angkutan laut, edukasi, hingga distribusi produk telekomunikasi. Dalam artikel […]
Key Takeaways: Di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil, pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kekhawatiran pasar. Trump mengisyaratkan tidak akan memperpanjang jeda tarif impor yang dijadwalkan berakhir pada 9 Juli 2025. Keputusan ini dinilai berpotensi memicu ketegangan perdagangan dan berdampak terhadap perekonomian negara-negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Dalam […]
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri keuangan syariah, termasuk di sektor pasar modal. Salah satu produk investasi syariah yang terus berkembang adalah reksa dana syariah, yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah, bebas dari unsur riba dan spekulasi. Berdasarkan data Infovesta per 24 juni 2025, total dana kelolaan […]
Key Takeaways: Salah satu pendekatan yang cukup populer di kalangan investor adalah dengan menggunakan pendekatan analisis fundamental. Analisis ini salah satunya dapat digunakan digunakan untuk menemukan saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, atau yang sering disebut saham undervalue. Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai valuasi saham adalah Price Earning Ratio (PER). PER mengukur […]
Key Takeaways: Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering / IPO) dari perusahaan strategis. Salah satu emiten yang tengah menarik perhatian investor adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha Grup Chandra Asri (TPIA), yang akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 08 Juli 2025. […]