Hai Sobat Makmur! Buat para investor pemula, reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan finansial di masa depan. Berbagai jenis reksa dana sering kali kita dengar, seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Tapi tahukah kamu, bahwa ada reksa dana yang berjenis USD. Kali ini kita akan mengulas hal tersebut lebih jauh lagi. Mari simak bersama!
Reksa dana USD merupakan jenis reksa dana yang investasinya berbasis mata uang dolar Amerika Serikat (USD). Artinya, dana yang diinvestasikan oleh kamu akan digunakan untuk membeli instrumen-instrumen investasi yang berdenominasi dalam USD, seperti obligasi pemerintah AS, saham perusahaan AS, dan instrumen lainnya yang dinilai dalam USD. Untuk pembelian reksa dana USD di aplikasi Makmur, investor wajib menggunakan mata uang USD.
Perbedaan antara reksa dana berbasis rupiah dan berbasis USD, bahwa harga reksa dana yang tercermin dari nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan reksa dana rupiah dimulai dari Rp1.000, sedangkan reksa dana berbasis USD dimulai dari USD1. Sebagai contoh, kamu bisa melihat penjelasan NAB tersebut dari prospektus salah satu reksa dana di aplikasi Makmur yaitu Principal Islamic Asia Pacific Equity Syariah per Maret 2024.
Terdapat dua sisi untuk memahami reksa dana USD ini, berikut penjelasannya:
Sisi positif terhadap exposure ke instrumen investasi berbasis USD yaitu dalam hal diversifikasi portofolio yang lebih luas. Ini membuat kamu dapat memperoleh akses ke berbagai instrumen investasi berbasis USD seperti saham perusahaan multinasional. Sebagai contoh, beberapa investasi utama dari reksa dana Principal Islamic Asia Pacific Equity Syariah merupakan perusahaan besar seperti Microsoft Corp, Samsung Electronics CO. LTD, dan perusahaan lain yang bisa kamu lihat di dalam fund fact sheetnya.
Kemudian, ketika kamu membeli reksa dana berbasis USD yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan besar, kamu berpotensi mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan dan performa perusahaan-perusahaan tersebut di pasar global.
Selain itu, sisi positif lainnya adalah ketika kamu berinvestasi reksa dana berbasis USD, nilai investasimu tidak mudah tergerus pelemahan mata uang rupiah. Sebagai contoh, bila kamu membeli reksa dana berbasis rupiah, potensi keuntunganmu dapat dihitung berdasarkan pertumbuhan kinerja reksa dana yang tercermin pada peningkatan harga NAB/UP dan juga keuntungan dari pembagian dividen. Namun, pada reksa dana berbasis USD, nilai tukar rupiah juga bisa berpengaruh ketika kamu ingin menukar mata uang USD yang dimiliki dari hasil investasi ke dalam mata uang rupiah.
Sebagai contoh, kamu berinvestasi reksa dana saham berbasis USD Principal Islamic Asia Pacific Equity Syariah sebesar USD10.000 pada 31 Oktober 2023 dengan harga NAB/UP sebesar USD0,8831 dan nilai rupiah saat itu Rp15.884 per USD.
Kemudian pada tanggal 2 Juli 2024, kamu menjual reksa dana tersebut dengan harga NAB/UP sebesar USD0,9864 dan mendapatkan profit 11,7%. Kemudian dana investasimu dari USD10.000 menjadi USD11.170. Bila kamu mencairkan dana investasimu dalam nilai tukar rupiah yang sama yaitu Rp15.884, maka dana hasil investasimu sebesar Rp177.424.280.
Namun dari tanggal 31 Oktober 2023 hingga 2 Juli 2024, rupiah mengalami pelemahan dari Rp15.884 per USD, menjadi Rp16.396 per USD. Sisi positifnya pada saat kamu berinvestasi di reksa dana berbasis USD yaitu kamu tidak terpengaruh dari pelemahan nilai rupiah, malah bila kamu tukar hasil dana investasimu sebesar USD11.170 ke dalam rupiah dengan nilai per 2 Juli 2024, kamu akan mendapatkan dananya sebesar Rp183.143.320.
Di Indonesia, ketersediaan produk reksa dana USD lebih terbatas dibandingkan dengan reksa dana rupiah. Keterbatasan ini dapat membatasi opsi investasi kamu dan membuat diversifikasi portofolio menjadi lebih sulit. Dengan pilihan yang terbatas, kamu perlu lebih cermat terhadap strategi investasi yang ingin diterapkan agar rencana investasi ke depan sesuai dengan tujuan dan profil risikomu.
Reksa dana USD seringkali menetapkan jumlah minimal investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana rupiah. Minimum investasi yang tinggi ini dapat menjadi penghalang bagi investor ritel yang ingin berinvestasi dalam reksa dana USD. Sebagai contoh, kamu bisa berinvestasi reksa dana di aplikasi Makmur dengan modal minimal USD100 atau setara dengan Rp1.639.600 dengan nilai tukar rupiah Rp16.396 per USD. Di sisi lain, reksa dana rupiah mungkin hanya memerlukan biaya investasi awal sebesar Rp10.000.
Reksa dana berbasis USD seringkali memiliki biaya manajemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana berbasis rupiah. Biaya manajemen yang tinggi ini dapat mengurangi potensi keuntungan yang kamu dapatkan dari investasi. Misalnya, reksa dana berbasis USD pada Principal Islamic Asia Pacific Equity Syariah yang memiliki maksimal biaya manajemen sebesar 2.50% per tahun.
Buat kamu yang penasaran dan mempertimbangkan untuk membeli reksa dana berbasis USD, berikut daftar reksa dana USD di dalam aplikasi Makmur, kamu bisa mengetahui informasi lebih lanjut dari tiap reksa dana dengan cara mengkliknya.
Buat kamu yang belum mengetahui cara membeli reksa dana USD di aplikasi Makmur yang sangat mudah ini, kamu hanya perlu mengikuti langkah berikut:
Atau, kamu bisa mencoba cara lain yang mudah juga seperti ini:
Ada beberapa catatan penting bila kamu mempertimbangkan dan memilih untuk berinvestasi reksa dana USD di aplikasi Makmur, yaitu:
Bila kamu memutuskan untuk berinvestasi reksa dana di aplikasi Makmur, hal yang perlu kamu lakukan adalah menentukan tujuan investasimu dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasimu terlebih dahulu. Setelah itu, baru pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuan dan impian jangka panjangmu.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Ilham Fitriadi Budiarto
Key Takeaways: Pasar saham Indonesia tidak pernah lepas dari pengaruh geopolitik dan ekonomi global. Setiap pergerakan modal asing, baik masuk maupun keluar, sering kali berawal dari acuan yang digunakan investor global dalam menentukan strategi investasinya. Salah satu acuan berpengaruh adalah indeks dari Morgan Stanley Capital International (MSCI). Berbagai Indeks MSCI, khususnya MSCI Indonesia Index, menjadi […]
Key Takeaways: Pada 22 Januari 2025, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan efisiensi anggaran yang diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Berdasarkan data dari Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Pekerjaan Umum, tercatat efisiensi belanja mencapai Rp256,1 triliun untuk Kementerian/Lembaga (K/L) dan Rp50,6 triliun untuk Transfer ke Daerah (TKD). Efisiensi anggaran tersebut juga menekankan […]
Key Takeaways: Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (IPO). PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), bersiap mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 September 2025. EMAS akan menjadi perusahaan ketiga dalam ekosistem Grup Merdeka, setelah PT Merdeka Copper Gold Tbk […]
Key Takeaways: Pemerintah sebagai pengambil kebijakan memiliki berbagai keputusan yang digunakan untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional. Salah satu keputusan ekonomi yang berdampak luas adalah kebijakan perubahan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), karena bisa mempengaruhi aktivitas keuangan masyarakat. Setiap perubahan suku bunga memiliki dampak terhadap konsumsi masyarakat hingga pergerakan nilai tukar rupiah. Dengan […]
Key Takeaways: Investasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan finansial. Namun, tidak semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan satu jenis instrumen. Sebagian tujuan memerlukan strategi jangka panjang dengan orientasi pertumbuhan, sementara sebagian lainnya membutuhkan instrumen jangka pendek yang lebih stabil dan likuid. Agar portofolio Anda seimbang, penentuan porsi antara investasi jangka panjang dan jangka […]
Key Takeaways: Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan hasil optimal dalam jangka panjang. Namun, seperti investasi lainnya, saham juga memiliki risiko. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan melakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi pengelolaan investasi yang bertujuan untuk membagi dana investasi ke dalam berbagai aset investasi yang berbeda. Dalam konteks […]